33.5 C
Jakarta
Array

Membudayakan (Kembali) Semangat Literasi

Artikel Trending

Membudayakan (Kembali) Semangat Literasi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Salah satu kunci dalam memperoleh pengetahuan adalah dengan membaca. Selain menambah pemahaman dan wawasan, membaca juga mampu mengasah kemampuan dan pola berfikir lebih mendalam dan terarah. Serta bisa memahami situasi dengan bijak. Membaca juga akan membuat kemampuan menulis dan berbicara kita semakin terasah. Seseorang yang gemar membaca akan memiliki logika bahasa yang baik. Bahkan terkadang mampu mentranformasikannya dalam kehidupan sebagai sebuah pemecah permasalahan.

Seorang pembaca yang baik, selain akan memberikan kemampuan analisis yang baik, dia juga akan memiliki kemampuan menulis yang luar biasa. Bahkan dia bisa menemukan sebuah gaya tulisan baru yang menarik. Bisa dibayangkan, jika seorang yang gemar membaca tulisan-tulisan Pramodya Ananta dan Habiburrahman Al-Sirazy bisa menuangkan gagasannya kedalam sebuah tulisan. Bisa dipastikan bahwa gaya penulisannya akan menarik dan enak untuk dibaca.

Masalahnya, terkadang seseorang terlalu malas untuk menuangkan gagasannya kedalam sebuah karya yang menarik. (Kini) Kecenderungan masyarakat Indonesia lebih tertarik untuk menulis gagasannya dalam bentuk status-status pendek di media sosial. Gagasan yang membludak tersebut hanya dituangkan dalam sepatah dua patah kata yang kurang optimal. Dan bisa dipastikan itu hanya akan berakhir dengan beberapa like dari. Tanpa pernah ada sebuah apresiasi yang riil.

Negara Indonesia menempati urutan bawah dalam literasi dunia. Hal ini disebabkan karena budaya literasi masyarakatnya masih sangat rendah. Sejak 16 tahun silam, Indonesia telah ikut dalam proyek penelitian dunia untuk mengukur literasi membaca, matematika dan ilmu pengetahuan alam. Dari proyek penelitian dunia tersebut, terbukti memang Indonesia merupakan negara yang kurang daya bacanya dalam literacy purpose. Kebanyakan orang Indonesia membaca atas dasar information purpose .

Berdasarkan konteks penggunaannya, literasi merupakan integrasi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, membaca, dan berpikir kritis. Maka hal itu terkait dengan kemampuan bahasa seseorang. Bahasa itu sendiri sangat erat dan tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan budaya. Kehidupan yang bermutu tentulah hidup yang memiliki budaya literasi yang baik. Tingginya tingkat literasi seseorang akan menjadikan orang tersebut mampu melakukan fungsi-fungsinya di dalam kehidupan. Hal itu terlihat dari kemampuan seseorang dalam berbicara, memahami sebuah informasi dengan baik sehingga pada akhirnya mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di dalam hidup. Dengan demikian berarti seseorang belajar mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya untuk mencapai tujuan hidup.

Setiap orang adalah makhluk sosial. Makhluk sosial memerlukan keterampilan berbahasa dalam melakukan fungsinya di dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu, kemampuan literasi sangat penting menjadi bekal diterimanya seseorang di dalam wadah masyarakat itu sendiri. Tingginya tingkat literasi seseorang terlihat dari sejauh mana keluwesannya dalam berinteraksi dan bekerja sama di dalam lembaga-lembaga sosial yang ada di masyarakat.

Kemampuan literasi dalam hal ini dapat diartikan juga sebagai proses membaca. Membaca yang dimaksud adalah membaca dalam konteks yang sangat luas yaitu iqra’. Membaca untuk memahami, membaca untuk menganalisis lingkungan dan masalah sekitar untuk kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk memecahkan sebuah masalah kehidupan. Hal ini juga dipertegas dengan sabda Rasulullah SAW : “Siapa saja yang menginginkan sukses di dunia, maka raihlah dengan ilmu. Siapa saja yang menginginkan sukses di akhirat, maka raihlah dengan ilmu. Dan siapa saja yang menginginkan sukses di dunia dan akhirat, maka raihlah keduanya dengan ilmu.”

Melihat kenyataan yang ada bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi yang masih rendah maka diperlukan sebuah perubahan. Perubahan di sini dapat kita mulai dari dimensi pendidikan. Seperti dengan membangun budaya literasi di sekolah-sekolah yang ada di negeri ini. Misalnya dengan membiasakan anak-anak didik terampil membaca setiap harinya hingga memasukkan literasi karakter ke dalam kurikulum tersembunyi sebuah sekolah.

 

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru