1) MUSANNADAH
Madzhab-madzhab ini memiliki sanad sampai kepada Rasulullah saw. sehingga kesahihannya terjamin.
2) MUDALLALAH
Madzhab-madzhab ini memiliki landasan argumentasi/dalil. Dalil tersebut tidak hanya dalil disebutkan secara eksplisit saja, namun ada dalil yang implisit.
3) MUASHSHALAH
Madzhab-madzhab ini memiliki metodologi berfikir yang terkodifikasikan dalam kitab-kitab usul fiqh, sehingga sangat tepat dan terukur dalam pengambilan dalil dari Al-Quran dan Sunnah.
4) MAKHDUMAH
Madzhab-madzhab ini dikhidmah oleh ratusan bahkan ribuan ulama setelahnya, dari matan menjadi syarah dan dari syarah melahirkan hasyiyah. Kemudian juga diberi taqrir dan tanbih, serta khidmah ilmiah lainnya. Ini juga memberikan jaminan akan kesahihan pemahaman keagamaan yang ada di dalam mazhab.
5) MUQA’ADAH
Madzhab-madzhab ni memiliki kaedah-kaedah fiqh yang sangat rasional, seperti kitab “Al-Asybah wan Nazoir” karya Imam Suyuti dalam mazhab Syafie, kitab “Al-Asybah wan Nazoir” karya Ibnu Nujaim dalam Mazhab Hanafi, kitab “Ta’sisun Nazor” dalam Mazhab Maliki, dan kitab “Raudhatun Nadhir” dalam mazhab Hanbali.
6) MUMANHAJAH
Madzhab-madzhab ini memiliki manhaj berfikir yang jelas, detail dan tepat.
7) MUTTASIQAH
Madzhab-madzhab ini memiliki tingkat amanah ilmiah yang sangat tinggi dalam menisbatkan sebuah pendapat kepada penuturnya, di dalamnya ada yang dikenal dengan qaul mukharraj dan ada juga yang disebut dengan qaul mansus.
8) MUNFATIHAH
Madzhab-madzhab ini memiliki cara berfikir yang elegan dan terbuka serta sangat toleran. Karena mempunyai kaedah-kaedah usul fiqh dan hal-hal yang bersifat kulli yang masih memungkikan generasi penerusnya untuk mengembangkannya sesuai dengan masalah-masalah kontemporari yang terjadi seiring perkembangan zaman.
(Syeikh Dr. Amru Wardani, Ahli Darul Ifta’ Mesir, dan Pengajar Usul Fiqh di Masjid Al-Azhar)