32.4 C
Jakarta
Array

Mahasiswa, Sikap Ilmiah, dan Tantangan

Artikel Trending

Mahasiswa, Sikap Ilmiah, dan Tantangan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam kasta pelajar, mahasiswa menduduki posisi paling atas. Karena mahasiswa adalah siswa senior. Tak ayal jika mereka menyandang predikat ‘maha’, yang berarti ‘paling’. Dengan predikat tersebut, dapat ditegaskan bahwa mahasiswa adalah orang yang paling ‘tamak’ mencari ilmu. Mahasiswa tidak pasif dan menunggu datangnya ilmu kepadanya, tetapi justru aktif mencari dan memburu ilmu.

Motivasi yang mendorong mahasiswa mencari ilmu adalah ibadah. Dengan menambah dan menguasai ilmu pengetahuan yang banyak, seorang mahasiswa akan semakin sadar dan mengerti kekuasaan dan keagungan Allah dan berakibat pendekatan diri kepada-Nya.

Mahasiswa berbeda dengan siswa sekolah. Siswa adalah sekelompok anak atau remaja yang sedang berkembang yang belum memiliki pengertian matang, sehingga arah perkembangan anak tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau guru. Mahasiswa adalah kelompok manusia muda yang sudah dewasa dan sudah masak perkembangan fisik maupun mentalnya, maka mereka mempunyai sifat yang berbeda dengan anak-anak.

Hal yang perlu dilatih dari mahasiswa adalah untuk berfikir dan berpendapat bebas yang dikalangan perguruan tinggi lazim disebut dengan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik. Mahasiswa selalu diarahkan dan dibimbing untuk berfikir secara bebas, obyektif, mandiri, rasional dan ilmiah.

Dengan demikian, mahasiswa harus selalu berfikir dan berusaha memanfaatkan segala kemudahan yang ada diperguruan tinggi untuk peningkatan prestasi diri dalam bidang ilmu, seni, etika, bakat dan minat.

Impikasinya, jika mahasiswa selalu berfikir dan berusaha semaksimal mungkin, sangat diperlukan untuk menjadi mahasiswa yang baik dan sukses. Setiap permasalahan perlu dihadapi secara teliti dan cermat, agar menjadi mahasiswa yang mampu memisahkan antara yang benar dan yang salah. Perlu diingat bahwa orang pandai adalah orang yang bisa memilah, mengelompokkan, memisahkan dan membedakan sesuatu dengan yang lain.

Gelar ‘mahasiswa perguruan tinggi’ jelas tidak memiliki makna yang sempit. Sebab, menjadi mahasiswa merupakan suatu kebangaan sekaligus tantangan. Artinya, betapa tidak ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiwa begitu besar.

Halo Perguruan Tinggi ?

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan kebudayaan yang semakin mengglobal, masyarakat mulai berfikir rasional, sehingga segala sesuatu yang disampaikan kepada masyarakat harus sejalan dengan penalaran masyarakat, bahkan ajaran agama semakin cenderung dituntut kejelasannya dan pemahamannya secara rasional. Maka tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa semakin berat.

Gemar mengikuti pengkajian agama Islam harus kita tradisikan. Hal ini terutama karena sampai saat kini rata-rata individu-individu atau lembaga-lembaga pendidikan berlatar belakang umum termasuk yang memiliki minat mengikuti kajian yang sangat rendah. Apabila pengetahuan sarjana perguruan tinggi tidak dikembangkan secara lebih luas. Artinya, dalam perananya di masyarakat tidak dapat digantikan oleh sarjana yang memiliki dasar umum dan juga tahu pengetahuan agama.

Kita tahu, perkembangan Islam yang semakin marak di berbagai pelosok dunia, di dukung oleh jatuhnya ideologi komunisme di Rusia, Islam diharap menjadi alternatif bagi ideologi dunia di masa yang akan datang. Sebuah ideologi dituntut untuk siap dengan berbagai macam konsep-konsep politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Artinya apa? Kita umat Islam harus terus mengembangkan konsep-konsep tersebut dan terus menanti perkembangan konsep-konsep baru dari generasi muda muslim.

Kita prihatin bahwa keadaan ini tidak kunjung membaik. Mari menjadikan sumber daya yang dimiliki umat Islam di Indonesia maupun di negara-negara Islam lainnya lebih baik, agar dapat menandingi sumber daya negara-negara barat yang maju.

Alhasil, kepada perguruan tinggi mana pun di Indonesia, mari memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya agar para mahasiswa nantinya mampu berperan aktif dalam pendewasaan dan pencerdasaan masyarakatnya. Ayo saatnya kita menjalankan nilai-nilai peran mahasiswa, siap untuk menerima perubahan menuju kearah kemajuan dan dengan selalu berupaya untuk mengubah atau menyadarkan diri kita dari keterbelakangan. Wallahu a’lam bi al-shawab.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru