32.9 C
Jakarta
Array

Memaknai Kisah-Kisah Al-Quran (Bagian-I)

Artikel Trending

Memaknai Kisah-Kisah Al-Quran (Bagian-I)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kisah berarti ‘cerita tentang kejadian dalam kehidupan seseorang’. Sedangkan cerita berarti ‘tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu peristiwa, kejadian, dsb’. Bisa dikatakan bahwa kisah merupakan sinonim dari cerita. Yang kemudian kedua kata tersebut silih berganti digunakan dalam tulisan ini.

Kata kisah diserap dari bahasa arab, yaitu qishshah. Dan kata qishshah berasal dari qashsha-yaqushshu.  Yang mana kata ini merupakan akar dari kata yang tersusun dari huruf qaf, shad, dan shad yang memiliki arti asal ‘mengikuti sesuatu’. Dikatakan qishshah, karena suatu kisah itu dicari untuk diingat dan diikuti. Demikian Ibnu Faris menjelaskan dalam Maqâyîs al-Lughah.

Sedangkan ar-Raghib al-Ashfihani mengartikan kata yang berakar dari qishshah dengan ‘mengikuti jejak’. Qishshah juga dapat berarti ‘berita yang bersifat kronologis’, disampaikan tahap demi tahap. Menurut Zahran di dalam Qashash al-Quran, qishshah adalah menguraikan kejadian-kejadian dan menyampaikannya tahap demi tahap. Tujuan qishshah, kata Asy-Sya’rawi, adalah untuk pelajaran dalam rangka memantapkan ide-ide yang diamanatkan di dalam al-Quran.

Kata qashsha dan akar-akarnya disebutkan di dalam al-Quran sebanyak 30 kali; diantaranya dalam kata kerja sebanyak 20 kali dan kata benda sebanyak enam kali.

Kata kisah dalam al-Quran juga menggunakan redaksi al-khabar, an-naba’ dan al-hadits. Meskipun masing-masing berbeda dalam penggunaannya. An-Naba’ digunakan untuk menceritakan peristiwa yang sudah lama sekali kejadiannya atau peristiwa yang tidak diketahui oleh orang yang diceritakan (QS AL-Syuʻarâ’ [26]: 6 & QS Hud [11]: 100). Sedangkan untuk menceritakan peristiwa yang diketahui baru terjadi atau peristiwa yang masih bisa dilihat seperti kenyataan, digunakan kata al-khabar. Al-Hadits untuk menceritakan lampau atau sekarang dengan cerita panjang atau pendek. Al-Qashash untuk menceritakan lampau dengan cerita yang panjang. Menurut Al-‘Askari dalam al-Furûq al-Lughawiyyah arti asal al-hadits adalah menceritakan tentang diri sendiri tanpa ada kaitannya dengan orang lain, dan al-khabar diri sendiri dan orang lain.

Kisah al-Quran didefinisikan oleh Manna’ al-Qathan dengan ‘cerita tentang umat terdahulu dan kenabian-kenabian yang lampau serta berbagai peristiwa yang telah terjadi dan dimuat di dalam al-Quran’.

Memang kitab suci terakhir ini banyak mencakup kejadian-kejadian lampau, cerita-cerita umat terdahulu dan lain-lain. Sebagai kitab suci yang terakhir, al-Quran memuat cerita-cerita terdahulu dan akan datang. Sebagaimana dalam sunan at-Tirmidzi bab keutamaan al-Quran;

(( فِيْهِ نَبَأُ مَا قَبْلَكُمْ وَخَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ ))

Di dalam al-Quran tercakup cerita sebelum kalian dan kabar setelah kalian. HR. Al-Tirmidzi

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru