31.8 C
Jakarta
Array

Literasi Media dan Konten Edukatif, Kunci untuk Dunia Maya Damai

Artikel Trending

Literasi Media dan Konten Edukatif, Kunci untuk Dunia Maya Damai
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Arus informasi mengalir begitu derasnya. Tak peduli mengandung konten positif dan negatif. Semua tanpa tedeng aling-aling bergumul di sebuah dunia yang bernama dunia maya. Literasi media menjadi sesuatu yang wajib diterapkan. Literasi media tidak hanya kemampuan memahami konten digital. Akan tetapi juga terkait kemampuan untuk menganalisis sejauh mana kredibilitas informasi dan sumbernya.

Karena konten yang mengandung hoax, provokasi, ujaran kebencian, propaganda, pornografi, intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah makanan sehari-hari dalam kehidupan di dunia maya. Literasi media merupakan tahap awal dalam mengakses dunia maya agar kita tidak terjebak di dalam kubangan kegelapan dunia maya. Lalu bagaimana langkah selanjutnya?

Agar dunia maya tidak menjadi sarang konten-konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian, provokasi, propaganda, pornografi, intoleransi, radikalisme, terorisme dan lain sebagainya. Mari kita isi dunia maya dengan konten-konten edukatif dan perdamaian. Yang punya chanel youtube, portal atau situs online hingga media sosial kita isi dengan konten-konten edukatif dan perdamaian.

Hal tersebut termasuk  salah satu cara untuk membendung konten-konten negatif. Jangan hanya berpangku tangan karena sudah ada pemerintah atau sudah ada UU ITE. Ibarat rumah dunia maya harusnya menjadi tempat tinggal yang layak huni. Kalau rumah rapi dan bersih otomatis yang memetik kenyamanan adalah si penghuni. Tetapi kalau rumah kotor bahkan berisi barang atau hewan yang berbahaya tentu yang terganggu adalah si penghuni rumah itu sendiri.

Mengingat berdasarkan data yang dilansir Kompas.com, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan bila populasi penduduk Indonesia saat ini mencapai 262 juta orang. Lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017. Dunia maya menjadi rumah kedua kita.

Perdamaian harus senantiasa kita gelorakan di dunia maya. Karena yang terjadi dalam dunia maya ternyata berpengaruh di dunia nyata. Dunia maya, meskipun sejatinya semu merupakan bagian dari dunia nyata. Punya implikasi terhadap dunia nyata.

Ada kata-kata bila mulutmu adalah hariamaumu yang berlaku dalam dunia nyata. Karena apa yang kita ucapkan dan katakan akan berpengaruh dan mendapatkan tanggapan dari orang lain. Kalau kita berkata buruk misalnya, tentu orang lain kemungkinan besar akan merasa tidak nyaman dengan kita atau bahkan membalas ucapan dan perkataan kita. Tak berbeda dengan di dunia maya, bila jarimu adalah hari maumu. Karena dunia maya contohnya di medsos setiap apa yang kita ketikkan dan tuliskan akan diperhatikan bahkan mendapat respon dari orang lain atau bahkan mempengruhi mereka.

Jangan sampai kita membuat atau menyebarkan konten-konten negatif di dunia maya. Ingat dunia maya bukan ruang hampa. Meskipun ia maya akan tetapi bagian dari dunia nyata. Ia berimplikasi terhadap dunia nyata.

Apalagi ada yang namanya jejak digital. Jejak digital ini dapat melacak segala aktivitas kita di dunia maya termasuk ketika membuat atau menyebarkan konten-konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian, provokasi, propaganda, intoleransi, radikalisme, terorisme dan konten negatif lainnya.

Akan sangat merugikan apabila jejak digital kita terlacak saat membuat atau menyebarkan konten negatif. Contohnya saat kita sedang melamar pekerjaan. Dan kita diterima diperusahaan yang kita inginkan tadi. Tapi beberapa waktu kemudian perusahaan atau tempat kita kerja mengetahui jejak digital kita yang pernah kita lakukan. Kita pernah membuat atau menyebarkan konten negatif di dunia maya. Karena dirasa jejak digital tersebut bertentangan dengan aturan perusahaan atau tempat kerja maka kita akhirnya harus di keluarkan dari tempat kita kerja kita.

Tentu itu merupakan contoh kecil dari akibat membuat atau menyebarkan konten-konten negatif. Masih banyak dampak lain yang lebih besar akibat dari konten-konten negatif tersebut. Baik terhadap diri sendiri, orang lain, keluarga, masyarakat hingga bangsa dan negara. Ingat di abad teknologi dan informasi ini, dunia maya memegang peranan penting dalam kehidupan manusia-manusia modern ini.

Tidak ada pilihan lain selain menjadi agen perdamaian di dunia maya dengan membuat dan menyebarkan konten-konten positif, edukatif dan perdamaian di dunia maya. Minimal dengan nge-tweet atau membuat status yang bernada positif atau bermanfaat bagi orang lain.

[zombify_post]

Ahmad Solkan
Ahmad Solkan
Penulis lepas, Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru