25.7 C
Jakarta
Array

Lima Objek Pikir dan Hasilnya Menurut Syaikh Nawawi al-Bantani

Artikel Trending

Lima Objek Pikir dan Hasilnya Menurut Syaikh Nawawi al-Bantani
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Tak hanya dengan melafalkan kalimat-kalimat thayyibah, berzikir dalam rangka mengingat Allah juga bisa dilakukan dengan cara lain, seperti beramal dan berpikir.

Berpikir sebagai suatu laku begitu mendapat apresiasi besar dari Allah swt. mengingat hal tersebut merupakan ciri pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Begitu banyak ayat yang berakhiran peringatan untuk berpikir, seperti afala ta’qilun, afala tatafakkarun, afala tadabbarun. Ada pula yang dengan sengaja menyebut para pemikir, yaa ulil albab, misalnya.

Dalam kitabnya yang berjudul Kasyifah al-Saja sebagai komentar atas kitab Safinah al-Naja karya Syaikh Salim bin Sumair al-Hadlromi, Syaikh Nawawi al-Bantani mengutip sebuah ungkapan.

تفكر ساعة افضل من عبادة ستين سنة و افضل الجميع الايمان

Berpikir sesaat lebih baik ketimbang ibadah 60 tahun. Adapun yang lebih utama dari semuanya adalah iman.

Ungkapan tersebut bukan berarti dengan berpikir saja sudah cukup tanpa harus beribadah. Ibadah akan lebih utama jika diimbangi dengan laku pikir.

Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Kakek buyut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin itu mengungkapkan lima objek berpikir serta hasilnya.

Berpikir mengenai tanda-tanda keagungan Allah. Hal ini biasa dilakukan oleh para saintis untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi di alam semesta ini. Para pemikir ini biasanya akan semakin bertambah keyakinannya terhadap Allah swt. Ia akan makin mantap dalam imannya sebab ia menemukan data dan fakta atas keagungan Tuhan.

Memikirkan nikmat-nikmat Allah akan semakin menambah rasa cinta orang yang memikirkan hal tersebut kepada-Nya. Betapa tidak, nikmat yang Ia berikan tidak akan mampu orang tersebut hitung sehingga menimbulkan rasa cinta sebab tidak akan mampu membalasnya. Hanya cinta yang membuatnya merasa semakin ingin dekat dengan-Nya.

Allah seringkali berjanji akan memberikan sesuatu kepada mereka yang melakukan hal baik. Berpikir mengenai janji-janji tersebut akan melahirkan ketertarikan beribadah.

Sebaliknya, Allah juga kerap kali mengancam makhluk-Nya dengan neraka, azab yang pedih, dan berbagai ancaman keras lainnya. Memikirkan hal tersebut akan membuat pelakunya merasa takut sehingga enggan melakukan maksiat tersebut.

Terakhir, berpikir mengenai kealpaan pribadi akan ketaatan. Jika hal ini dilakukan akan melahirkan sifat malu sehingga untuk memulihkannya, ia harus tidak lagi mengulangi laku buruknya itu.

Dari sini, kita bisa ambil kesimpulan, bahwa zikir dengan berpikir akan melahirkan amal saleh.

Syakirnf

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru