30.1 C
Jakarta

Khilafatul Muslimin (1); Organisasi Masyarakat Islam yang Lagi Khilaf

Artikel Trending

Milenial IslamKhilafatul Muslimin (1); Organisasi Masyarakat Islam yang Lagi Khilaf
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Viral di media sosial, konvoi motor dengan atribut poster hingga bendera bertulisan “Khilafatul Muslimin” oleh gerombolan pemotor yang memakai seragam dominan warna hijau. Konvoi “Khilafatul Muslimin” itu terjadi di Cawang, Jakarta Timur, Minggu (29/5) kemarin, pukul 09.14 WIB. Para pemotor itu tampak membawa bendera berbahasa Arab berukuran besar. Selain konvoi, para pemotor juga membawa poster berisi pesan penegakan khilafah.

“Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah,” satu motor bertuliskan poster demikian.”Jadilah Pelopor Penegak Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah,” bunyi poster lainnya.

Aksi tersebut lantas menuai kecaman dari berbagai pihak. Polda Metro Jaya juga merespons cepat, menganggapnya sebagai aksi terlarang karena khilafah tidak boleh tegak di Indonesia. Namun pihak Khilafatul Muslimin menyangkal jika aksinya terlarang karena anggapan makar. Menurut mereka, konvoi tersebut sekadar agenda rutin, instruksi dari tingkat struktur Daulah, untuk mensyiarkan khilafah sebagai bagian dari ibadah—anjuran agama Islam.

“Apakah itu motor syiar keliling Jakarta itu kerjaan kami? Itu benar. Namanya motor syiar. Kegiatannya bermotor kita menyiarkan khilafah. Kok mensyiarkan khilafah? Karena khilafah bagian dari ibadah. ” kata Abudan, Amir Khilafatul Muslimim DKI Jakarta, sebagaimana dilansir Detik.

Selain pihak kepolisian, BNPT dan Densus 88 juga ikut menanggapi. Khilafatul Muslim tetiba menyeruak ke ruang publik dan jadi fenomena baru Pan Islamisme di ruang publik. Setelah JI dan JAD banyak berhasil diringkus, FPI dan HTI dibubarkan, dan seluruh narasi islamisme dikonter, Khilafatul Muslimin malah unjuk gigi sebagai satu-satunya kelompok yang paling konsekuen dengan Islam. Itulah kenapa mereka menarik untuk ditelaah, baik ideologi maupun gerakannya.

Namun, sebelum membahas banyak, seri pertama tulisan ini hendak menegaskan bahwa Khilafatul Muslimin adalah organisasi keagamaan orang-orang yang lagi khilaf. Sesuai dengan namanya, Khilafatul Muslimin sebaiknya tidak diterjemahkan sebagai Pemerintahan Umat Islam, melainkan Kekhilafan Umat Islam. Khilaf di sini ialah salah, keliru, dan tidak sadar bahwa dengan menjadi bagian dari Khilafatul Muslimin, sebenarnya mereka lagi masuk ke jurang kesalahan fatal tentang Islam itu sendiri.

Masyarakat Islamisme

Khilafatul Muslimin (KM) adalah sebuah organisasi islamisme yang mengusung penegakan khilafah. Organisasi ini didirikan oleh Abdul Qadir Baraja, pada 1997, dan berpusat di Lampung. Sang pendiri adalah eks-NII, organisasi islamisme di era Orde Lama yang diprakarsai Kartosoewirjo. Khilafatul Muslimin memiliki struktur paling tertinggi, yakni Khalifah Pusat. Sementara itu, struktur di bawah Khalifah Pusat berturut-turut ada Daulah, Ummul Qura, dan terendah ialah Kemasulan.

Menariknya, konvoi kemarin ternyata tidak hanya digelar di Jakarta. Konvoi motor bernarasikan penegakan khilafah juga terjadi di Bekasi, Karawang, Purwakarta, Priangan, Sumedang, Cirebon, Brebes, Tegal, Klaten, Solo, Surabaya, dan lainnya, sejak 2018. Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi menyebut mereka ingin gusur Pancasila dengan ideologi khilafah. Sementara itu, Ahmad Nurwakhid, Direktur Pencegahan BNPT menyebut mereka berpotensi melahirkan terorisme.

Pertanyaannya, benarkah Pan Islamisme selalu buruk dan berpotensi jadi gerakan teror? Atau, benarkah masyarakat islamisme harus ditakuti? Jawaban dua pertanyaan ini cenderung subjektif. Namun, yang jelas, islamisme yang ada selama ini berorientasi pada agenda besar: merebut dominasi Barat dengan cita-cita kembali pada kejayaan masa lalu. Pada saat yang sama, para islamis bersikap ahistoris: mengesampingkan fakta bahwa mereka ingin dirikan monarki tapi diatasnamakan khilafah Islam.

BACA JUGA  Trik Memahami Kamuflase HTI Agar Selamat dari Propagandanya

Masyarakat islamisme adalah masyarakat yang lagi khilaf, karena mereka tidak mengetahui ahistorisitas tadi, atau tahu tapi tidak menyadari kesalahannya. Khilafatul Muslimin adalah bagian dari masyarakat islamisme tersebut. Bagi mereka, pokoknya khilafah harus tegak, tidak peduli bagaimana pun konteks politik hari ini dan juga tidak peduli betapa naif dan konyolnya mereka—seperti yang diperlihatkan konvoi motor di Brebes dan Cawang kemarin.

Masyarakat Islam yang lagi khilaf percaya, yang mereka perjuangkan adalah khilafah ‘ala manhaj an-nubuwwah. Padahal, Nabi tidak mengajar satu sistem pemerintahan tertentu; yang Nabi ajarkan adalah konsep kepemimpinan. Selain itu, hadis Nabi sudah jelas mengatakan bahwa khilafah manhaj beliau hanya tiga puluh tahun, yakni berakhir setelah peristiwa arbitrase. Fakta lainnya adalah, bahwa sistem pemerintahan Nabi adalah teokrasi, sementara Umayyah-Utsmani adalah monarki. Sangat berbeda.

Khilaf dalam ber-NKRI

Apakah orang-orang di Khilafatul Muslimin memahami semua itu? Diragukan. Sebagaimana aktivis khilafah lainnya, mereka terdiri dari dua macam orang. Pertama, orang yang tahu fakta sejarah tetapi membelokkannya demi kepentingan politik yang diatasnamakan kepentingan Islam. Kedua, orang yang tidak tahu sejarah dan hanya punya semangat menggebu-gebu. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu khilaf dalam ber-NKRI, sehingga NKRI dianggap thaghut dan kufur.

Mereka semua, anggota Khilafatul Muslimin yang jumlahnya mencapai lima ribu orang, adalah orang-orang yang lagi khilaf. Lahir di NKRI, tumbuh dan besar di dalamnya, makan-minum dari alamnya, tetapi malah ingin menghancurkannya. Mereka hidup bebas di bawah demokrasi, di bawah ideologi Pancasila, namun malah menuduhnya thaghut dan kufur. Terakhir, mereka teriak-teriak anti-Barat tanpa menyadari bahwa mereka mengendarai produk Barat dengan konvoi motor buatan orang kafir.

Namun demikian, mereka tetaplah saudara setanah air kita. Hanya saja, mereka sedang khilaf karena termakan indoktrinasi politik transnasional yang mencita-citakan monarki global yang sama sekali mustahil. Untuk menghadapi mereka, ada dua cara. Kesatu, cara persuasif, dengan menawarkan mereka gagasan politik keislaman yang kontekstual dan representatif. Kedua, cara destruktif, dengan menggeledah mereka pakai cara-cara intelijen dan militer.

Khilafah itu bukan bagian dari ibadah sebagaimana diklaim orang-orang Khilafatul Muslimin. Khilafah ‘ala manhaj an-nubuwwah yang digembar-gemborkan para penganut islamisme itu palsu. Yang wajib adalah berkhalifah, bukan berkhilafah. Sementara NKRI sudah punya khalifah, yaitu presiden, dengan sistem pemerintahan (al-khilafah) yang tidak bertentangan dengan Islam. Jadi, di sini jelas, Khilafatul Muslimin adalah kumpulan orang-orang khilaf. Kalau tidak khilaf, mereka pasti melawannya.

Lalu bagaimana ideologi dan gerakan Khilafatul Muslimin? Akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru