33.2 C
Jakarta
Array

Mari Rawat Persaudaraan, Hindari Gesekan!

Artikel Trending

Mari Rawat Persaudaraan, Hindari Gesekan!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menjelang gelaran pesta demokrasi lima tahunan, suhu politik nasional begitu memanas. Di satu sisi, kondisi ini memberikan sinyal positif bahwa masyarakat semakin melek dan aktif mengikuti perkembangan dunia politik nasional. Namun di sisi lain, munculnya ghirah politik yang tak diimbangi dengan rasa persatuan ini dapat memicu konflik horizontal. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat politik selalu membawa iklim pertarungan antar kubu yang memiliki kepentingan berbeda-beda sehingga luapan emosi menjadi sesuatu yang didahulukan ketimbang gagasan.

Jika dinamika politik yang syarat akan kepentingan antar kelompok ini dibiarkan begitu saja, maka konflik dan gesekan akan terjadi di tengah-tengah masyarakat. Situasi politik mutakhir mengkonfirmasi bahwa potensi konflik, gesekan dan perpecahan dalam masyarakat sangat besar. Terlebih saat ini sedang gencar-gencarnya gelaran deklarasi tagar maupun aksi turun jalan menolak dan mendukung presiden 2019.

Menanggapi situasi itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan himbauan kepada kedua belah pihak (#2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi) tidak menggelar acara di seluruh Indonesia. Dua gerakan yang saling berbenturan karena perbedaan kepentingan itu harus segera disudahi. Hal ini sebagai upaya untuk menciptakan kondisi damai. Kira-kira itulah dasar sikap MUI sebagai ikhtiar menjaga dan merawat persatuan dan persaudaraan.

Memang, gerakan tagar 2019 Ganti Presiden dan tagar tandingannya 2019 Tetap Jokowi merupakan salah satu wujud ekspresi masyarakat yang dijamin oleh konstitusi. Namun demikian, agaknya gerakan tersebut lebih memunculkan banyak masalah. Sehingga harus dihentikan.

Pertama, merusak tali persaudaraan. Apabila gerakan yang satu berjalan, maka akan selalu ada gerakan tandingan. Hal ini wajar mengingat kedua belah pihak tidak mau kalah. Sehingga, fanatisme buta akan mudah muncul dalam situasi seperti ini. Dari sinilah tali persaudaraan akan semakin runyam. Antara kedua belah pihak tak akan memandang sebagai sebuah kawan, melainkan lawan yang harus dikalahkan. Indikasi melakukan perlawan seperti ini sudah sangat jelas sekali. Bahkan secara blak-blakan ada kelompok yang siap melawan (berantem) jika diajak berantem. Ini mencerminkan betapa persaudaraan sudah tidak dianggap lagi, rusak. Jika yang demikian terjadi, maka Indonesia akan lebih dini menandatangi kontrak kehancurannya.

Kedua, melahirkan konflik tak produktif. Kita sudah capek dengan konflik-konflik yang tak produktif. Alih-alih produktif, yang ada justru merugikan bangsa secara keseluruhan. Energi masyarakat akan terbuang sia-sia hanya untuk menggelar kegiatan yang penuh dengan emosi belaka.

Upaya MUI bukan dalam rangka membatasi kebebasan berekspresi. Namun harus kita maknai sebagai upaya serius untuk menjaga kondusivitas dan persaudaraan antar bangsa agar tidak terjerambab pada konflik yang tak produktif dan mengarah pada disintegrasi bangsa.

Ketiga, mengorbankan kepentingan yang lebih besar. Diakui maupun tidak, gerakan tagar tersebut dapat menggoyahkan atau menggadaikan persaudaraan antar bangsa yang sudah tercipta sekian tahun lamanya. Jadi, terlalu naif jika hanya gara-gara pilihan politik berbeda, kepentingan bersama ditinggalkan. Ingat, perdamaian dan persaudaraan antar seluruh bangsa adalah aset yang luar biasa, melebihi jago Anda memang Pilpres.

Gerakan yang memicu konflik tersebut berawal dari media sosial kemudian merembet ke dunia nyata. Semakin hari kita melihat bahwa gerakan tersebut semakin memicu konflik dalam masyarakat. Bisa jadi, awal-awal berbentuk penolakan. Namun jika terus dibiarkan, maka akan memicu kekerasan.

Untuk itu, marilah kita beranjak dari cara berpolitik yang lebih subtansial. Utamakan gagasan dan visi-misi untuk membangun Indonesia. Kemudian kita harus menyudahi kecenderungan bahwa menyesaki media sosial dengan konten-konten prokatif dan nyinyiran terhadap kelompok lawan. Sekali lagi, sudahi semua itu! Cara inilah yang dapat mengokohkan persaudaraan dan menghindari potensi bentrokan. Pilpres adalah ajang adu visi-misi, bukan untuk berkelahi!


 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru