29.7 C
Jakarta
Array

Makmun Rasyid: Pancasila Lahir Dari Piagan Madinah

Artikel Trending

Makmun Rasyid: Pancasila Lahir Dari Piagan Madinah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kudus. Penulis buku HTI Gagal Paham Khilafah Makmun Rasyid menilai ideologi HTI berangkat dari penafsiran yang salah tentang dalil, baik Al-Qur’an ataupun Hadits. Menurutnya, sistem khilafah yang diusung membahayakan tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga dunia. Ide tersebut juga akan dikecam dunia internasional, terutama penduduk non-Islam.

“Saya pernah berdialog dengan salah satu pendeta di Vatikan, bagaimana jika Indonesia dijadikan khilafah? Jawabnya, emang itu negara miliknya eyangmu apa. Jadi tidak mungkin khilafah ini kita anggap sebagai kewajiban untuk mewujudkan,” papar Makmun dalam seminar bertajuk “Membentengi NU dari Radikalisme” di Gedung MWCNU Gebog, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (11/05).

Ia juga menjelaskan bahwa Pancasila sudah merupakan ideologi yang sesuai dengan Islam. Ia bercerita bahwa ketika sedang penelitian di Ende, Nusa Tenggara Timur, dirinya bertemu dengan putra dari sopir pribadinya Bung Karno. Dalam dialog antar keduanya disebutkan bahwa Pancasila terbentuk atas perasan, pemikiran, dan inspirasi dari Piagam Madinah.

“Bung apakah benar Pancasila dibentuk Bung Karno sebab pengaruh komunis. Dia jawab tidak. ‘Pancasila lahir dari Piagam Madinah, ini buktinya,’ kata dia yang menyodorkan tulisan Bung Karno kepada saya,” Makmun bercerita.

Seminar digelar MWCNU Gebog bekerja sama dengan Kesbangpol Kabupaten Kudus merespon pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Hadir pula sebagai pemateri IPDA Subkhan, Kanit 5 Polres Kudus. Forum dimoderatori oleh Qomarul Adib, aktivis NU Kudus.

Sementara itu, IPDA Subkhan menjelaskan pengalamannya mengatasi radikalisme dan ormas yang ideologinya bertentangan dengan NKRI di Kudus. Kata Subkhan, meski Kudus terkenal sebagai kota santri namun celah radikalisme harus tetap diwaspadai. Selama lebih dari lima tahun menangani radikalisme dan konflik ia menemukan celah itu kebanyakan masuk melalui pemahaman seseorang terhadap dalil agama.

“Para golongan radikalis itu pintar sekali berdebat dengan dalil agama, maka hati-hati,” sampainya.

Mengatasi itu, menurutnya, salah satu strategi yang digunakan ialah melawannya juga dengan dalil yang dimainkan dengan logika dan penafsiran yang benar. Biasanya kepolisian mengajak ulama dan terdakwa untuk diskusi terbuka untuk mengembalikan terdakwa itu pada “jalan” yang benar.

“Untuk itu saya sering mengajak ulama dan tokoh agama yang cakap dalam menghadapi mereka,” katanya.

Ia kemudian mengimbau kepada peserta seminar agar segera melapor jika ada orang yang berideologi mencurigakan. Ia juga mengajak supaya sama-sama bergerak mengawal keutuhan NKRI sebagai harga mati. (M. Farid/Mahbib)

Sumber: NUONLINE

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru