28.4 C
Jakarta
Array

Lima Larangan Meremehkan

Artikel Trending

Lima Larangan Meremehkan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Era kekinian dengan internet sebagai garda terdepan menjanjikan sejuta kemudahan. Tapi di sisi lain rawan meninmbulkan kemudaharatan. Tidak sedikit orang-orang membuat status, unggahan video, dan lainnya tanpa berpikir panjang efeknya kemudian. Sehingga memicu ketidakstabilan masyarakat.

Apalagi fenomena hatespeech yang kian memprihatinkan, orang dengan mudah menghujat sana sini, mengorek kesalahan orang lain, saling meremehkan satu sama lain, dan sebagainya. Sehingga marwah medsos yang sepatutnya sebagai media silaturahim dan media dakwah harus mengalami kenyataan pahit, disalahgunakan oleh para penggunanya.

Berkenaan meremehkan orang lain, Imam Nawawi dalam Nashaihul Ibad-nya menjelaskan Rasulullah SAW pernah bersabda tentang lima larangan meremehkan orang lain dan kerugiannya, yaitu:

Pertama, barang siapa meremehkan ulama, maka ia akan rugi dalam urusan agama. Telah jamak diketahui adanya berbagai golongan dalam Islam meniscayakan masing-masing mempunyai ulama atau tokoh panutan masing-masing. Sehingga di kalangan jamaah muncul kecenderungan untuk saling meremehkan ulama dari golongan di luar dirinya. Meremehkan ulama berdampak pada ketidakberkahan hidup dan rawan menimbulkan konflik horizontal.

Kedua, barang siapa meremehkan pemerintah, maka ia akan rugi dalam urusan dunia. Menengok timeline medsos maka akan diketahui banyak sekali para haters pemerintah Jokowi yang menguliti kekurangannya di sana sini. Jokowi diremehkan dan dianggap gagal dalam menjalankan roda kepemerintahan, padahal bukankah hal yang wajar suatu kepemerintahan yang diliputi kekurangan dan kelebihan. Tentu tindakan seperti ini tidak menciptakan kondusifitas masyarakat, namun malah menimbulkan ketegangan.

Ketiga, barang siapa meremehkan tetangga, maka ia akan rugi dalam beberapa hal yang ia perlukan. Tetangga merupakan orang yang paling dekat rumahnya dengan kita, sehingga saling menghargai dan menghormati adalah sebuah keniscayaan. Jika antar tetangga saling meremehkan, maka yang terjadi adalah kebutuhan sehari-hari dan gotong royong antar tetangga menjadi tidak terfasilitasi. Bahkan Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang diriku berada dalam kekuasaaan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba hingga ia mencintai tetangganya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim)

Keempat, barang siapa meremehkan kaum kerabat, maka ia akan rugi dalam urusan kasih sayang. Kerabat merupakan tenmpat berkeluh kesah apabila terjadi permasalahan. Kerabat merupakan tempat berbagi, baik kebahagiaan maupun kesedihan. Kerabat selalu hadir dalam setiap momen kehidupan kita.

Kelima, barang siapa meremehkan istrinya, maka ia akan rugi dalam urusan kenikmatan hidup. Istri merupakan teman sehidup semati, senasib sepenanggungan. Jika suami istri saling meremehkan yang terjadi adalah tidaknya ada harmoni dalam keluarga dan rawan menyebabkan koyaknya mahligai kehidupan, puncaknya terjadi perceraian.

Oleh karena itu sebagai pribadi muslim, hendaknya menghindari perbuatan saling meremehkan. Baik secara langsung dalam kehidpan nyata, maupun melalui akun media sosial kita. Meremehkan orang lain memunculkan kemudharatan untuk diri sendiri dan menimbulkan ketegangan masyarakat sehingga perlu diminimalisir atau dibuang jauh-jauh. Mulai dari diri sendiri berusaha menjadi pribadi yang bijak dan mengajak orang-orang terdekat kita. Wallahu a’lam.

(Abdul Ghofur, staf akademik pada FITK IAIN Surakarta)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru