Harakatuna.com. Jepara. Makmun Rasyid, Penulis buku HTI: Gagal Paham Khilafah dalam sarasehan publik Anti Khilafah pasca wafatnya Hizbut Tahrir Indonesia di Laboratorium Microteaching, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara memberikan pembekalan kepada mahasiswa dan mahasiswi dalam menyikapi banyaknya aliran-aliran yang berpotensi merobek rajutan antar sesama anak bangsa di Indonesia.
“HTI, sebagai sebuah gerakan politik dan aliran Islam seperti Muktazilah, Syiah, Qadariyah, Ubbadiyah di Al-Jazair tentunya di dalam menyebarkan ajaran Islam menurut pemahaman kelompoknya masing-masing, dan pergerakannya tidak terlepas dari nuansa politik, kekuasaan dan kepentingan kelompoknya,” pungkasnya.
UNISNU, sebagai kampus yang berbasis ideologi Nahdliyyin, pasca wafatnya HTI, terdapat orang-orang yang menaruh buletin Al-Islam, sebuah buletin produk HTI. Makmun menanggapi kejadian ini, di mana ia mengatakan, UNISNU jangan kecolongan dan harus waspada terhadap gerakan masif yang dilakukan kader-kader militan HTI.
“UNISNU, tidak saja harus menjaga kampusnya dari paham-paham imporan, melainkan juga harus peduli terhadap masjid-masjid dan kampus-kampus yang ada di Jepara. Mahasiswa dan mahasiswi Nahdliyyin harus menyebar dan membentengi masyarakat dari gerakan internasional yang disetir oleh juragannya dari luar Indonesia,” tambah Makmun Rasyid.
Mengakhiri diskusi sarasehan publik Anti Khilafah, seluruh peserta sama-sama berdeklarasi menolak HTI dan dan paham Khilafah di UNISNU.
Pertama, Kami mahasiswa UNISNU Jepara menolak HTI dan atau Organ lain yang bersenyawa dengan HTI serta menolak paham pendirian Khilafah di Indoensia.
Kedua, Kami mahasiswa UNISNU Jepara menolak HTI dan atau Organ lain yang yang bersenyawa dengan HTI serta menolak paham pendirian Khilafah di Indonesia masuk di UNISNU Jepara.
Ketiga, Kami mahasiswa UNISNU Jepara menolak segala macam bentuk gerakan yang mengancam keutuhan NKRI.
Keempat, Kami mahasiswa UNISNU Jepara menegaskan bahwa kami adalah pengawal paham Aswaja Al-Nahdliyyah.
Kelima, mengajak seluruh mahasiswa UNISNU Jepara untuk membentengi diri dengan pemahama Islam Aswaja secara kaffah.
Keenam, meminta kepada segenap civitas akademika UNISNU Jepara untuk selalu waspada terhadap segala bentuk provokasi dan hasutan yang merongrong NKRI dan Pancasila
Jepara, 12 Mei 2017
Presiden BEM UNISNU Jepara
Bagus Budiawan
Keenam poin tersebut dibacakan langsung oleh presiden BEM Unisnu Jepara dan diikuti oleh seluruh peserta dan hadirin. Harapannya, “UNISNU harus ada di garda terdepan dalam membentengi paham-paham imporan yang sedang menjadi virus di Indonesia. Sebuah virus yang melunturi semangat nasionalisme dan mengikis produk-produk Indonesia,” tutup Makmun Rasyid. []