26.7 C
Jakarta

KH Ahmad Dahlan Menganjurkan Dialog Lintas Iman dan Madzhab (1)

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKH Ahmad Dahlan Menganjurkan Dialog Lintas Iman dan Madzhab (1)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Ahmad Dahlan terkenal sebagai ulama pembaharu yang tidak gemar banyak berteori. Ilmu baginya hanya berarti ketika berbuah amal. Mungkin karena orientasi ini pula, beliau tidak meninggalkan banyak karya tulis. Ajaran-ajarannya kebanyakan diperoleh dari catatan murid-muridnya.

Salah satu murid Kiya Dahlan yang gemar mencatat adalah KRH Hadjid. Murid paling belia ini mencatat 7 falsafah ajaran dan 17 kelompok ayat Al-Qur’an yang merupakan pokok pikiran pendiri Muhammadiyah itu. Tidak hanya mencatat, Hadjid juga memberikan syarah bagi tiap poin ajaran gurunya.

Dari catatan Hadjid terlihat jelas, betapa sang guru adalah orang yang sangat menganjurkan pikiran terbuka dan mengedepankan dialog. Baik sesama Muslim yang berbeda aliran, maupun kepada ummat agama lain.

Bagi Kiyai Dahlan, seperangkat ide yang kita yakini harus berani dipertemukan dengan ide-ide berbeda milik orang lain. Sebab hanya dengan proses itulah, kita akan semakin mantap menetapinya, dan bisa menyerap kebenaran yang ada pada lawan dialog. Kiyai Dahlan bahkan menganggap keengganan untuk berdialog adalah bentuk keangkuhan. Pada falsafah kedua, disebutkah;

“Kebanyakan diantara manusia berwatak angkuh dan takabbur, mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri”

KRH Hadjid menjelaskan bahwa falsafah kedua ini adalah ajakan berpikiran terbuka dan berdialog. Ia menyebutkan;  Kiyai Ahmad Dahlan heran kenapa pemimpin agama dan yang tidak  beragama selalu mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan  pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan yang salah.

BACA JUGA  Satu Hal yang Sering Terlupakan Saat Memasuki Bulan Ramadhan

Hanya anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, dengan muridnya, dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masing-masing untuk membicarakan manakah yang sesungguhnya benar dan manakah yang salah

Dari pemaparan KRH Hadjid di atas terlihat bahwa anjuran dialog antar golongan umat Islam, dan dialog lintas agama yang ditegaskan KH. Ahmad Dahlan bukan didasari oleh keyakinan bahwa semua klaim kebenaran itu valid. Sangat berbeda dengan dialog antar-iman yang digadang-gadang oleh kaum pluralis saat ini.

Beliau menganjurkan untuk berdialog secara terbuka dengan yang lain, justru karena yakin bahwa hanya ada satu kebenaran, yaitu Islam. Dengan basis akidah yang mantap ini, Kiyai Dahlan menganjurkan murid-muridnya untuk luas bergaul dan berpikiran terbuka. Menutup diri dari dialog sebab klaim kebenaran dipandang oleh beliau sebagai bentuk ketergesahan dan kecerobohan yang lahir dari sikap takabur.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru