33 C
Jakarta

Mantan Menhan Menolak Lupa Kejahatan WNI Eks Kombatan ISIS

Artikel Trending

AkhbarNasionalMantan Menhan Menolak Lupa Kejahatan WNI Eks Kombatan ISIS
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Dalam beberapa hari terakhir ini, pemerintah Indonesia melakukan telaah mendalam tentang rencana pemulangan eks kombata ISIS ke Inodneisa. Pasalnaya rencana pemulangan WNI eks Kombatan ISIS oleh pemerintah yang didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan. Namun demikian rencana ini menuai penolakan dari berbagai kalangan.

Atas wacana ini, perlu ditelaah secara mendalam. Pasalnya, beberapa kasus bom bunuh diri dan terorisme yang terjadi di Tanah Air. Semua tindak radikal yang merugikan selama ini hampir semuanya dipicu oleh jaringan eks kobamtan ISIS yang membengun jaringan di Indonesia.

Ryamizard Ryacudu mantan Menteri Pertahan Republik Indonesia  (Menhan) meminta pemerintah agar melakukan talaah yang mendalam. Menurutnya konspirasi tangisan para WNI Eks ISIS yang mengaku rindu pulang ke Tanah Air memiliki dua potensi. Sebagian dari mereaka benar-benar ingin insyaf dan sebagian yang lain justru akan membuat membangun jaringan ISIS di Indonesia.

Pihaknya perlu menegaskan bahwa isu ‘kemanusian’ terhadap WNI eks kombatan ISIS bisa saja hanya allibi. Maka pertanyaan yang pantas bagi meraka adalah, mereka yang ingin pulang karena rindu akan Tanah Air? Atau mereka sedang di-stir untuk membangun narasi-narasi tersebut ISIS di Indonesia?

WNI Eks Kombatan ISIS dalam Kajian

Ryacudu  dalam hal ini nampaknya tak mau kecolongan yang kedua kalinya. Pihanya menegaskan akan melawan lupa tentang kasus WNI Eks Kombatan ISIS di Indonesia. Pada tahun 2018 lalu, Tribun.Jogja pernah menurunkan berita berjudul “Operasi `Our Eyes` Ungkap ISIS Ingin Pindah Basis ke Indonesia”.

BACA JUGA  Lima Narapidana Terorisme Kelas IIA Salemba Ikrar Setia NKRI

Ketika itu, Menteri Pertahan Republik Indonesia masih dijabat Ryamizard Ryacudu. Ryacudu mengungkapkan ada upaya kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memindahkan basisnya di Asia Tenggara dari Marawi di Filipina ke Indonesia.

Demikian diungkapkan Menhan saat memberikan pernyataan kepada pers di Jakarta, seperti dikutip dari Tribun.jogja.com Senin (14/5/2018). Ia mengatakan, pemindahan itu sudah disiapkan dengan matang oleh para simpatisan ISIS di Indonesia. Sebab pemindahan tersebut adalah perintah dari pimpinan ISIS di Kabul, Afghanistan.

“Kenapa begini (aksi teror di Surabaya), kalian harus tahu di dalam perintah dari Kabul, mereka akan memindahkan Marawi ke sini,” ujarnya.

Seperti di ketahui, pada akhir 2017 lalu, ribuan milisi ISIS kabur ke Afghanistan setelah mendapatkan gempuran dari militer Suriah yang didukung Rusia.

Operasi Our Eyes

Menhan mengatakan bahwa informasi yang dia dapat berasal dari kerja sama operasi enam negara dengan sandi Our Eyes. Enam negara itu yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, dan Singapura. Forum ini merupkan kerja sama untuk mengatasi ancaman terorisme dan radikalisme di kawasan Asia Tenggara melalui pertukaran informasi strategis.

Operasi Our Eyes mengadopsi strategi intelijen Amerika Serikat dengan negara barat lainnya yang melibatkan kerja sama pertahanan dan militer untuk menangani terorisme. “Tujuannya sekarang adalah polisi dan tentara, itu perintah dari sana (ISIS di Afganistan). Sekarang itu hebatnya Our Eyes harus memberikan informasi kepada saya. Ini gunanya,” kata Menhan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru