31.8 C
Jakarta
Array

Kiai Masdar Jelaskan Kenapa Umat Islam Mudah Tersulut dan Terprovokasi

Artikel Trending

Kiai Masdar Jelaskan Kenapa Umat Islam Mudah Tersulut dan Terprovokasi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Depok. Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia, terdapat tiga zona waktu dan bahasa yang berbeda-beda. Di negara Islam yang lain, hanya terdapat satu zona waktu dan bahasa. Kekayaan itu mesti disyukuri sebagai ciri khas bangsa Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi pada peringatan Maulid Nabi Muhammad, Haul Sewindu Gus Dur, dan Harlah ke-92 NU di Pondok Pesantren Ar-Ridho, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (25/1) malam.

“Inilah Islam Nusantara yang berbeda dari yang lain,” lanjut Kiai Masdar.

Kemudian, ia mengatakan bahwa pelajaran dan pengajaran mengenai agama Islam di Indonesia perlu direkonstruksi. Tujuannya agar memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Pembaruan itu mesti ditularkan kepada generasi Islam selanjutnya.

“Dalam Al-Qur’an, sebanyak lima per enam adalah tentang masa lalu. Bercerita soal sejarah agama agama terdahulu. Kita mesti pelajari itu. Sejarah wajib dipelajari. Bukan tentang dongengnya, tapi terkait nilai yang terkandung dalam agama terdahulu,” katanya.

Kiai yang pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) itu menyayangkan sikap sebagian besar umat Islam yang enggan mempelajari sejarah. Sebab lebih mementingkan pembelajaran sejarah mengenai peperangan.

Padahal, lanjutnya, untuk membangun sebuah perubahan yang kian maju, tidak hanya bisa dilakukan dengan bermodalkan batu dan pedang.

“Orang kita (umat Islam) hanya fokus pada pembelajaran perang, mestinya kita belajar di bidang ilmu lainnya. Dari sejarah agama-agama terdahulu yang berkaitan dengan ilmu sosial, politik, dan ekonomi,” paparnya.

Dia mengungkapkan, kalau yang dipelajari hanya ilmu yang berkaitan dengan peperangan, maka tidak heran banyak pihak yang mudah tersulut dan terprovokasi untuk menyerang agama atau keyakinan lain yang berbeda.

“Dengan memahami sejarah dan ilmu lainnya, umat Islam akan menjadi khairu ummah. Sejarah perlu dan wajib dipelajari. Kita perlu terbuka terhadap sejarah,” pungkasnya. (Aru Elgete/Fathoni)

NU Online

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru