Harakatuna.com. Manila – Tak hanya di Indonesia, hampir di seluruh penjuru negara wabah Covid-19 bangkitkan semangat terorisme. Di Filipina, kelompok teroris Abu Sayyaf tewaskan sebanyak 7 tentara akibat bentrok adu tembak di pulau Mindanao, Filipina Selatan. Al Jazeera pada Sabtu (18/4/2020) menerangkan setidaknya terdapat 14 tentara Filipina mengalami luka parah akibat senjata tajam pelaku teror.
Komandan militer regional Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan, pasukan militer Filipina melakukan adu tembak dengan teroris. Insiden panjang ini terjadi di Desa Danag, Kota Patikul, Provinsi Sulu. Pasalnya terdapat sekitar 40 tentara Filipina mencoba serang dan hendaka menangkap kelompok teroris Abu Sayyaf di pegunungan.
Pertempuran berlangsung selama satu jam sebelum para teroris mundur. Tentara menembakkan mortir ke arah kelompok yang mundur, dan pasukan tentara lainnya bergerak untuk memblokir orang-orang bersenjata itu.
Sebuah laporan militer mengatakan para milisi yang dipimpin komandan Abu Sayyaf, Radulan Sahiron dan Hatib Hajan Sawadjaan. Keduanya telah lama masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diincar oleh kepolisian internasional. Pada insiden kali ini, dituduh melakukan penculikan dan pemenggalan.
“Kami akan mempertahankan upaya keamanan kami untuk mengakhiri ancaman terorisme,” kata Sobejana kepada Associated Press.
Abu Sayya, Kelompok kecil namun kejam bagian dari kerusuhan separatis. Sebagai kelompok teror yang memiliki akses internasional, dalam riwayatnya, kelompok kecil ini telah memakan puluhan bahkan ratusan korban. Kelompok ini telah berlangsung puluhan tahun di Filipina Selatan. Selama itu pula kelompok ini terus diincar oleh kepolisian Filipina.
Kekerasan mereda sejak kelompok pemberontak Muslim terbesar, Front Pembebasan Islam Moro, menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Fillipina.