27.9 C
Jakarta
Array

Kesungguhan Janji dan Kemantapan Sebuah Doa

Artikel Trending

Kesungguhan Janji dan Kemantapan Sebuah Doa
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Rasulullah saw pernah bercerita tentang seseorang –sebut saja Musa- dari kaum Bani Israil yang ingin meminjam uang sebesar seribu dinar kepada koleganya –sebut saja namanya Harun-. Keduanya sama-sama terjun di usaha perniagaan. Mereka berdua adalah tetangga, sama-sama tinggal di kawasan pesisir yang mayoritas penduduknya menekuni usaha dagang. Saat itu Harun mau meminjami uang dengan adanya saksi. Namun karena keadaan Musa dengan mantap menyodorkan Allah swt saja yang menjadi saksi hutang-piutang tersebut. Tidak selesai sampai di situ Harun meminta jaminan atas piutangnya. Tanpa ragu Musa kembali menjadikan Allah swt sebagai jaminan atas hutangnya.

“Yang menjadi saksi dan penjamin utang-piutang ini cukup Allah swt”, tegas Musa.

Sehingga keduanya men-deal-kan hutang-piutang sebesar seribu dinar. Uang seribu dinar diserahkan Harun kepada Musa untuk dikembalikan pada waktu yang telah disepakati.

Tak lama berselang Musa langsung pergi menyeberang lautan untuk menyelesaikan urusan bisnis dagangannya. Singkat cerita jatuhlah tempo pelunasan hutang yang telah disepakatinya dengan Harun. Akan tetapi Musa tidak menemukan angkutan perahu yang dapat mengantarkannya demi membayar janji pelunasan hutang tepat waktu. Dia pun merenung mencari jalan keluar.

Akhirnya dia menemukan akal yang sedikit ‘gila’. Demi melunasi hutang tepat waktu ia mengirimkan seribu dinar kepada Musa lewat sebatang kayu yang ia lubangi yang disertai selembar surat yang menyatakan pelunasan hutang darinya. Kayu yang berisikan surat dan uang seribu dinar tersebut dibungkus rapat agar tidak tenggelam ditelat air lautan.

Dengan kemantapan hati Musa berdoa, “Ya Allah Engkau tahu bahwa aku telah berhutang uang seribu dinar pada Harun. Namun dia meminta saksi. Ku jawab cukup Allah yang menjadi saksinya. Ia pun terima. Saat ia meminta penjamin hutang. Dengan mantap ku jawab cukup Allah yang menjadi penjaminnya. Ia pun juga menerimanya. Engkau tahu bahwa aku sudah berusaha mencari perahu yang dapat ku tumpangi untuk mengantarkan hutangku kepadanya, namun aku gagal mendapatkan perahu yang mengangkutku ke sana. Oleh karenanya dengan keyakinanku kepada-Mu, aku titipkan kepada-Mu uang ini untuk melunasi hutangku.

Dilemparlah kayu yang berisikan surat dan uang tersebut ke tengah lautan oleh Musa. Lalu ia pergi tetap mencari tumpangan perahu untuk menuju kampung halamannya. Di lain tempat, Harun pergi ke pantai berharap Musa datang membawa hutang yang dijanjikannya. Lama menunggu kedatangan Musa, Harun menemukan sebatang kayu di pantai yang dia niatkan untuk dijadikan pemantik api di dapur rumahnya. Ketika kayu akan dijemur, Harun menemukan di dalamnya segepok uang dan secarik kertas yang ternyata adalah kayu yang dilempar oleh Musa sebelumnya.

Selang beberapa hari, Musa datang ke kampung halamannya. Ia pun langsung bergegas menemui Harun sambil menyiapkan seribu dinar lainnya untuk melunasi hutangnya. Musa pun menghadap Harun.
“Demi Allah aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari perahu yang mengantarkanku pulang untuk membayar hutangku kepadamu. Namun aku tidak mendapat perahu tumpangan pada waktu jatuh temponya hutang kala itu”, kata Musa menyampaikan alasan keterlambatannya sambil memohon maaf kepada Harun dengan tergopoh-gopoh.
Harun pun menimpali dengan sebuah pertanyaan, “Apakah kamu sebelumnya mengirimkan sesuatu untukku?”

Musa tidak menjawabnya, malah meminta maaf dan menegaskan sekali lagi bahwa keterlambatannya karena tidak mendapat perahu dengan penuh penyesalan.

Dengan tenang Harun mengatakan, “Allah swt yang menjadi saksi dan penjamin hutang-piutang kita telah mengantarkan kirimanmu (baca: hutangmu) kepadaku melalui kayu yang engkau lempar ke laut. Kamu tidak perlu memberikanku seribu dinar. Sebab hutangmu sudah lunas”.

(Kisah ini dinukil dari riwayat al-Bukhari dengan beberapa improvisasi tanpa mengurangi subtansi cerita)

   

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru