26.2 C
Jakarta

Lagi, Eks Pemimpin Teroris Poso Ucap Ikrar Setia ke NKRI

Artikel Trending

AkhbarNasionalLagi, Eks Pemimpin Teroris Poso Ucap Ikrar Setia ke NKRI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Eks pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Muhammad Basri Bin Barjo alias Bagong, mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Basri yang merupakan mantan anak buah Santoso diketahui telah mendekam di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Jawa Tengah setelah menyerahkan diri ke polisi pada 2016 silam.

Kepala Operasi Raya Brigadir Jenderal Reza Arif Dewanto, mengonfirmasi pengucapan ikrar setia kepada NKRI yang dilakukan oleh Basri. Diungkapkannya, ikrar setia itu diucapkan Basri di Lapas Nusakambangan pada Sabtu (2/10).

“Telah dilaksanakan ikrar setia NKRI dan lepas baiat oleh satu orang narapidana kasus terorisme di Lapas Khusus Kelas IIA Karanganyar, Nusakambangan,” kata Reza dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (2/10).

Setelah mengucapkan ikrar setia kepada NKRI dan lepas baiat, Reza menerangkan, Basri langsung dipindahkan ke Blok B untuk menjalani masa observasi dan persiapan sebelum dipindahkan ke ruangan lainnya.

Ia pun mengimbau empat orang anggota MIT yang masih beraksi hingga saat ini untuk segera menyerahkan diri.

BACA JUGA  Santuni Ratusan Anak Yatim dan Bukber Lintas Iman, Munjirin: Jaksel Layak Jadi Kota Kerukunan

“Menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh Napiter karena telah lepas baiat dan kembali setia kepada NKRI,” tutur Bronto.

Untuk diketahui, Basri sempat menjadi satu buronan atau masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) teroris Poso dan ditangkap pada 2008.

Setelah itu, Pengadilan Negeri Jakarta menjatuhkan vonis 19 tahun penjara kepada Basri yang dinilai terbukti melakukan tindak pidana terorisme.

Namun, Basri kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Ampana, Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah pada 2013 dan bergabung ke MIT bersama Santoso.

Setelah Santoso tewas, Basri menyerahkan diri ke polisi pada 14 September 2016. Dia pun sempat mengimbau rekan-rekannya di MIT, termasuk Ali Kalora untuk ikut menyerahkan diri.

Namun, Ali Kalora telah tewas beberapa waktu lalu. Anggota MIT tersisa empat orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, serta Suhardin alias Hasan Pranata.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru