26.8 C
Jakarta
Array

Kuatnya Kata-Kata, Jadi Menulislah!

Artikel Trending

Kuatnya Kata-Kata, Jadi Menulislah!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menurutmu dari apa yang dikatakan oleh Sayyid Quthb, apa yang membuat tulisan bisa menembus jutaan kepala. Bahkan ia lebih baik dari peluru yang hanya bisa menembus satu kepala. Apakah karena tulisannya lebih menakutkan dari peluru?

Bahkan Napoleon Bonaparte juga mengatakan bahwa dirinya lebih merasa takut terhadap satu penulis ketimbang seribu orang tentara. Apa yang membuat Napoleon sang penakluk tersebut bahkan takut dengan seorang penulis. Apa Napoleon takut pada orang yang menulisnya atau apa kekuatan dari kata-kata yang ditulisnya?

Jawabannya, karena tulisan mempunyai kekuatan kata-kata didalamnya. Ia lebih kuat dari pada peluru, lebih kuat dari ribuan prajurit, lebih kuat dari armada perang, lebih kuat dari pasukan penghancur sekalipun. Cukup hanya dengan beberapa kata, maka semangatmu akan berkobar, motivasimu akan muncul, bahkan bisa membawa perubahan besar pada suatu bangsa.

Semisal kekuatan kata-kata yang diucapkan oleh pejuang-pejuang kemerdekaan kita terdahulu. Mereka lantang mengatakan “Merdeka atau Mati!” Cukup dengan kata-kata tersebut semangat juang mereka kembali menyala. Bersenjata hanya dengan bambu runcing mereka menerjang serdadu yang memiliki bedil. Tidak ada rasa takut tidak ada kata gentar.

Bisa kamu bayangkan bukan. Bagaimana bisa pejuang kita dengan segala kekurangan persenjataan kala itu, masih berani dan sanggup mengorbankan nyawanya. Ibaratnya, nyawa mereka tidak lebih ringan dari debu. Bagi mereka, kata “Merdeka atau Mati”, sangat kuat.

Contoh diatas adalah kekuatan kata-kata yang disampaikan lewat lisan. Bagaimana dengan teks proklamasi yang merupakan kata-kata yang disimpan dalam bentuk tulisan, juga  disampaikan dari satu mulut ke mulut lain. Disimpan sebagai arsip dan bertahan hingga kini. Tentu lebih kuat bukan.

Dengan menulis kita bisa mengabadikan kekuatan kata-kata itu lebih lama dan luas. Tidak hanya orang-orang yang mendengar pidato Soekarno dilapangan Ikada yang merasakan euphoria kemerdekaan itu. Tapi dengan tulisan teks proklamasi, hingga kini begitu banyak pejuang dan anak bangsa yang berkobar semangatnya karena membaca tulisan teks proklamasi. Tulisan tersebut melintasi zaman dengan kekuatan kata-kata yang tidak berkurang.

Sekarang ini begitu banyak orang yang menyadari kekuatan kata-kata. Bisa dilihat begitu banyak yang datang ke seminar motivasi dan akhirnya terbangkit dengan kata-kata sang motivator. Tapi seberapa banyak yang bisa terbangkitkan. Hanya peserta yang ada disana bukan. Berbeda jika seorang menuliskan pengalaman atau kutipan sang motivator di strory media sosialnya. Akan lebih banyak orang lain yang menerima kekuatan kata-kata tersebut dan terbangkitkan.

Contoh sederhananya lainnya. Kamu yang tengah memiliki mimpi, menuliskan kata-kata penyemangat dalam diary-mu. Pada suatu saat dikala kamu merasa lelah dengan proses mengejar mimpi tersebut. Kamu membalik diary-mu dan membaca tulisanmu yang penuh semangat. Akankah kamu masih terpuruk atau kembali bersemangat teman?

Begitulah kuatnya kata-kata sehingga mampu membuat orang-orang bangkit dari keterpurukan. Mampu membuat orang-orang merubah masa depannya. Mampu merubah nasib suatu bangsa. Maka apa yang membuatmu ragu untuk menyimpan kata-kata tersebut dalam sebuah tulisan, yang lebih abadi dan mampu dibaca oleh lebih banyak orang. Tentunya tulisan yang baik. Wajar bukan Napoleon akan takut dengan seorang penulis.

Jadi Menulislah kawan!

[zombify_post]

Yulia Eka Sari
Yulia Eka Sari
Alumni Universitas Negeri Padang (UNP). Selama kuliah pernah berkecimpung di Pers Mahasiswa, Surat Kabar Kampus Ganto UNP. Sekarang menjadi staf akunting di sebuah yayasan.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru