Harakatuna.com. Abuja. Presiden Nigeria meminta polisi dan militer “menghentikan kegilaan” di wilayah pusat setelah lebih dari 20 orang tewas dalam kekerasan komunal terbaru, Senin 16 Oktober 2017 malam waktu setempat.
Kelompok penggembala Fulani diduga telah membunuh sedikitnya 20 orang akhir pekan kemarin dengan menggunakan senjata api dan bahan peledak. Perselisihan dipicu perebutan lahan menggembala hewan.
“Dengan kesedihan mendalam, Presiden Muhammadu Buhari telah menerima berita pembunuhan 20 orang di Plateau, yang disebut-sebut sebagai serangan oleh sekelompok penggembala,” ujar pernyataan resmi kantor kepresidenan Nigeria, seperti dilansir AFP.
“Kegilaan ini telah berlangsung terlalu jauh, (Buhari) telah menginstruksikan militer dan polisi untuk mengakhiri kekerasan dan memastikan tidak ada lagi serangan balasan dari kelompok lain,” lanjutnya.
Fulani dituduh melancarkan serangkaian serangan ke petani beragama Kristen. Mereka melanggar aturan jam malam pada Jumat dan melancarkan serangan.
Plateau di Nigeria terbagi menjadi dua grup, antara Kristen di selatan dan Muslim di utara. Kekerasan sektarian sering terjadi di sana selama beberapa dekade terakhir.
Menurut sejumlah grup pemantau, kekerasan di area tersebut telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang sejak satu abad terakhir.
(WIL)