27.8 C
Jakarta
Array

Mari Perkuat Persatuan!

Artikel Trending

Mari Perkuat Persatuan!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harus diakui dan disadari bahwa untuk mencapai tangga tertinggi, pasti ada rintangan dan godaan yang luar biasa. Sama halnya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, Indonesia tidak akan pernah lepas dari rongrongan.

Hingga saat ini masih ada kelompok yang secara terang-terangan dan membabi buta hendak memukul mundur Indonesia, dengan cara mengadu-domba dan menebar fitnah serta kebencian antar sesama.

Kelompok tersebut selalu menjadi duri dalam menitih perjalanan bangsa besar seperti Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan serta kedamaian. Berbagai cara mereka tempuh, mulai menebar kebencian, mengadu-domba antar sesama anak bangsa, hingga membajak sistem negeri yang telah disepakati bersama.

seiring kemajuan informasi dan teknologi, medan kelompok ini semakin luas. Benar. Media sosial yang diciptakan untuk mempererat tali persaudaraan, oleh kelompok ini, dijadikan medan untuk menebar berita palsu, memfitnah, membully kelompok tertentu dan lain sebagainya.

Memang motif kelompok tersebut bermacam-macam; ada yang mencari keuntungan sempit dan dangkal, ada juga untuk memuluskan misi tertentu, seperti membuat gaduh dan masyarakat Indonesia pecah belah.

Dalam konteks Indonesia yang plural, adu-domba menjadi cara paling efektif untuk meruntuhkah persatuan dan kesatuan. Karena itulah, dalam Islam, adu-domba (namimah) diharamkan dan termasuk akhlak tercela. Dikatakan demikian karena cara kerja adu domba adalah menyebarluaskan berita tidak benar (hoaxs), tentu dengan tujuan “mulia”, yakni agar antar individu atau kelompok saling mencurigai dan membenci.

Dalam hadis disebutkan: “Sesungguhnya Nabi Muhammad bersabda; ‘Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terbaik diantara kalian?’ Para Sahabat menjawab, ‘Mau, wahai Rasulullah.’ Kemudian beliau bersabda: ‘ Yaitu orang-orang yang jika mereka terlihat maka Allah pasti disebut-sebut.’ Beliau melanjutkan: ‘Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terburuk diantara kalian?’ Yaitu orang-orang yang suka kesana-kemari menebarkan desas-desus, merusak hubungan diantara orang-orang yang saling mencintai, dan berusaha menimbulkan kerusakan serta dosa ditengah-tengah orang yang bersih (HR. Ahmad). Kemudian balasannya pun juga jelas. Sebagaimana hadis Nabi: “Tidak akan masuk surga, ahli namimah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Senada dengan itu, dan berdasarkan perkembangan mutakhir di Indonesia, komisi fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. Dalam fatwa tersebut, ada lima hal yang diharamkan, diantaranya adalah ghibah, fitnah, dan namimah.

Secara mengenaskan nan memprihatinkan sudah dijelaskan kondisi jagat Indonesia sudah mengkhawatirkan. Masyarakat sudah terkotak-kotak. Kondisi ini bahaya. Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah pameo bahwa; bersatu kita teguh, berkotak-kotak kita runtuh. Dengan demikian, jika adu-domba terus menjalar dan masif, keruntuhan akan menjadi nyata. Oleh sebab itu, segenap bangsa Indonesia harus mengambil peran masing-masing, satu suara; perkuat persatuan, hancurkan adu domba!

Ada beberapa cara. Pertama, menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Itulah sebabnya, para founding fathers mewariskan semboyan pemersatu, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Makna filosofis Bhinneka Tunggal Ika itulah yang harus dihujamkan dalam diri masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Betapapun kita berbeda pilihan politik dan agama, namun kita mempunyai bendera yang sama, rumah yang sama, bahasa yang sama, dan tujuan yang sama.

Kedua, menebarkan nilai-nilai moderasi. Di tengah menguatnya paham-paham tertentu, nilai moderasi, jalan tengah, harus dibumikan dalam bumi nusantara. Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran akan keberagaman dan melahirkan sikap yang toleran, tidak mudah marah dan menyalahkan kelompok tertentu. Seali lagi, inilah pentingya membumikan washatiyyah, agar umat memiliki pandangan bahwa setiap umat memiliki tradisi dan ritual masing-masing. Dalam bahasa Ziauddin (2011), keberbedaan itu mendorong kita untuk ‘berlomba-lomba .. dengan umat lain dalam beramal saleh.’ Sehingga perbedaan itu bukan untuk ditentangkan, namun untuk mendorong kita menciptakan kekuatan besar dengan cara bekerja sama.

Ketiga, melakukan counter-hegemoni. Satu hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam upaya menghancurkan kelompok yang gemar mengadu domba adalah melakukan perlawan secara besar-besaran. Penulis yakin bahwa kelompok yang gemar memecah belah masyarakat Indonesia jumlahnya sedikit. Hanya saja mereka melakukan kerja jahatnya secara professional dan total football. Oleh sebab itu, segenap masyarakat Indonesia harus melawan kelompok tersebut dengan cara membuat counter-hegemoni. Dengan demikian, media social yang dijadikan medan kelompok jahat ini akan tenggelam oleh dari masyarakat, dimana informasi tersebut adalah informasi yang menyejukkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tegas kata, bangsa Indonesia harus melawan segala propaganda dan adu domba yang belakang disinyalir massif dilancarkan kelompok tertentu. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki solidaritas kuat serta jiwa persaudaraan begitu kental.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru