31.7 C
Jakarta

Masa Depan Rekonsiliasi Iran-Arab Saudi

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahUlasan Timur TengahMasa Depan Rekonsiliasi Iran-Arab Saudi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Ketegangan antara Iran dan Arab Saudi sempat dikabarkan agak mencair menjelang paruh akhir 2021 silam. Tepatnya, pada bulan juli (2021) kedua negara dikabarkan telah menjalin komunikasi yang intens, setelah hampir satu dekade lamanya kedua negara terus bertikai. Bahkan, dikabarkan juga kedua negara telah bersepakat akan membuka kantor perwakilan di masing-masing negara (Middle East Monitor, 24/7/2021).

Sepanjang tahun 2021 telah terjadi upaya dialog antara Iran dan Arab Saudi yang diprakarsai oleh Irak. Salah satunya adalah upaya dialog kedua negara yang berlangsung di Bagdad, Irak. Namun, dalam laporan beberapa media Timur Tengah, hingga saat ini kedua negara belum juga menemukan kata sepakat, sehingga belum tercapai upaya rekonsiliasi kedua negara.

Hingga saat ini, berita tentang kelanjutan upaya rekonsiliasi kedua negara tak lagi terdengar. Padahal, banyak pihak yang berharap hubungan kedua negara akan kembali normal, sehingga dialog antar keduanya bisa menghasilkan hal yang positif untuk kawasan, karena hubungan Iran dan Arab Saudi itu menjadi barometer utama situasi kawasan timur tengah.

Penentu Masa Depan Rekonsiliasi

Menjelang pergantian tahun, peta geopolitik kawasan timur tengah nampak tak akan beranjak ke arah yang lebih baik. Beberapa variabel yang muncul, justru bisa memicu ketegangan di kawasan. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan hubungan antara Iran dan Arab Saudi. Kedua negara ini sangat mempengaruhi wajah kawasan timur tengah. Besarnya pengaruh kedua negara tersebut merupakan alasan kenapa naik-turunnya tensi hubungan kedua negara, akan mempengaruhi kondusifitas kawasan.

Setidaknya ada tiga hal yang akan mempengaruhi hubungan kedua negara. Pertama, hasil dari perundingan nuklir Iran yang dilakukan di Venna, Austria. Hinnga menjelang pergantian tahun, upaya negosiasi program nuklir Iran yang melibatkan beberapa negara tersebut, tak kunjung menuai hasil, tidak menentunya hasil perundingan tersebut, bisa saja memantik konflik antar negara di kawasan Timur Tengah.

Besarnya atensi negara-negara kawasan atas upaya pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Iran, boleh jadi akan memancing meningkatnya ketegangan. Dan boleh jadi juga akan semakin memperuncing hubungan Iran dengan Arab Saudi yang selama ini memang sudah memanas.

Kedua, dinamika politik dalam negeri beberapa negara di Timur Tengah. Beberapa negara Timur Tengah, pada tahun 2020 tercatat akan menyelenggarakan pesta demokrasi. Pemilu legislatif di Lebanon dan proses pembentukan pemerintahan baru di Irak, tak luput dari persaingan kedua negara. Tingginya suhu politik yang terjadi di dua negara tersebut, tidak terlepas dari campur tangan persaingan antara Iran dan Arab saudi.

Ketiga, masih berlangsungnya proxy war antar kedua negara. Proxy war antara Iran dan Arab Saudi masih berlangsung sengit di beberapa negara. Yaman adalah salah satu arena pertarungan sengit kedua negara. Hingga saat ini, konflik dalam negeri yaman yang melibatkan kubu oposisi yang didalangi oleh Arab Saudi dengan rezim Bassar Al Assad yang didalangi Iran masih berlangsung hingga saat ini. Hal tersebut menunjukkan belum tercapainya kata sepakat antara Iran dan Arab Saudi.

Beberapa variabel di atas menunjukkan gesekan antara Iran dan Arab Saudi akan terus berlangsung hingga tahun 2022. Perang berkepanjangan yang terjadi di Yaman dan krisis politik yang melanda Lebanon dan Irak, lebih merupakan akibat dari persingan kedua negara. Maka wajar saja jika, wajah kawasan timur tengah akan sangat dipengaruhi oleh masa depan rekonsiliasi yang telah diupayakan kedua negara sejak tahun lalu itu.

Jika, hubungan antara Iran dan Arab Saudi beranjak ke arah yang lebih baik. Maka, itu semua akan berperan besar menciptakan kondusifitas di Timur Tengah. Tetapi jika sebaliknya, hubungan kedua negara tersebut kian memburuk, maka itu semua akan memberikan andil yang sangat besar dalam menciptakan sentimen negatif di kawasan, dan timur tengah akan tetap hidup dalam kubangan api konflik yang kian hari kian meluas dan membesar.

Ahmad Hadi Ramdhani, Pemerhati Timur Tengah di TGB Institute

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru