Harakatuna.com. Jakarta – Kekuatan internet dan media sosial tidak hanya hal positif tapi juga bagi kelompok teroris. Kelompok radikalis melakukan kaderisasi teroris melalui media sosial. Bahkan mereka menyebarkan radikalisme dan terorisme melainkan untuk kaderisasi anggotanya.
Pengamat intelijen dan terorisme Ridlwan Habib menegaskan bahwa pemanfaatan media sosial untuk kaderisasi teroris. Bahkan kerap mereka menggunakan strategi kaderisasi teroris sangat marak di masa pandemi Covid-19.
“Pandemi tidak menyurutkan teroris karena mereka melakukan kaderisasi melalui media sosial,” kata Ridlwan Habib kepada media Selasa 23 Februari 2021.
Dunia maya telah menjadi wadah bagi teroris untuk melancarkan propaganda radikalisme dan terorisme sehingga perlu ada upaya antisipasi agar fenomena ini tidak berkembang secara masif.
Salah satu cara yang bisa menaggulangi terorisme adalah dengan melakukan upaya deteksi dini. Salah satunya melalui patroli siber untuk mencegah penyebaran konten radikal serta kaderisasi teroris.
“Bisa dengan melakukan patroli siber karena selama pandemi ini media sosial. Karena kerap kali media menjadi lahan para teroris untuk sebarkan ideologinya,” kata Ridlwan.
Sementara itu salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran radikalisme dan terorisme dari bawah yaitu dengan melibatkan masyarakat terutama generasi muda. Mereka diharapkan mampu menyebarkan nilai-nilai Pancasila serta nasionalisme.