27.3 C
Jakarta
Array

Mari Menjadi Awam yang Baik

Artikel Trending

Mari Menjadi Awam yang Baik
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Muhammad bin Muhammad al-Ghazali atau yang sering kita kenal dengan nama Imam ghazali pernah mengalami gelombang popularitas dimana ketika ia berceramah tak cukup berdiri di mimbar melainkan harus berdiri ditembok kota agar jamaah bisa memandangnya. Salah satu dari banyak pemikiran imam ghazali yang brilian adalah tentang bagaimana menjadi masyarakat yang baik.

Dalam “Iljamul awam al-ilmi al-kalam” imam ghazali mengajak kita untuk membiasakan bercermin diri, introspeksi diri sampai kita sadar betapa awamnya kita. Yang dimaksud awam adalah menyadari bahwa hal tersebut bukan bidangnya atau tidak memahaminya, mungkin salah satu dari kita ahli di teknik dan awam di bidang kesehatan, ahli pertanian namun awam di bidang pendidikan.

Pemikiran ini merupakan anti-tesis dari pemikiran barat yang selalu menuntut menjadi profesional namun imam ghazali mengajak kita untuk menjadi awam yang baik. Akhir-akhir ini sering kali terjadi masalah yang disebabkan oleh orang awam yang tidak sadar akan keawamannya. Sebagai contoh banyak sekali orang -terutama di dunia maya- berbicara mengenai politik, ekonomi hingga tafsir al-Qur’an seolah-olah dirinya seorang ahli dalam bidang tersebut.

Imam al-Ghazali menjelaskan 5 langkah menjadi awam yang baik yaitu :

  1. TAQDIS (Menyucikan diri) dalam agama pasrahkan segala sesuatu pada Allah saja.
  2. AL-’IMAN WA TASDIQ (beriman dan percaya) percaya dan membenarkan, sebagaimana ketika kita sakit dan pergi ke dokter maka kita harus manut dengan anjuran dan resep dokter tanpa perlu berdebat dan mencari dalil jika ingin sembuh dari penyakitnya.
  3. AL-I’TIRAF BI AL-’AJZI (mengakui kelemahan) sadari kelemahan diri bahwa ternyata saya tidak ahli dalam masalah ini, jujurlah terhadap diri bahwa bukan ahlinya dalam bidang tersebut.
  4. AL-SUKUT ‘AN SU’AL (tidak mempertanyakan) jangan cerewet terhadap sesuatu yang tidak kamu ketahui, bertanya boleh namun secukupnya.
  5. AL-IMSAK ‘AN TASARRUF FI AL-ALFAD (menahan diri untuk ‘menggarap’ nash yang tidak dipahami)

Dari lima point diatas kita dapat belajar bagaimana mengendalikan diri kita, sebelum mengkritik misal “pemimpin sekarang tidak ada yang becus,” sungguh apakah kita sudah menjadi rakyat yang baik..?, kita seharusnya dapat mengambil pelajaran di dalam sholat berjamaah betapa repot dan beratnya menjadi imam itu, jika ada salah satu makmum yang tidak suka dengan imam satu saja, itu sudah menggugurkan hakikat sholat, mungkin secara syariat sholatnya sah namun secara substansi sholat kita adalah kehampaan. Maka alangkah baiknya ketika mau sholat tundukan ego kita, dan ridholah terhadap yang menjadi imam sholat kita agar nantinya sholat kita bukan hanya sholat secara jasad melainkan seholat secara ruhani pula.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru