30 C
Jakarta
Array

Melawan Radikalisme, Mewujudkan Perdamaian

Artikel Trending

Melawan Radikalisme, Mewujudkan Perdamaian
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Melalui secercah tulisan ini, penulis katakan bahwa isu radikalisme dan terorisme di era milenium ini semakin membumi, termasuk di Indonesia. Ada beberapa kelompok yang mengklaim diri sebagai ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) dan Al-Qaeda. Alasan kelompok ini muncul, erat kaitannya dengan ketidakadilan dunia khususnya mengenai kebijakan yang tidak tepat pemimpin dunia terhadap Palestina. Di samping itu juga adanya anggapan miring terkait dominasi barat dan ekspansinya di dunia muslim yang dianggap merusak nilai-nilai luhur Islam.

Lepas dari itu, memang secara faktual, aksi radikalisme dan terorisme tidak hanya sekadar isu. Berbagai aksi telah dilangsungkan kelompok-kelompok radikal, bukan hanya yang mengatasnamakan ISIS dan Al-Qaeda, untuk mencapai tujuannya. Bom demi bom telah diluncurkan ke wilayah-wilayah yang menjadi incarannya, sehingga menimbulkan banyak korban. Di Indonesia, sebut saja Bom Bursa Efek Jakarta yang terjadi pada tahun 2000 lalu, dan puncaknya Bom Bali pada 2002 yang menewaskan banyak korban, serta masih banyak lainnya.

Padahal sebagaimana diketahui bersama, awal mula Islam berkembang di Indonesia, membawa spirit yang toleran dan damai. Ajarannya sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits yang membawa pesan damai. Kedatangan Islam di Indonesia di antaranya dengan beberapa cara, dan yang paling masyhur adalah melalui para pedagang Gujarat. Mereka menyebarkan Islam terutama di kawasan pesisir yang menjadi wilayah mereka berdagang dengan cara yang santun dan penuh jiwa damai, tanpa paksaan. Selanjutnya, perkembangan Islam menjadi lebih besar, ketika Walisongo menyebarkan Islam ke hampir seluruh tanah Jawa.

Bagaimana cara Walisongo menyebarkan Islam? Dan mengapa mudah diterima masyarakat, yang pada waktu itu banyak menganut paham animisme dan dinamisme? Islam mudah diterima masyarakat, tidak lain karena Walisongo berdakwah dan mengajak masyarakat masuk Islam secara damai. Apa yang kita kenal sebagai Jawanisasi Islam dan Islamisasi Jawa, merupakan cara yang paling ampuh digunakan dalam menyebarluaskan Islam. Alhasil, Islam semakin menyebar ke mana-mana, hingga Islam menjadi salah satu agama yang paling besar penganutnya di Indonesia.

Faktor Penyebab

Seolah melupakan sejarah, justru pada era milenium ini banyak sekali bermunculan oknum-oknum yang memiliki paham radikal, dan tidak segan disebut sebagai terorisme. Tidak diketahui motif dan tujuan yang pasti, tetapi pada kenyataannya mereka berkeliaran di Indonesia. Jika merujuk pada penelitian Ahmad Asrori, “Radikalisme di Indonesia; Antara Historisitas dan Antropisitas”, ditemukan beberapa faktor yang mendukung radikalisme dan terorisme berkembang di Indonesia. Di antaranya adalah perkembangan politik global, berkembanganya paham wahabisme, dan kemiskinan.

Pertama, perkembangan politik global. Sebagaimana dibahas di awal bahwa politik global menjadi satu penyebab yang paling luar biasa. Kekacauan yang terjadi di timur tengah, sebut saja Palestina, Afganistan, Mesir, Irak, Yaman, Turki, Syria, dipandang kaum radikal sebagai akibat dari campur tangan orang-orang Israel, Amerika, dan para sekutunya. Kelompok radikal memandang, nilai-nilai Islam semakin memudar disebabkan ekspansi dan dominasi barat terhadap dunia Islam, seperti materialisme dan hedonisme yang semakin merajalela.

Kedua, paham wahabisme yang semakin berkembang. Wahabisme merupakan paham yang mengagungkan dan mengedepankan budaya Islam Arab. Mereka berwatak sangat konservatif. Paham ini sudah mewabah ke Indonesia, serta berhasil mendorong kelompok eksklusif dan ekstrimisme, yang pemahamannya tidak toleran serta menganggap kelompok lain yang berada di luar kelompoknya merupakan kafir, yang boleh diperangi bahkan dibunuh. Kelompok ini tentu sangat berbabahaya jika dibiarkan berkembang biak di Indonesia.

Ketiga, kemiskinan. Faktor ini juga menjadi penyebab sangat kuat dalam perkembangan gerakan radikalisme dan terorisme. Meskipun tidak secara langsung bagaimana bentuk penyebarannya, tetapi sangat mengena ke penjuru nusantara. Bagi elemen masyarakat yang termarjinalkan, iming-iming berupa harta benda menjadi anugerah nomor wahid, disebabkan kesejahteraan yang belum mereka dapatkan. Mereka akan rela bergabung dengan kelompok-kelompok radikal asalkan keluarganya berada dalam kondisi yang aman dan berkecukupan.

Perdamaian Hakiki

Gerakan radikalisme dan terorisme yang berkembang pesat, tentu harus diimbangi dengan gerakan toleran yang massif setiap elemen masyarakat serta pemerintah dalam upaya memberantasnya. Sebab, perdamaian merupakan kebutuhan vital yang harus selalu ada dan menjiwa dalam masyarakat yang plural. Dalam sebuah negara, rasa aman dan damai diperlukan dalam rangka mencapai kehidupan yang nyaman. Tanpa dilandasi kenyamanan, kehidupan hanyalah seperti neraka.

Jika kita telisik sangat dalam, mulai dari teori paling klasik sampai paling kontemporer tentang negara, tugas esensial sebuah negara adalah memberikan rasa aman dan damai bagi setiap warganya. Tugas ini dapat dijadikan parameter secara nyata dalam keberhasilan sebuah negara. Karena itu, jika ingin dikatakan sebagai negara yang memiliki political goods, maka negara harus memenuhinya. Parameter tersebut berlaku; jika rasa aman didapatkan warganya, maka negara berhasil; namun jika sebaliknya, ancaman, teror, tindakan radikal masih menggejala dalam sebuah negara, maka negara ini termasuk negara gagal.

Karena penting dan vitalnya sebuah perdamaian dalam suatu negara, maka pemerintah harus concern terhadap permasalahan aksi radikal dan teror, apalagi terhadap beberapa oknum yang sudah main bom untuk menggencarkan aksinya. Setiap masyarakat memerlukan perdamaian, sehingga beberapa cara strategis perlu disiapkan pemerintah dan masyarakat secara umum untuk membumihanguskan tindakan terorisme dan radikalisme yang di era ini tidak sedikit jumlahnya. Sebagai epilog, perdamaian hakiki akan didapatkan negara jika setiap insan yang ada di nusantara secara timbal-balik mampu memberikan rasa kedamaian kepada sesamanya melalui perkataan dan perbuatannya. Wallahu a’lam.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru