Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Jakarta. Sampai saat ini, masih ada warga Indonesia yang bercita mendirikan khilafah di wilayah yang sudah bersatu ini. Hal ini menjadi mana kala mereka terinspirasi oleh cendekiawan Arab yang memimpikan hal tersebut terwujud di negerinya.
Melihat hal tersebut, Dosen IAIN Raden Intan Lampung KH Ahmad Ishomuddin menegaskan bahwa Indonesia merupakan rumah besar bangsa yang harus dijaga keutuhannya. Menurutnya, tugas generasi saat ini adalah menghindarkan negara dari jurang perpecahan, menyempurnakan jika melihat kekurangan.
Ada dua perbedaan mendasar antara Arab dan Indonesia. Kiai kelahiran 11 Juni itu menjelaskan bahwa kemerdekaan Arab diperoleh atas hadiah penjajah. Berbeda dengan Indonesia yang dihasilkan dari kucuran keringat, tetesan darah, dan bahkan menaruhkan nyawa berjuang demi kemerdekaan.
Selain itu, hal yang menjadikan ulama Arab menginginkan khilafah karena memang mereka punyai sejarah demikian. Faktor lainnya, wilayah Arab yang cukup luas itu terpecah menjadi beberapa negara. Lain halnya dengan Indonesia yang menyatukan bangsa yang terpecah belah.
“Nation state di Arab itu hadiah penjajah, pecahan dari wilayah luas, sedang NKRI hasil perjuangan rakyat menyatukan yang terpecah,” tulis Rais Syuriah PBNU itu melalui akun Facebooknya, Jumat (9/2).
Karakter penjajah memang ingin memecah belah kesatuan yang sudah terwujud. Kiai Ishom melanjutkan tulisannya di kolom komentar, . “Karakter para penjajah itu adalah memecah satuan wilayah yang luas untuk dibagi-bagi sebagai wilayah yang ekcil-kecil agar mudah diatur dan dipecah belah.”
Syakirnf
