34 C
Jakarta

Masihkah Kelompok Radikal Terlibat Lagi dalam Perpolitikan di Indonesia?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMasihkah Kelompok Radikal Terlibat Lagi dalam Perpolitikan di Indonesia?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Setelah dideklarasikannya Anies sebagai calon presiden (capres) dari Partai NasDem, arah perpolitikan di Indonesia dihadapkan pada ragam tafsir yang tak kunjung usai. Ini artinya NasDem memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk masa depan politik di negera merah putih ini.

Satu hal yang perlu diluruskan dalam pemilihan Anies sebagai Capres adalah tuduhan beberapa partai politik sebelah yang menuding bahwa Anies terlibat dalam politik identitas. Tuduhan ini disebabkan saat dulu mencalonkan diri sebagai gubernur, Anies didukung oleh kelompok separatis yang secara ideologi berseberangan dengan partai nasionalis, sebut saja PDIP. Kelompok separatis ini mengatasnamakan agama dalam berpolitik.

Anies yang sekarang tidak dapat disamakan dengan Anies yang dulu. Politik ini dinamis. Maksudnya, arah perpolitikan di masa lalu tidak sepenuhnya dijadikan rujukan untuk perpolitikan di masa mendatang. Politik tidak dapat dipersamakan dengan cinta Qais dan Laila yang kedua sejoli ini tidak bisa move on meski kenyataan tak seindah harapan.

Terlalu berpangku pada masa lalu ini menunjukkan bahwa cara berpikirnya belum dapat dibenarkan. Anies sekarang sudah melepaskan kemesraan masa lalunya dengan kelompok separatis dan sekarang ia lebih memilih NasDem sebagai penggerak disebabkan partai yang didirikan oleh Surya Paloh ini tergolong sebagai partai nasionalis yang menjunjung tinggi cinta tanah air.

Jika Anies menang dan menjadi presiden, negeri ini akan dipastikan bersih dari sentuhan paham radikal yang diusung oleh kelompok separatis itu. Karena, politik ini bukan dilihat dari calon yang diusung tapi partai yang mengusungnya atau yang ada di belakangnya. Negeri ini seharusnya bersyukur dihadiahkan Anies sebagai pilihan NasDem untuk maju dalam Pilpres 2024 nanti. Negeri ini akan terus berpegang teguh pada nilai-nilai moderasi karena nilai itu yang diusung oleh NasDem.

BACA JUGA  Perbedaan Muhammadiyah dengan NU dalam Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan, Mana yang Benar?

Pentingnya kehadiran Anies untuk menuntaskan deradikalisasi disebabkan pada era Jokowi kali ini deradikalisasi belum diselesaikan dengan tuntas. Buktinya, ideologi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih eksis di mana-mana, meski organisasi ini secara legal-formal sudah dibubarkan. Lihat saja, Yayasan Cinta Qur’an yang didirikan oleh Ustadz Fatih Karim dan yayasan ini diduga sebagai sayap HTI.

Selain itu, dibiarkannya organisasi Khilafatul Muslimin (KM) yang beberapa bulan lalu mengkampanyekan ideologi mirip HTI. Seperti penolakan terhadap Pancasila, dan bersikeras menggantikan ideologi negara ini dengan sistem Khilafah. Ini sungguh sangat berbahaya terhadap masa depan negeri ini.

Sebagai penutup, tidak perlu diragukan lagi dideklarasikannya Anies sebagai capres dari Partai NasDem. NasDem akan sangat berhati-hati dalam menentukan pilihan ini. Tentu, yang dipilihnya adalah yang terbaik untuk negeri ini. Bagi NasDem, masa depan negeri ini jauh lebih penting dibandingkan sebatas kepentingan pribadi dan kelompok.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru