29 C
Jakarta

Ketika Islam Mengistimewakan Perempuan

Artikel Trending

KhazanahPerempuanKetika Islam Mengistimewakan Perempuan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Islam merupakan agama yang memuliakan seorang perempuan. Haknya pun dilindungi dan menjadi kewajiban bagi pasangan untuk mencukupi kebutuhan. Karena perannya yang sangat penting dalam membentuk generasi mendatang, seorang perempuan harus berpendidikan.

Jika sebelumnya ada anggapan bahwa perempuan adalah konco wingking, atau teman di belakang yang hanya bertanggung jawab pada urusan domestik rumah tangga, sekarang banyak kesempatan terbuka. Seorang perempuan bisa berperan dalam ranah publik, tentu sesuai syariat Islam.

Sebagai bentuk pemuliaan pada perempuan, Allah memerintahkan kepadanya untuk menutup aurat. Ini merupakan bentuk perhatian Islam yang sangat luar biasa agar tidak menjadi objek bagi pihak yang ingin mengeksploitasinya. Apa saja keistimewaan perempuan dalam pandangan Islam

Memiliki Rahim dan Bisa Menyusui

Hamil, melahirkan dan menyusui adalah kodrat yang hanya bisa dilakukan oleh perempuan. Kodrat ini menunjukkan bahwa seorang perempuan sangat mulia dalam pandangan Islam. Dari rahimnya hadir calon pemimpin bangsa dan agama.

Perempuan yang banyak dipandang sebagai makhluk yang lemah mampu mengandung selama 9 bulan 10 hari. Pada saat melahirkan, perempuan akan merasakan sakit seperti patahnya 20 tulang secara bersamaan. Meski demikian, demi lahirnya generasi penerus, tidak pernah takut untuk melewati rasa sakit tersebut.

Dari tubuhnya pula, seorang bayi akan mendapatkan asupan makanan terbaik yang tidak ada duanya, yaitu ASI. Bahkan bayi sampai usia 6 tahun justru sebaiknya hanya mendapat asupan dari ibunya tersebut, tanpa perlu tambahan apa pun.

Sebagai Guru Pertama bagi Anak-anaknya

Tugas perempuan sebagai seorang ibu tidak selesai sampai melahirkan dan menyusui. Meski ayah ikut berperan dalam pendidikan anak, namun pelajaran pertama diperoleh dari sang ibu. Ibu mengajari anaknya mulai ketika masih dalam kandungan. Mengajaknya berdialog, berinteraksi dan merasakan respon buah hati sejak belum ada tanda-tanda kelahiran.

Ibu pula yang mengajarkan anak-anaknya berkata, mengeja huruf dan mengenal agama. Sebagai madrasah pertama, ibu berperan penting dalam menentukan kualitas generasi mendatang. Karena itu, Islam memuliakan perempuan.

Karena pentingnya peran perempuan dalam pendidikan, dia pun harus berakhlak dan berilmu. Dengan ilmu inilah seorang ibu bisa mendidik, mengasuh dan mengarahkan anaknya agar dekat dengan agama dan menjadi anak yang sholih sholihah.

Perempuan Adalah Pendamping bagi Laki-laki

Sebagai pendamping, perempuan mempunyai kedudukan setara dengan laki-laki. Apapun yang bisa dikerjakan laki-laki selama tidak berkaitan dengan kodrat, maka perempuan pun bisa mengerjakannya. Pendapat perempuan pun penting dalam berbagai bidang, baik domestik maupun kepentingan umat.

Meski laki-laki adalah pemimpin, namun sebagai pendamping perempuan harus mendapat kesempatan untuk mengutarakan pendapat dan masukannya. Islam pun memberi kesempatan luas bagi perempuan untuk maju. Dalam bidang pendidikan, perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki sehingga bisa berkontribusi secara maksimal.

Memiliki Kedudukan 3 Tingkat Dibanding Ayah

Betapa mulia perempuan dalam pandangan Islam. Bahkan dalam hadits Nabi disebutkan bahwa perempuan atau ibu adalah orang yang harus dimuliakan oleh anak-anaknya sampai tiga kali dibandingkan ayah. Ini menunjukkan bahwa perempuan sangat berharga dan terhormat.

