26.2 C
Jakarta

Kemenangan Gresyia dan Apriani Membungkam Mulut Pengusung Khilafah Bersuara

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKemenangan Gresyia dan Apriani Membungkam Mulut Pengusung Khilafah Bersuara
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kemenangan Greysia Polii dan Apriani Rahayu dengan mendapatkan medali emas pada sektor bulu tangkis ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020 (detik.com 05/07) mencuri perhatian hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk Presiden Jokowi. Apalagi kedua atlet ini mendapatkan kesempatan melantunkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Tokyo. Sungguh anugerah Tuhan yang agung!

Kemenangan ini menjadi suatu kebanggaan Indonesia di saat sekarang negara Ibu Pertiwi ini dilanda Pandemi. Semua orang sedang khawatir tidak bisa menjalani hidup normal. Ekonomi menurun. Dan seterusnya. Tapi, di tengah kesedihan ini Tuhan hibur dengan kemenangan atlet bulu tangkis. Sungguh kado yang luar biasa!

Ada banyak hal yang perlu kita garis bawahi dari kemenangan ini. Pertama, yang paling penting adalah bersyukur bahwa segala apa yang diraih berupa kemenangan sesungguhnya dari Tuhan Yang Esa. Tidak boleh kemenangan ini menjadikan bangsa ini congkak dan sombong. Bentuk syukur ini persis yang dilakukan Nabi Muhammad ketika menggapai kemenangan dengan kedatangan manusia berbondong-bondong untuk memeluk Islam. Nabi bertasbih dengan memuji Tuhannya.

Kedua, kemenangan ini membawa kebanggaan yang terus dikenang sampai kapanpun. Kemenangan ini dapat memperkenalkan Indonesia di penjuru dunia. Paling tidak membuktikan bahwa sistem negara demokratis ini tidak seperti tuduhan pengusung khilafah yang menyebutkan bahwa sistem Indonesia tidak berdaya guna (lumpuh) karena tidak mampu menghadirkan kemaslahatan. Ketika kemenangan tiba, ke mana suara pengusung khilafah? Malukah mereka?

Kehadiran doktrin khilafah di Indonesia sesungguhnya menjadi kejengkelan Tuhan sendiri. Tuhan tinggal cari cara bagaimana mempermalukannya. Maka, Tuhan perlihatkan kemenangan yang mampu membungkam pengusung khilafah untuk berhenti bersuara. Segala upaya yang mereka kerahkan gagal. Tinggallah mereka bersedih atas segala perbuatannya sendiri.

Khilafah bukanlah syariat Islam. Itu hanyalah politik kotor yang dapat menghadirkan kemafsadatan. Nabi sendiri dalam memimpin sebuah negara tidak pernah menggunakan sistem khilafah. Sehingga, sistem ini dari dulu sampai sekarang belum mencapai titik klimaks. Titik klimaks yang saya maksud adalah kehadiran seorang pemimpin di seluruh dunia.

BACA JUGA  Memaknai Mudik pada Tahun Ini

Benar, kata Tuhan, bahwa sesuatu yang hak (benar) akan abadi, sebaliknya sesuatu yang batil (salah) akan binasa. Terus, khilafah masuk pada bagian yang mana, yang benar atau yang salah? Jika melihat perkembangannya, khilafah justru tidak mendapatkan tempat yang istimewa di seluruh negara, termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri melarang doktrin khilafah tumbuh dan berkembang di negara demokrasi ini. Maka, harus ditolak atau dibubarkan karena doktrin khilafah adalah ilegal.

Tidak diterimanya khilafah di Indonesia mengisyaratkan bahwa doktrin ini tidak benar alias batil. Meski, ada segelintir orang yang terpapar doktrin menyesatkan ini. Kita doakan, siapapun yang terpapar akan mendapatkan hidayah untuk hijrah ke jalan yang benar yakni moderasi. Sudah banyak warga Indonesia yang hijrah ke jalan kebenaran ini setelah mereka pada mulanya jahiliyah. Sebut saja, Ayik Heriyansah yang pernah bergabung menjadi Ketua DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bangka Belitung.

Ketika hijrah, Ayik Heriyansah menjadi orang yang berada di garda terdepan menolak doktrin khilafah yang dulunya diagung-agungkan. Ia terus melakukan kontra narasi, baik lewat tulisan maupun lewat seminar. Kontra narasi ini dilakukan paling tidak menjadi penebus atas dosa sosialnya dulu. Ia bersyukur mendapatkan cahaya hidayah yang dapat mengantarkannya kembali ke pangkuan NKRI.

Sebagai penutup, kemenangan yang diraih oleh Greysia dan Apriani menjadi bukti bahwa NKRI tidak seburuk yang dituduhkan oleh pengusung khilafah. NKRI adalah negara yang mampu mencetak anak bangsa yang berprestasi dan dibanggakan semua umat. Meski tidak harus menjadi negara Islam dengan sistem khilafah.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru