29 C
Jakarta

Memberantas Radikalisme dengan Moderasi Beragama, Efektifkah?

Artikel Trending

KhazanahPerspektifMemberantas Radikalisme dengan Moderasi Beragama, Efektifkah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Di era sekarang ini, istilah moderasi beragama sangat populer dalam membangun gerakan pembaharuan Islam. Beragam fenomena dan dinamika keislaman yang menjadi perhatian dari berbagai kalangan seperti ulama, kaum cendekiawan, dan kaum intelektual dalam membangun kembali citra Islam dengan Muslim moderat yang santun, ramah, dan damai.

Moderasi beragama merupakan pilihan untuk memiliki cara pandang, sikap, dan perilaku tidak berlebihan dalam beragama. Moderasi sama dengan wasathiyyah yaitu keseimbangan dalam segala persoalan di dunia maupun di akhirat dan menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan hadis.

Dalam pandangan wasathiyyah, umat Islam merupakan anugerah yang diberikan Allah Swt. untuk menjalakan ajaran-ajarannya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya. Sebagai makhluk sosial, umat manusia akan selalu membutuhkan bantuan satu sama lain. Oleh karena itu, menerapkan etika keislaman dengan umat beragama sangat dianjurkan oleh Islam, selama tidak keluar dari ajaran Islam dan kedua pihak saling menghormati dan menghargai.

Dalam bermoderasi beragama, harus memiliki ilmu pengetahuan, kebaikan dan keseimbangan. Karena jika tiga hal tersebut tidak ada maka moderasi beragama tidak akan terwujud. Islam merupakan agama yang mempunyai sikap toleran yang tinggi, maka memiliki sikap menghargai perbedaan agama, suku, ras, pendapat dan sikap.

Ciri-ciri dari moderasi beragama yaitu tawassuth (mengambil jalan tengah), tawazun (berkeseimbangan), i’tidal (tegas dan lurus), tasamuh (toleransi), musawah (egaliter), syura (musyawarah), ishlah (reformasi),  aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), tathawwur wa ibtikar (inovatif dan dinamis), tahaddur (berkeadaban).

Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap yang baik sesuai dengan tuntunan keislaman terhadap keberagaman agama. Sebagai pembawa misi rahmatan lil ‘alamin, sudah sepantasnya menghindari sikap kekerasan dalam bermasyarakat, memahami perbedaan, dan memanfaatkan sains dan teknologi dalam mengatasi persoalan.

Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah: 143 yang berarti

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”

Dari ayat di atas, kita tahu bahwa akhlak Islam yang moderat tidak hanya dalam hal bertindak, namun Islam menginginkan kepada seluruh umatnya agar setiap kegiatan dilakukan dengan tepat, baik berupa tindakan, ajaran, dan sikap secara moderat. Allah melarang hambanya untuk berlebihan dalam melakukan sesuatu apalagi dalam beragama. Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S. Al-Furqan: 67 yang berarti

BACA JUGA  Filsafat Teleologis: Counter Filosofis terhadap Teologi Terorisme

“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar”

Moderasi Islam melakukan pendekatan agar dapat menjadi solusi dalam perbedaan pandangan, agama, dan sikap untuk menumbuhkan kondisi yang harmonis. Persaudaraan yang harmonis akan  menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam berbangsa dan bernegara.

Sebagai seorang Muslim, kita diharuskan untuk selalu bertoleransi dalam keberagaman agama, moderasi agama merupakan hal yang penting karena kita hidup dalam masyarakat yang majemuk dan beragam sehingga memiliki tanggung jawab untuk hidup berdampingan dan menciptakan kerukunan. Selain itu berkembangnya paham ekstrem dari berbagai lini sosial yang dapat mengancam sendi-sendi kebangsaan.

Dengan adanya moderasi beragama, diharapkan mampu mengubah islam menjadi lebih baik tidak ada kekerasaan dalam keberagaman dan dapat terhindar tindakan terorisme dan radikalisme. Islam tidak menganggap semua agama sama namun akan memperlakukan semua agama itu sama. Diharapkan semua umat beragama dapat hidup berdampingan dan saling bertoleransi satu dengan lainya, serta selalu menjaga kerukunan dan kestabilitasan antar umat beragama.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru