31 C
Jakarta

Kilas Literasi: Bukuku, Sahabat Hidupku

Artikel Trending

KhazanahLiterasiKilas Literasi: Bukuku, Sahabat Hidupku
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Mungkin tak begitu banyak orang yang menjadikan buku sebagai sahabat dalam hidupnya. Sebagaimana halnya tidak banyak orang yang gemar membaca di sekitar kita. Ah, menganggap buku sebagai sahabat saja, mungkin orang-orang akan menganggapnya aneh. Karena buku mereka anggap sebagai benda tak bernyawa, tak bisa diajak berbicara, jadi sangat aneh kalau sampai dijadikan sebagai teman atau sahabat sejati.

Ya, memang benar adanya, bahwa buku adalah benda mati. Benda yang tak bernyawa. Tetapi dari sanalah kita akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan. Tak hanya itu. Buku juga menjadi sarana yang menghibur karena banyak kisah lucu di dalamnya, bahkan cerita-cerita yang terinspirasi dari kisah nyata yang ditulis oleh para penulis dari berbagai belahan dunia ini.

Oleh karenanya, tak berlebihan bila saya kemudian menjadikan buku sebagai salah satu sahabat dalam hidup ini. Sahabat yang bisa menemani saya di kala sepi. Sahabat di saat saya sedang letih dan butuh asupan motivasi. Sahabat yang cukup menghibur di saat saya sedang merasa bosan dan membutuhkan hiburan. Bersama buku, saya tak terlalu merasa kesepian.

Ketika sedang merasa sepi dan sendiri, bacalah buku. Misalnya buku motivasi yang dapat membuat kita lebih semagat menjalani hidup. Saat membaca buku, otomatis pikiran kita akan tertuju pada rangkaian kata-kata yang disusun dengan begitu apik oleh penulisnya. Sehingga rasa sepi dalam diri akan terobati.

Jadi, saran saya, bila hidup Anda sekarang ini kurang bermakna, atau merasa kesepian, sering mengalami kejenuhan, merasa hidup tak berguna, dan perasaan-perasaan semisalnya, ada baiknya mulailah mencoba untuk mengenal dan berteman karib dengan buku-buku.

Bagi Anda yang tak pernah bersinggungan dengan buku, mulailah melakukan pendekatan dengannya. Langkah pertama dalam melakukan pendekatan yakni dengan cara datang ke perpustakaan terdekat di daerah Anda. Atau pergilah ke toko buku atau taman baca yang ada di kota Anda. Lihat-lihat judul buku dan indahnya cover yang banyak berjajar rapi di rak-rak buku.

Lalu pilih dan ambil buku yang paling menarik di hati Anda. Beli dan bacalah. Tak perlu ngoyo untuk merampungkan membaca buku dalam waktu setengah hari, sehari, atau semalam. Cukup baca beberapa halaman tiap harinya. Rasakan sensasi atau dampak positif saat membaca larik-larik kalimatnya.

Bila di kota Anda tak ada toko buku dan perpustakaan, jangan khawatir. Sebab saat ini banyak toko buku-toko buku online bertebaran di dunia maya. Lewat Shopee atau Tokopedia misalnya. Di sana ada begitu banyak toko buku yang bisa Anda kunjungi. Di sana Anda bebas memilih sesuka hati buku-buku yang bisa Anda beli dengan harga super murah.

BACA JUGA  Spirit Literasi: Aku Menulis Maka Aku Ada

Karena saat ini, banyak buku-buku original yang dijual dengan harga sangat terjangkau karena pihak penerbit kerap mengadakan cuci gudang. Buku-buku terbitan lama yang tak habis terjual, biasanya diobral dengan harga yang sangat ramah di kantong. Hanya dengan seratus ribu rupiah, misalnya, kita sudah bisa mendapatkan 10 buku original dari penerbit ternama.

Jangan lupa, pilih toko buku yang hanya menjual buku-buku original. Biasanya toko buku online yang menjual buku-buku original itu menerakan semacam slogan, milsanya “Kami hanya menjual buku-buku original”.

Tak lupa toko buku online tersebut juga melampirkan bukti semacam surat kerja sama dengan pihak penerbit yang sudah ditanda tangani, yang intinya menjelaskan bahwa toko buku tersebut hanya menjual buku-buku asli, bukan buku-buku bajakan.

Mengapa kita tidak diperkenankan membeli buku-buku bajakan? Mungkin pertanyaan ini menyeruak di benak banyak orang. Ya, karena itu akan merugikan banyak pihak, khususnya penerbit dan penulis. Bayangkan saja, penulis telah meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan uang, untuk menulis sebuah buku yang bagus.

Dan, ketika bukunya berhasil diterbitkan oleh penerbit, ternyata ada pihak yang ingin memanfaatkannya dengan cara membajak buku tersebut, lalu menjualnya dengan harga murah. Ingat, buku bajakan biasanya kualitasnya sangat buruk, cetakannya tidak jelas, jilidannya pun mudah terlepas. Jelas, membeli buku bajakan tidak akan membawa keberkahan dalam hidup. Jadi, jangan sekali-kali kita kepincut ingin membeli buku-buku bajakan, ya!

Meminjam buku kepada teman-teman yang memiliki koleksi banyak buku juga bisa dijadikan sebagai pilihan. Saya pun sangat terbuka dengan siapa saja yang datang ke rumah dan ingin meminjam buku. Karena saya memiliki koleksi ratusan buku di rumah. Tak hanya ratusan, tapi saya taksir mencapai seribu buku bahkan lebih.

Namun saat kita meminjam buku, kita harus tahu aturannya. Jaga dan rawat buku tersebut baik-baik. Jangan sampai ada bagian yang rusak karena keteledoran kita misalnya ketumpahan minuman atau sengaja melipat sebagian kertasnya.

Selain berusaha bersahabat dengan buku, penting juga untuk bersahabat dengan orang-orang yang menyukai buku. Kalau perlu, bergabunglah dengan grup para pencinta buku di media sosial atau WhatsApp. Di sana, kita bisa melakukan diskusi atas buku-buku yang sudah kita baca.

Menurut pandangan saya, berteman atau bersahabat dengan buku adalah sebuah upaya bagi kita untuk terus menggunakan otak kita untuk berpikir. Insya Allah, orang yang banyak membaca itu akan dijauhkan dari sifat pikun dan pelupa. Wallahu a’lam bish-shawaab.

Sam Edy Yuswanto
Sam Edy Yuswanto
Bermukim di Kebumen, tulisannya dalam berbagai genre tersebar di berbagai media, lokal hingga nasional, antara lain: Koran Sindo, Jawa Pos, Republika, Kompas Anak, Jateng Pos, Radar Banyumas, Merapi, Minggu Pagi, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, dll.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru