28.2 C
Jakarta
Array

Memaknai Kisah-Kisah Al-Quran (Bagian-II)

Artikel Trending

Memaknai Kisah-Kisah Al-Quran (Bagian-II)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam tujuan menyebarkan nila-nilai agama, al-Quran telah menggunakan beberapa macam kisah. Berikut macam-macam kisah dalam al-Quran menurut Manna’ al-Qathan:

  1. Kisah para nabi

Cakupan macam kisah yang pertama ini meliputi dakwah para nabi terhadap kaum mereka, mukjizat mereka yang diberikan oleh Allah swt sebagai penguat kenabian dan tahapan dakwah serta perkembangannya. Cerita pembangkangan suatu kaum terhadap nabi mereka serta akibatnya masuk dalam macam kisah yang pertama ini. Seperti kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Yusuf, Nabi Isa, Nabi Muhammad, dan nabi serta rasul as yang lainnya.

  1. Kisah-kisah qurani

Tentang peristiwa masa lampau atau personal dan kalangan tertentu. Seperti kisah kaum berjumlah ribuan yang meninggalkan kampung halaman mereka karena takut mati, Jalut dan Thalut, Ashabul Kahfi, Dzul Qarnain, Qarun, Ashabus sabt, Maryam, Ashabul Ukhdud, Ashabul Fil, dll.

  1. Kisah kejadian yang terjadi pada zaman Nabi saw

Seperti perang badar, uhud sebagaimana dalam surah Ali Imran, perang Hunain, Tabuk dalam surah at-Taubah, perang Ahzab dalam surah Ahzab, Hijrah, Isra’, dll.

Sementara Said ‘Athiyyah dalam kitabnya al-I’jaaz al-Qashashi fi al-Quran membagi macam-macam kisah di dalam al-Quran menjadi sebagai berikut :

a). Kisah sejarah

Yaitu kisah sejarah yang nyata dan disebutkan tempat, pelaku dan kejadiannya. Akan tetapi perlu diingat bahwa catatan sejarah mengenai pelaku, tempat dll. bukanlah tujuan dari cerita. Melainkan tujuan dari cerita itu ialah mengambil manfaat dan pelajaran. Meskipun pelajaran itu bisa dipetik tanpa disebutkan tempat ataupun waktunya. Seperti kisah Dzulqarnain QS al-Kahfi [18]:83-98. Kisah ini menceritakan tentang seseorang yang telah diberikan kekuasaan di bumi. Bukan mengisahkan kepribadian Dzulqarnain atau siapa sebenarnya dia. Karena hal ini jauh dari hikmah yang bisa diambil. Macam kisah ini banyak di dalam al-Quran.

b). Kisah nyata (realita)

Yakni kisah yang dituturkan sebagai model atau contoh realita bagi kehidupan manusia. Baik bagi pelaku kisah tersebut ataupun bagi orang yang mencontohnya. Seperti kisah kedua putra Nabi Adam as, QS al-Maidah [5]: 27-31. Kisah ini menjadi contoh realita bagi kejahatan dan kriminalitas yang terjadi di tengah masyarakat.

c). Kisah perumpamaan

Yaitu kisah yang tidak mempunyai keserupaan dengan kejadian nyata, akan tetapi kemungkinan besar akan terjadi pada siapapun dan kapanpun. Seperti kisah dua sahabat, salah seorang diantara keduanya memiliki dua kebun, QS al-Kahfi [18]: 32-44. Kisah ini menjadi perumpamaan bagi dua sahabat, yang satu kaya raya, dzhalim, sombong, dan kufur nikmat. Sedangkan yang lain mulya karena keimanannya, banyak bersyukur, dan selalu ingat pada Allah awt.

d). Kisah berkenaan dengan perasaan (emosional)

Al-Quran telah bercerita tentang cinta. Cerita itu sebagai bungkus dari nasehat-nasehat al-Quran dan juga untuk menumbuhkan ide untuk mulai mempelajari tingkah laku serta emosi manusia. Seperti kisah Nabi Yusuf dan istri pejabat di Mesir, QS Yusuf [12]: 23-34.

e). Kisah simbolik

Kisah simbolik ini bisa digambarkan dari kisah bersujudnya malaikat kepada Adam sebagai lambang kesediaan malaikat memberi bimbingan ke hati manusia dan memeliharanya sesuai perintah Allah swt. Sedangkan keengganan iblis sebagai pertanda bahwa kejahatan tidak mungkin akan sirna sama sekali, dan bahwa manusia harus terus menerus berjuang menghadapi kejahatan. Kisah turunnya Nabi Adam as ke bumi bukan hanya memiliki makna turun ke bumi saja. Akan tetapi juga memiliki isyarat makna dan simbol menurunnya tingkat permulaan nafsu tabiat manusia kepada merasa mempunyai nafsu yang bebas dan bisa untuk ragu dan bermaksiat. Dan juga seperti kisah Nabi Adam dan istrinya ketika diganggu iblis, QS Thaha [20]: 120.

Menurut hemat penulis, macam-macam kisah yang dikemukakan oleh Manna’ al-Qaththan itu dilihat dari segi tokoh dan setting waktu suatu kisah. Sedangkan klasifikasi Sa’id Athiyyah lebih cenderung dilihat dari sudut pandang bentuk cerita.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru