26.1 C
Jakarta

Mengapa Kita Harus Bangga dengan Merah-Putih?

Artikel Trending

KhazanahOpiniMengapa Kita Harus Bangga dengan Merah-Putih?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bagi sebuah negara bendera merupakan simbol yang keberadaaannya mutlak dibutuhkan. Bendera menjadi wajah pertama sebelum mengenal lebih jauh seluk beluk sebuah negara. Sebagaimana wajah yang selalu dijaga keindahan dan kehormatannya, bendera sebagai simbol negara sudah selayaknya mendapatkan penghormatan dan dijaga sampai kapanpun. Makna kebesaran dan kegagahan juga termuat dalam sebuah bendera. Selama bendera masih berkibar tinggi selama itulah kebesaran suatu negara masih terjunjung rapi.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang membentang luas dari Sumatra hingga Papua, mempunyai bendera yang berwarnakan merah dan putih. Merah diposisikan di atas warna putih. Barangkali semua rakyat Indonesia mengetahui dua makna filosofis bendera pusaka yang populer. Merah berarti berani sedangkan putih adalah suci. Keberanian yang berdasarkan kesucian lebih baik dibanding berani tapi ngawur. Makna kedua dari bendera pusaka adalah merah mewakili warna darah sementara putih adalah warna tulang. Darah dan tulang bersatu-padu mewujudkan raga yang utuh. Namun yang masih menjadi pertanyaan hingga saat ini, siapakah yang memilih kedua warna tersebut sebagai simbol kebesaran Indonesia?

Sejarah mencatat hingga saat ini belum diketemukan siapa yang memilihnya. Hanya saja para pakar sejarah menerka-nerka asal-usul bendera Indonesia yang berwarna merah-putih. Sehingga mereka saling ber-ijtihad menentukan alasan logis pemilihan dua warna; merah-putih. Para sejarawan mencatat warna merah-putih telah digunakan jauh sebelum Indonesia berdiri. Merah-putih telah digunakan sebagai warna panji kerajaan-kerajaan di Nusantara sebut saja Kerajaan Majapahit, Kerajaan Kediri, Kerajaan Badung dan Kerajaan Bugis Bone. Selain itu merah-putih juga menjadi warna bendera peperangan pasukan Sisingamangaraja XII, pasukan Diponegoro saat perang Jawa hingga pasukan Aceh saat perang Aceh. Sementara ada pandangan lain yang mengatakan bahwa merah merupakan lambang tanah dan putih lambang langit. Mengaca pada mitologi Austronesia yang menyatakan bapak bumi dan bunda langit.

BACA JUGA  Urgensi Pendidikan Karakter sebagai Tameng Kontra-Radikalisme Daring

Jika menilik pada referensi Islam, warna merah-putih memiliki kestimewaan tersendiri. Keduanya disebut secara berdampingan dalam al-Quran maupun Sunah. Allah swt telah menyebutkan dua warna tersebut dalam QS Fathir [35]: 27. Meskipun ayat ini konteksnya berbicara tentang kekuasaan Allah swt dalam penciptaan gunung dan ragam warnanya, tapi secara tekstual tersebutkan warna putih-merah secara berdampingan dalam ayat tersebut.

Di samping itu Nabi Besar Muhammad saw juga pernah menyebutkan warna merah-putih secara berbarengan. Dalam riwayat Shahîh Muslim yang berasal dari Tsauban, bahwa Rasulullah saw pernah menyatakan beliau telah diberi oleh Allah swt dua perbendaharaan yang berharga yakni merah dan putih. Maksud dari dua perbendaharaan tersebut adalah emas dan perak, demikian jelas al-Nawawi Syarh-nya. Penafsiran emas-perak ini meneguhkan betapa berharga dan istimewanya warna merah-putih di mata Nabi saw. Selain itu masih ada beberapa riwayat hadis lainnya yang menyebutkan merah-putih beriringan dengan berbagai konteksnya.

Barangkali –jika diperkenankan berhipotesis- para founding father kita terutama dari kalangan religius yang mengusulkan warna merah-putih dengan landasan dan alasan dari al-Quran maupun hadis. Kemudian dikuatkan lagi dengan data historis sebelumnya yang umumnya diusung oleh kalangan nasionalis. Sehingga dari asal-usulnya merah-putih merupakan bendera yang nasionalis-religius. []

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru