31 C
Jakarta

Membangun Negeri dari Sudut Literasi

Artikel Trending

KhazanahMembangun Negeri dari Sudut Literasi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Keberadaan literasi menentukan kemajuan suatu negara. Tingkat yang rendah tersebut dapat menjadi acuan negara tersebut tertinggal dengan negara yang mempunyai literasi yang tinggi. Karena pentingnya literasi ini, pemerintah mulai melakukan terobosan baru untuk memajukan dunia literasi Indonesia kedepan.

Kegiatan literasi mempengaruhi pola pikir yang dihasilkan. Karena di sini bukan hanya kegiatan membaca dan menulis buku saja. Namun lebih dari itu, literasi dipandang sebagai kegiatan membaca persoalan-persoalan di bidang media, budaya, teknologi, dan hal yang lainnya. Intinya, semakin tinggi tingkat melek literasi, semakin mudah pula menyelesaikan permasalahan di bidang tersebut.

Banyak penelitian yang menyudutkan Indonesia di bidang literasi. Walaupun begitu, bukan berarti bangsa ini akan selamanya tertinggal pola pikirnya. Waktu masih panjang dan bangsa Indonesia bisa membuat gerakan-gerakan sadar literasi untuk meningkatkan minatnya. Tentunya, gerakan ini harus dilakukan secara masif.

Penyuluhan literasi yang dilakukan oleh pemerintah telah menembus ke dunia pendidikan. Menempatkan perpustakaan kecil di sudut ruangan (reading corner), optimalisasi perpustakaan, hingga membiasakan membaca buku non fiksi selama 15 menit. Semua kegiatan tersebut dikendalikan oleh sekolah masing-masing.

Kegiatan literasi di dunia pendidikan, biasanya dikendalikan oleh seorang pengajar yang mempunyai perhatian khusus dan motivasi lebih dalam hal itu. Meskipun kegiatan tersebut kerap mendapatkan halangan, namun mereka tetap gigih dengan tujuannya. Mereka adalah pengajar hebat dan pahlawan bagi kemajuan bangsa.

Korelasi Literasi dengan Kemajuan Bangsa

Tidak bisa dipungkiri, literasi berpengaruh banyak terhadap sikap anak bangsa. Dengan meningkatkan literasi sama saja meningkatkan rasa ingin tahu anak. Pada intinya, orang yang membaca mempunyai rasa penasaran lebih dibandingkan yang pasif dalam hal membaca. Rasa ingin tahu membuatnya selamat dari pemberitaan yang mengandung unsur kebohongan. Dengan sendirinya dia akan membaca dari berbagai sumber, dan tidak difokuskan hanya pada satu sumber saja.

Dia akan menjadi orang yang terbuka terhadap berbagai macam perbedaan. Diskusi dan pertanyaan menjadi dua hal yang tidak terpisahkan dari dirinya. Dua hal itu yang menjadikannya orang yang kenyang informasi dan pengalaman baru. Keuntungan ini akan menghimpun berbagai macam ilmu dalam dirinya. Sehingga ia mampu menjawab pertanyaan di berbagai bidang.

BACA JUGA  Literasi Hack: Freewriting Dahulu, Editing Kemudian

Orang yang rajin membaca akan lebih giat mencapai mimpi dan cita-citanya. Mindsetnya lebih peka terhadap perubahan yang membawa dirinya untuk selalu maju dan berkembang. Tidak ada satu pun orang sukses yang melepaskan dunia literasi. Seorang juru masak handal selalu membaca buku untuk mencari resep-resep masakan terbaru. Seorang pengusaha akan membaca buku guna mencari strategi baru untuk meningkatkan usahanya.

Banyak dari mereka yang mengalami berbagai macam kegagalan. Namun, mereka bangkit setelah membaca berbagai motivasi dari buku yang diserap. Mereka sadar bahwa literasi sangat dibutuhkan untuk membentuk pemikiran kreatif dan ingin maju yang menyelamatkannya dari keterpurukan.

Mengasah Mental Pembaca

Orang yang terbiasa membaca dengan sendirinya memiliki sifat kritis terhadap permasalahan. Kemampuan analisisnya semakin bertambah seiring bertambahnya buku bacaannya. Setiap kata yang telah dibaca akan memunculkan pertanyaan baru. Tidak jarang dari kalimat yang dibaca memunculkan ide baru yang berguna untuk dirinya dan orang lain. Dengan demikian, membaca membuat pemikirannya senantiasa hidup dan terus menerus berkembang memunculkan ide-ide baru.

Ketika semua kemampuan telah dikuasai dan banyak ide-ide yang terbayang di angan-angan, maka mereka akan membaginya dalam sebuah karya. Mereka akan menulis ide-ide yang mereka dapatkan dari bacaan tadi. Satu ide yang disumbangkan melalui tulisan, akan dilengkapi oleh generasi berikutnya. Maka semakin banyak ide yang dibagikan, akan semakin banyak pula pemikiran kreatif lainnya yang bermunculan.

Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa membaca tidak hanya mendapatkan ilmu saja, namun banyak sikap dan kepribadian lain yang terasah akibat aktivitas tersebut. Literasi dapat membimbing karakter seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Proses ini dapat membentuk masyarakat yang haus akan ilmu, bersikap kritis, dan mempunyai pola pikir yang tidak sederhana. Pemikirannya tidak hanya berkutat pada satu hal saja. Namun, pemikirannya melayang-layang bebas menjemput ide-ide terbaru. Aktivitas membaca pun akan melahirkan manusia-manusia pembelajar, manusia pemikir, manusia peneliti, dan manusia pelaku perubahan. Oleh karena itu, sudah saatnya gerakan literasi ditegakkan untuk membangun negeri.

M. Nur Faizi
M. Nur Faizi
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Bergiat sebagai reporter di LPM Metamorfosa, Belajar agama di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Yogyakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru