26.8 C
Jakarta
Array

Mengapa Ibu Tiga Kali Lebih Mulia dari Ayah?

Artikel Trending

Mengapa Ibu Tiga Kali Lebih Mulia dari Ayah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kedudukanibu begitu mulia dalam Islam. Bahkan, sosok ibu mendapat hak kemuliaan yang lebih besar daripada seorang ayah.

Inilah yang ditetapkan oleh Alquran dan disebutkan berulang kali di berbagai surah. Di antaranya sebagaimana tercantum dalam surah Luqman ayat 14:

Ketahanan Keluarga dan Anak Kini Jadi Isu Utama di Negara-Negara Islam. Efek Meghan Markle, Penjualan Set Alat Kaligrafi Jadi Semakin Laris. Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustaz Yusuf Mansur: “Shalawat dan Aksi Keummatan”

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.

Menurut Ar-Rozi “Seorang ibu mengalami tiga fase kepayahan, mulai dari fase kehamilan, kemudian melahirkan, lalu menyusui. Karena itu, ibu berhak mendapatkan kebaikan tiga kali lebih besar dibandingkan ayah.

Seorang sahabat bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, kepada siapakah seharusnya aku harus berbakti pertama kali?”. Nabi memberikan jawaban dengan ucapan “Ibumu” sampai diulangi tiga kali, baru kemudian yang keempat Nabi mengatakan “Ayahmu”

(HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Hal itu karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan saat melahirkan, dan kesulitan ketika menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu.

Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, sementara seorang ayah tidak memilikinya. (Tafsir Al-Qurthubi : 239)

Alquran menggunakan kata “umm”. Karena dari ibu, memancarkan cahaya kesabaran dan kemuliaan pada hari kiamat nanti, karena itu kita diperintahkan untuk memuliakannya di dunia dengan pemuliaan yang mutlak dan tanpa batas. Maka sebagai seorang anak seyogyanya menisbahkan dirinya kepada ibu yang melahirkannya.

Dalam hal ini Nabi Isa AS bisa jadi contoh bagaimana cara bersikap baik terhadap ibunya, Allah SWT berfirman,

وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam : 32)

Dan Alquran mengisahkan tentang bagaimana kemuliaan Maryam ibunda Isa, Allah berfirman,

مَّا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ انظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (QS. Al Maidah : 75)

Berbakti kepada ibu merupakan ibadah yang sangat agung. Dalam sebuah hadits dikisahkan, Ibnu Umar pernah melihat seorang lelaki yang menggendong ibunya di pundaknya selama menjalani seluruh prosesi ibadah haji.

Lelaki itu lalu bertanya kepada Ibnu Umar, ia ingin mengetahui apakah perbuatannya itu sudah bisa membalas kebaikan dari seorang ibu. Ternyata Ibnu Umar menjawab bahwa semua perbuatan lelaki itu bahkan belum mampu untuk membalas satu kali tarikan nafas sang ibu saat melahirkan (HR. Abi Burdah). Kisah tersebut menunjukkan bahwa jasa seorang ibu tak bisa terbalaskan oleh seorang anak.

Maka berbaktilah kepada sang ibu dengan cara memuliakan, menghormati, mematuhi perintah kebaikan, memohon ridhanya, dan melakukan berbagai hal yang terbaik demi kebahagiaan seorang ibu. Demikianlah keutamaan dan kedudukan mulia yang islam berikan kepada sosok ibu.

Selamat hari ibu…….

Ustadz Fauzan Amin, Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru