Dengarkan artikel ini
Rasulullah saw sebagai uswah hasanah (teladan baik) bagi orang-orang beriman, gerak-geriknya pasti memberikan contoh bagi siapapun yang menjumpainya. Bahkan sebuah gubahan narasi yang menceritakan jalan hidupnya menyanjung sang Nabi Muhammad saw dengan mata air (sumber) semua akhlak mulia.
Allah swt sendiri memberi gelar Rasulullah saw dalam QS al-Taubah [9]: 128 dengan maha penyayang terhadap orang-orang Mukmin. Jadi tidak heran para sahabat Nabi saw secara langsung merasakan sentuhan kelembutan sang Nabi saw. Jika diteliti lagi kelembutan sang Rasul saw tidak hanya terbatas pada orang-orang Mukmin saja. Tetapi kelembutan sang Rasul juga disentuh oleh para non-Muslim sekelilingnya. Bagaimana tidak lembut terhadap non-Muslim? Memang Nabi Muhammad saw tidak diperintah secara langsung berlemah lembut bagi para pendustanya seperti Nabi Musa as yang diperintahkan untuk berlemah lembut dalam bertutur kepada Firaun (QS Taha [20]: 44). Allah swt hanya menegaskan kepada Rasulullah saw tentang metode kelembutan berdakwah dalam QS Ali Imran [3]: 159.
Berikut sepenggal kisah Rasulullah saw yang berlemah lembut dalam bertutur kepada Yahudi yang nota bene non-Muslim.
Sekelompok Yahudi mendatangi Rasulullah saw lalu berkata, “Semoga kematian atas kalian”.
Aisyah faham maksud dari perkataan mereka, lalu Ia berkata, “Semoga kematian dan laknat atas kalian”.
Kemudian Rasulullah saw berkata, “Jangan terburu-terburu wahai Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai lemah-lembut dalam segala urusan”.
Lalu Aisyah pun menyahut, “Wahai Rasulullah, bukankah engkau mendengar apa yang mereka katakan?”
Rasulullah saw menjawab, “Aku telah mengatakan, Wa’alaikum saja (dan atas kalian)”.