BACA JUGA  Menelaah Film “13 Bom di Jakarta” dalam Perspektif Perempuan

Islam pun mengibaratkan surga berada di bawah telapak kaki ibu. Jika ingin menikmati indahnya surga, maka harus berbakti pada ibu. Namun Islam pun memberi ketegasan, seorang perempuan harus taat pada ajaran agama sehingga ridhonya adalah ridho Allah.

Boleh Masuk ke Surga dari Pintu Manapun

Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa bagi perempuan sholihah sehingga boleh masuk surga melalui pintu manapun yang diinginkannya. Keistimewaan ini berlaku bagi perempuan yang menjaga sholatnya, menjalankan puasa, menjaga kemaluannya dan taat pada suami.

Memilih suami yang shalih adalah jalan agar perempuan bisa mendapatkan tiket masuk surga dari pintu yang dipilihkan. Islam tidak pernah memberikan beban pada perempuan melebihi kemampuannya. Sedangkan syarat agar bisa memilih pintu ke surga merupakan hal yang mungkin untuk diperoleh.

Sebagai makhluk yang mulia, Islam memerintahkan perempuan untuk menjaga dirinya sehingga jauh dari neraka. Sholat dan puasa merupakan amalan yang langsung berhubungan dengan Allah. Memperbanyak kedua ibadah ini akan semakin mendekatkan perempuan kepada sang Khalik sehingga bisa merasakan keutamaan untuk masuk ke dalam surga.

Berhak Mendapat Mahar dan Nafkah

Dalam pernikahan, perempuan bukan objek yang bisa dipaksa. Dalam urusan memilih pasangan hidup, pendapatnya sangat penting. Islam mengatur hak seorang perempuan dalam berumah tangga. Ketika seorang pria akan melamarnya, dia berhak untuk menentukan maharnya. Apabila merasa tidak sesuai, maka boleh menolaknya.

Setelah menjadi seorang istri, perempuan berhak mendapatkan nafkah. Kewajiban menafkahi bagi seorang suami bersifat mengikat. Meski sang istri menyampaikan keridhoannya, namun suami harus mempertanggungjawabkan masalah nafkah dihadapan Allah.

Walau berhak menentukan mahar, namun Islam menegaskan bahwa sebaik-baik perempuan adalah yang mudah maharnya. Artinya dalam hal ini jangan sampai terjadi “jual beli”, dimana siapa yang mampu memberi harta terbanyak, dia yang berhak mengajukan lamaran. Mengenai urusan nafkah, ketentuan Allah sangat jelas, kewajiban ini harus ditunaikan oleh suami menurut kemampuannya.

Karena begitu terhormatnya seorang perempuan, maka sebaik-baik perempuan adalah yang berada di rumah. Hal ini bukan bermaksud untuk membatasi ruang gerak perempuan, tetapi lebih pada melindungi harkat dan martabatnya. Namun jika dalam kondisi tertentu harus keluar rumah dan mencari nafkah, hal tersebut boleh dilakukan selama mendapat ridho pasangan.

Untuk menghargai haknya, meski sudah dapat mencari nafkah sendiri, namun suami tetap mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan harta yang diperolehnya menjadi hak pribadinya, suami tidak mempunyai hak untuk menggunakan.

Begitu istimewa perempuan dalam Islam yang menjadikannya makhluk mulia. Dengan semua peran pentingnya tersebut, maka suami harus menyayanginya. Sedangkan anak-anak, mempunyai kewajiban untuk menghormati ibu dan memuliakannya.

Isna Nur Isnaini
Isna Nur Isnaini
Ibu dua anak cowok yang menyukai dunia tulis menulis dan aktif sebagai kontributor di beberapa web. Setelah resign dari lembaga keuangan lebih banyak mengisi waktu dengan menemani anak-anak sambil menulis dan membuat tas rajut. FB: Isna Nur Isnaini; Instagram @Isna_Nurisnaini.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru