29.5 C
Jakarta

Gas Bumi Turki: Berubahkah Landscape Politik Timur Tengah?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahUlasan Timur TengahGas Bumi Turki: Berubahkah Landscape Politik Timur Tengah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada 21 Agustus 2020 bahwa Turki telah berhasil menemukan gas alam di Laut Hitam. Penemuan cadangan gas bumi tersebut mencapai pada angka 320 milyar kubik. Dalam kelanjutan pidatonya Presiden Erdogan mengatakan bahwa diharapkan akan ada penemuan gas bumi lain pada area yang sama (Bechev, 2020).

Pengumuman tersebut lantas mendapatkan respon dari dunia internasional dan perbincangan apakah hal tersebut dapat mengubah wajah Turki dalam peta politik di Timur Tengah. Sebelum menjawab pertanyaan di atas, akan lebih baik apabila kita melihat terlebih dahulu posisi Turki dalam peta kekuatan di kawasan Timur Tengah terutamanya dalam ruang lingkup energi.

Secara historis, Turki pada masa Imperium Ottoman pernah menjadi kekuatan politik yang sangat besar di dunia dan terutamanya di Timur Tengah namun tidak superior dalam hal energi. Eksplorasi minyak dan gas bumi yang dilakukan pada sekitar tahun 1930 di semenanjung Arab membuat negara – negara di semenanjung Arab pada saat ini memiliki peran penting dalam isu energi di kawasan Timur Tengah. Di sisi lain Turki tidak seberuntung negara – negara semenanjung Arab dan cenderung inferior dalam isu energi bahkan pada negara – negara di kawasan Asia Tengah. Untuk memenuhi kebutuhan energinya, Turki terpaksa harus mengambil kebijakan impor dari negara lain. Sampai pada posisi November 2019, Iraq masih menjadi negara pemasok minyak bumi terbesar bagi Turki disusul Rusia dan Iran (Ersen, 2019). Sementara untuk memenuhi gas bumi, Rusia sangat mendominasi sebagai negara pemasok gas bumi ke Turki (Ozdemir, 2020).

Gas Bumi TurkiKetergantungan Turki terhadap impor sumber daya energi yang sangat besar membuat Presiden Erdogan mengintsruksikan untuk melakukan eksplorasi sumber daya alam di Turki. Upaya itu membuahkan hasil pada tanggal 21 Agustus 2020 dengan penemuan, sampai saat ini, 320 milyar meterkubik gas bumi di Laut Hitam.

Menilik dari kebutuhan gas bumi di Turki pada tahun 2019 yang mencapai 45 milyar meter kubik per tahun maka dapat diproyeksikan bahwa cadangan gas sebesar 320 milyar meter kubik akan habis dalam jangka waktu 7 tahun.

Berdasarkan proyeksi di atas maka dapat dikatakan Turki akan tetap menerapkan kebijakan impor untuk memenuhi kebutuhan energinya, baik minyak dan gas bumi. Berdasarkan data sampai hari ini, penemuan gas bumi di Turki belum bisa menjadikan Turki sebagai negara eksportir gas bumi.

Penemuan 320 milyar meter kubik gas bumi memang menjadi penemuan yang masif bagi negara yang dalam perjalanannya menggantungkan kebutuhan minyak dan gas bumi dari kebijakan impor. Namun, penemuan masif tersebut belum secara signifikan dapat memenuhi kebutuhan gas bumi di Turki apalagi untuk menjadi negara eksportir gas bumi. Dan perlu diingat juga bahwa kebutuhan energi di Turki bukan hanya soal gas bumi namun juga minyak bumi yang sampai saat ini masih sangat tergantung kepada kebijakan impor. Dari situ dapat dikatakan bahwa pemerintahan Turki akan tetap mengambil kebijakan impor minyak dan gas bumi.

Kebutuhan Turki akan energi yang masih terus terjadi kendati telah ditemukannya Gas Bumi maka ketergantungan Turki terhadap negara importir minyak dan gas bumi masih besar. Namun dengan adanya cadangan gas bumi yang cukup besar saat ini maka Turki setidaknya mendapatkan posisi tawar yang lebih baik apabila berhadapan dengan negara – negara importir, terutama negara importir gas bumi. Posisi tawar Turki yang lebih baik dengan penemuan gas bumi ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Turki untuk mengoreksi perjanjian impor gas dengan negara importir gas bumi.

Lebih lanjut apabila ada “kemauan” besar dari pemerintahan Erdogan untuk lebih aktif melakukan intervensi politik terhadap isu – isu politik Timur Tengah menggunakan isu penemuan gas bumi sebagai alat politiknya maka dirasa juga tidak dapat merubah peta politik di Timur Tengah secara signifikan karena masih ada ketergantungan yang besar terhadap negara importir sehingga Turki masih belum memiliki kebebasan dalam melakukan manuver politik. Jadi, bisa dikatakan bahwa penemuan gas bumi di Laut Hitam belum dapat mengubah secara signifikan peta kekuatan Timur Tengah berdasarkan dari data hari ini kecuali eksplorasi di Laut Hitam atau lokasi lain di Turki dapat menemukan cadangan energi yang lebih besar lagi di masa mendatang.

Farhan Hibatullah, Mahasiswa Kajian Timur Tengah dan Islam SKSG UI

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru