Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Sangalu-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi penanganan terorisme di Sulawesi Tengah. Pihaknya menekankan kepada masyarakat agar tidak gentar menghadapi ancaman persebaran paham radikalisme serta aksi-aksi terorisme.
Hal itu diungkapkannya menyusul tewasnya pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora. Pidato pujian dan terimakasih ia juga sampaikan kepda TNI Polri yang telah bertugas dengan baik dan benar dalam rangka memerangi paham radikalisme dan mengamankan masyarakat.
“Saya juga hadir ke sini untuk memberikan apresiasi kepada jajaran Polri dan TNI yang didukung oleh Pemda dalam konteks penanganan aksi kekerasan terorisme, kita tahu beberapa hari lalu ada yang dilumpuhkan,” kata Mendagri dalam keterangan persnya, usai melakukan rapat dengan Gubernur Sulawesi Tengah dan Forkopimda, di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Kota Palu, Jumat 24 September 2021.
Mantan Kapolri itu menegaskan, negara tak menoleransi adanya tindak kekerasan dan kejahatan terorisme.
Apalagi, jika tindakan persuasif tak diindahkan, maka aparat harus bertindak tegas.
“Prinsipnya, kita memang tidak mentolerir adanya aksi kekerasan terorisme,” tegasnya, dilansir dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri, 24 September 2021.
Diketahui, dua DPO MIT Poso, salah satunya yakni Ali Ahmad (Ali Kalora), pemimpin kelompok tersebut, telah berhasil dilumpuhkan.
Pemimpin kelompok tersebut tewas, setelah adanya insiden kontak tembak antara teroris Poso dengan Satgas Madago Raya di daerah pegunungan, Desa Astina, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9/2021).
Menurut Mendagri, tindakan tegas perlu dilakukan terhadap kelompok jaringan teroris yang meresahkan masyarakat.
Tak hanya itu, Mendagri mengatakan, negara tak memberikan ruang kepada kelompok tersebut untuk melancarkan berbagai aksi berbahayanya.
“Saya datang ke sini untuk menyampaikan apresiasi itu, kita, Sulawesi Tengah ini harus bersih dari aksi-aksi terorisme,” pungkas Mendagri.
