28.9 C
Jakarta

Media yang Tepat Bisa Tingkatkan Skill Literasi, Benarkah?

Artikel Trending

KhazanahLiterasiMedia yang Tepat Bisa Tingkatkan Skill Literasi, Benarkah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Selain memiliki kemampuan menulis yang baik, seorang penulis tentu perlu pandai memilih media yang tepat untuk mempublikasi tulisannya. Karena adakalanya tulisan kita tentang suatu hal kerap kurang disukai oleh media satu tetapi justru malah disukai untuk dimuat di media lain. Jadi memang, media yang kita tuju pun harus disesuaikan dengan tulisan yang kita buat sehingga dalam hal ini takkan sia-sia untuk membuat sebuah tulisan karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Menulis di media mainstream berskala nasional kerap selalu berbuah penolakan dan ucapan terima kasih atas partisipasi di dalam mengirim tulisan. Maka dari itu hal tersebut harus dijadikan pelajaran bahwa tentunya mesti diingat jangan sekali-kali mengirim tulisan ke media yang akan sulit untuk dimuat, tetapi kalau mencoba boleh-boleh saja. Namun yang realistis menurut penulis adalah memilih media yang sangat memungkinkan persaingannya tidak terlalu sulit sehingga kesempatan tulisan kita dimuat semakin terbuka.

Sebagai pengalaman, seperti Harakatuna memang terbuka bagi siapapun untuk menulis apapun di media ini. Akan tetapi karena untuk menulis kajian agama yang lebih mendalam penulis jelas tidak memiliki kelebihan yang mumpuni dalam bidang itu. Maka dipilihlah rubrik khusus literasi yang memiliki peluang dimuatnya tulisan yang dikirim. Tetapi ingat, tidak semua tulisan kita walau suka dimuat ettapi tetap saja ada tulisan yang mungkin menurut pertimbangan redaktur tak memenuhi kriteria untuk dimuat.

Berbeda dengan tulisan di blog sendiri yang mungkin tanpa kriteria tertentu akan mudah dimuat karena blog itu dikelola sendiri. Namun demikian di blog pun kalau asal-asalan menulis tentu tak baik pula karena hasil tulian kita sendiri akan dibaca banyak orang. Seyogianya di dalam menghasilkan tulisan tetaplah harus yang terbaik apapun bentuk medianya karena dengan tulisan yang baik maka akan banyak orang yang mengapresiasi serta kita pun mendapatkan penilaian tersendiri dari tulisan yang telah dipublikasi.

Saat ini, banyak sekali khususnya media online yang membuka kesempatan bagi para penulis luar untuk menjadi kontributornya. Hal ini memang kesempatan emas bagi seorang penulis, maka tinggal memilih media mana yang akan dituju dan spesialisasi tulisan apa yang dituju pada media tersebut.

Alangkah baiknya jika pada satu media kita bisa menentukan pilihan spesialisasi bidang tertentu yang kita tulis sehingga redaktur pun akan senantiasa sudah mengerti dan memahami tulisan yang kita buat. Seperti pada awal tulisan tadi, jika memang kita lebih intens kepada dunia literasi maka buat tulisan literasi kepada media yang dimaksud.

Tentu saja setiap penulis pun memiliki hobi lain selain bidang literasi, misalkan suka jua jalan-jalan dan banyak tulisan di sekitar kita. Maka dari itu kalau kita mengenal media wisata tersebut dan punya peluang akan dimuatnya tulsian tersebut maka pilih satu jenis tulisan saja karena dengan begitu kita akan konsen untuk menulis aktivitas jalan-jalan tersebut. Karena bsia jadi bahwa seorang penulis tak mupuni di satu spesialsiasi kepenulisan, bisa saja yang bersangkutan menulis juga di bidang lainnya.

BACA JUGA  Menulis, Menyembuhkan Dunia Melalui Kata-Kata

Selain itu, penulis pun tertarik juga menulis dunia sepak bola maka peulis pun menulis pula ulasan tentu klub yang bertanding. Kendati tidak berhonor namun karena memang jarang ada yang menulis maka kesempatan dimuatnya tulisan kita sangat begitu terbuka. Tetapi yang sangat membanggakan penulis justeru dari satu tulisan yang dimuat ada yang sampai membaca 5.000 viewer dan ada juga 500 viewer.

Hal ini pertanda jika tulisan kita sendiri rupanya banyak yang membacanya sehingga bagi siapapun yang memilih menjadi penulis maka dengan memilih media yang tepat maka kesempatan tulisan dimuat dan dibaca orang akan semakin terbuka. Kalaupun misal tak berhonor maka di sana ada amal saleh yang dilakukan setidaknya tulisan kita memberi ilmu bagi banyak orang.

Karenanya kalau berbicara tentang efisiensi maka tentu saja harus jelas ditentukan terlebih dahulu media mana yang menjadi skala prioritas tulisan kita sehingga mudah untuk dimuatnya. Berbeda dengan penulis yang sudah malang melintang di dunia literasi dan tulisannya telah banyak dimuat, maka bagi seorang penulis pemula mesti bisa menulis tidak banyak yang ditolaknya sehingga setelah satu dimuat maka akan bersemangat untuk menulis di kesempatan berikutnya.

Justru ada kekhawatian jika tulisannya tidak dimuat-muat maka akan menyurutkan semangatnya di dalam menulis sehingga menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada dirinya.

Sebagai penulis semua sadar, untuk menghasilkan sebuah tulisan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Prosesnya dari menangkap ide, mencari referensi, masa inkubasi di otak, dituliskan, editing lalu dikirimkan ke media ternyata butuh waktu. Jadi sangat beralasan saat mengirim tulisan haruslah ke media yang tepat sehingga kesempatan pemuatannya semakin terbuka.

Tetapi mesti diingat pula, sebagai penulis harus siap menerima kenyataan dengan tulus jika tulisan kita ditolak padahal menurut kita tulisan kita sudah baik dan sesuai kriteria. Itulah yang disebut rezeki sehingga tulisan pun tergantung rezeki dan nasibnya juga. Bahkan Ketika penulis menulis ide cerita ke stasiun TV swasta merasa jika synopsis yangs atu tak begitu menarik tetapi akhirnya diacc. Namun di kesempatan lain justru menulis ide cerita dirasa yang terbaik tetapi pada kenyatannya malah ditolak dan itu pasti terjadi pada siapapun.

Karena itu memilih media yang tepat untuk tulian yang kita buat bisa menjadi jembatan agar mendapat kemudahan untuk dimuatnya tulisan yang kita buat. Memang tulisan kita akan mengalami kurasi dari redaktur tetapi jika tulisan kita bagus maka punya peluang tulisan itu akan dimuat. Jadi teruslah menulis dan krimkan ke media yang tepat sehingga apa yang kita tulis selain dimuat, dapat honor dan juga banyak dibaca oleh orang-orang.

Tentu saja menulis memang penuh dinamika dalam perjalanannya akan tetapi hal menarik dalam prosesnya karena mendewasakan seorang penulis untuk bisa menulis karya terbaiknya dan juga menyaurkannya ke media yang tepat. Selamat berkarya kawan-kawan penulis!

Deffy Ruspiyandy
Deffy Ruspiyandyhttps://www.www.harakatuna.com/
Penulis artikel di berbagai media massa cetak dan online, Penulis ide cerita di beberapa TV Swasta, bermukim di Bandung.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru