31.8 C
Jakarta

Manfaatkan Ketidakpastian, Radikalisme Sasar Anak Muda Selama Pandemi

Artikel Trending

AkhbarNasionalManfaatkan Ketidakpastian, Radikalisme Sasar Anak Muda Selama Pandemi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Hampir seluruh negara di dunia menerapkan pembatasan sosial dan warganya memilih untuk berada di rumah saja selama pandemi Virus Corona COVID-19. Dalam kondisi itu, anak-anak muda berisiko terpapar terorisme dan radikalisme. Mereka masuk pada generasi Z dengan memanfaatkan ketidakpastian.

Para petugas dari Counter Terrorism Policing, kolaborasi kepolisian Inggris yang bertujuan mencegah aktivitas terorisme. Khawatir kebijakan isolasi dapat meningkatkan risiko radikalisasi terhadap orang-orang yang rentan di saat pandemi. Karena kondisi itu membuat mereka menghabiskan lebih banyak waktu menjelajahi internet dan membatasi akses terhadap layanan bantuan.

Dengan ditutupnya sekolah dan lembaga pendidikan tinggi, anak-anak muda menjadi salah satu kelompok masyarakat yang kehilangan bagian signifikan dari jaringan pendukung mereka selama pandemi. Sebagian dari mereka bisa saja mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan aturan pembatasan yang diberlakukan dan kondisi terpisah dari teman-teman mereka, sebut laporan resmi tersebut.

Laporan itu juga mengatakan, ditambah dengan ketidakpastian akibat pandemi, anak-anak muda ini berpotensi menjadi semakin rentan terhadap pengaruh negatif dan eksploitasi saat mereka mencari informasi tentang kekhawatiran mereka di dunia maya, atau mencari kegiatan dan berinteraksi dengan orang lain.

BACA JUGA  Indonesia Terancam Kena 5 Imbas Serangan Iran ke Israel

Memanfaatkan Ketidakpastian

Koordinator Pencegahan Regional di Counter Terrorism Policing North East, Detektif Inspektur Matthew Davison mengatakan. “Ini masa yang penuh ketidakpastian bagi kita semua, dan ketika virus itu mengurangi interaksi kita dengan dunia luar, tidak mengejutkan jika kita beralih ke dunia maya untuk mencari informasi tentang kekhawatiran kita dan terhubung dengan orang lain.”

“Kami tahu kelompok-kelompok ekstremis dengan beragam ideologi juga aktif di platform yang sama. Mereka berupaya memanfaatkan ketidakpastian akibat pandemi ini untuk menyebarkan hoaks, ketakutan, dan kebencian,” imbuh Davison, seperti dilansir Xinhua, Kamis (14/5/2020).

Dia mendesak siapa pun yang mencemaskan seseorang yang dikenalnya untuk mengunjungi situs web “Let’s Talk About It”. Hal ini tidak lain unutk memperoleh lebih banyak informasi, atau mengungkapkan kekhawatiran mereka kepada polisi.

“Penting bagi kita untuk bertindak cepat guna mencegah orang-orang terlibat terlalu jauh dalam ekstremisme kekerasan atau terorisme,” ia memungkasi.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru