31.8 C
Jakarta

Melihat JI dari Dekat: Landasan Gerakan Membangun Negara Khilafah di Indonesia

Artikel Trending

KhazanahTelaahMelihat JI dari Dekat: Landasan Gerakan Membangun Negara Khilafah di Indonesia
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com Pembubaran Jama’ah Islamiyah yang dilakukan oleh pengurus besarnya, sampai hari ini masih menyisakan misteri, sekaligus rasa khawatir yang cukup mendalam bagi masyarakat. Pasalnya, seperti yang kita ketahui bahwa, organisasi ini berdiri dengan pondasi perjuangan yang kuat untuk mendirikan negara Islam di Indonesia.

Berawal dari ambisi yang dimiliki oleh Abdullah Sungkar yang mengambil keputusan keluar dari organisasi Darul Islam, ketika di Malaysia, ia bersama dengan Abu Bakar Ba’asyir, Thoriqudin dan beberapa rekan lainnya, membentuk Jama’ah Islamiyah dengan beberapa diskusi yang cukup panjang untuk membentuk organisasi, yang memperjuangkan penegakan khilafah di Indonesia. Abdullah Sungkar beserta rekan-rekannya mencari formulasi terbaik untuk menjalani organisasi barunya dengan mengacu kepada beberapa referensi yang akan dijadikan pedoman organisasi.

Akhirnya, dari sekian banyak buku yang dikaji, ia menjadikan buku Mitsaq Amal Islami (Pedoman Amal Islam) karya para tokoh Jama’ah Islamiyah Mesir sebagai rujukan utama dalam membentuk jemaah baru. Sementara itu, dalam pemikiran Sungkar sendiri, ia adalah sosok individu yang menolak keras pelaksanaan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia.

Bagi Sungkar, jangankan memanfaatkan undang-undang yang thogut, mamakai pakaian yang mirip orang nonmuslim saja, seperti memakai jas, dasi ataupun celana seperti yang dilakukan oleh mereka adalah perbuatan terlarang. Tidak heran, mengapa dia sangat menolak keras pujian terhadap demokrasi, karena dalam pandangannya, demokrasi adalah kemusyrikan yang tidak terampuni, sebab sistem ini menempatkan kekuasaan ada di tangan rakyat. Padahal kekuasaan sebenarnya, ada di tangan Tuhan. Oleh karena itu, memuji demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang baik adalah bentuk kekafiran yang nyata.

Prinsip Gerakan Jama’ah Islamiyah

Di dalam buku Mitsaq Amal Islami (Pedoman Amal Islam), yang dijadikan rujukan utama membangun gerakan JI, terdapat 9 prinsip, di antaranya: pertama, tujuan kami, ridha Allah dengan memurnikan keikhlasan kepada-Nya dan merealisasikan peneladanan kepada Nabi-Nya Saw. Kedua, akidah kami, akidah salafus shalih. Ketiga, paham kami memahami Islam secara utuh sebagaimana pemahaman para ulama terpercaya yang mengikuti sunnah Nabi dan sunnah khulafaur rasyidin al mahdiyin radhiyallahu ‘anhum.

Keempat, sasaran kami menghambakan manusia hanya kepada Allah dan menegakkan kekhalifahan menurut manhaj nubuwah (metode kenabian). Kelima, jalan kami melaksanakan dakwah, amar makruf nahi mungkar dan jihad fisabilillah, melalui jemaah yang gerakannya berdisiplin mengikuti syari’at yang hanif, yang tidak berkompromi dan menyimpang, serta mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman masa lalu.

BACA JUGA  Komunitas Royatul Islam: Perpanjangan Tangan HTI, Bagaimana Nasibnya Kini?

Keenam, bekal kami takwa dan ilmu, yakin dan tawakal, syukur dan sabar, zuhud dan mengutamakan akhirat. Tujuh, loyalitas kami kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang beriman. Delapan, permusuhan kami terhadap orang-orang zalim. Sembilan, perhimpunan kami untuk satu tujuan berdasarkan satu akidah, dan di bawah panji-panji satu pola pikir.

Prinsip di atas, dijadikan landasan gerakan oleh JI dengan adanya penambahan satu poin yakni: pengalaman Islam kita adalah murni dan kaffah dengan sistem jemaah, kemudian daulah, kemudian khilafah. Sedangkan prinsip nomor lima diubah menjadi, jalan kami adalah iman, hijrah dan jihad fisabilillah. Sedangkan prinsip nomor delapan diubah menjadi, musuh kami setan jin dan setan manusia.

Prinsip di atas, selama beberapa tahun JI didirikan menjadi landasan gerakan yang dilakukan oleh anggota JI. Artinya, prinsip ini sudah melekat dan mendarah-daging pada setiap anggota yang bergabung dengan JI. Keputusan pembubaran JI yang dilakukan oleh pengurus beberapa waktu silam, perlu terus diawasi pergerakan mantan anggotanya. Sebab mereka pasti akan mencari organisasi yang memiliki prinsip serupa dengan JI. Kita menunggu pembuktian dari para anggota JI bahwa, mereka benar-benar tunduk terhadap NKRI atau ini hanya sekedar taktik mereka untuk mengelabuhi pemerintah. Walllahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru