30 C
Jakarta

Keistimewaan Rasail Nur dalam Jejak Ilmu Tafsir

Artikel Trending

Asas-asas IslamTafsirKeistimewaan Rasail Nur dalam Jejak Ilmu Tafsir
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Rasail Nur merupakan karya teragung seorang mujaddid abak ke-20 dari bumi Turki-Uthmani, Badiuzzaman Said Nursi. Walaupun Rasail Nur telah membumi berkat penerimaan orang ramai yang meluas terhadap karya ini dengan terjemahan ke dalam lebih dari 20 bahasa dunia, tetapi masih ada saja orang yang bertanya tentang identiti kitab ini, “Apakah Rasail Nur kitab tafsir atau kitab dakwah?”

Mengelakkan kekeliruan, Said Nursi sendiri memutuskan bahwa Rasail Nur adalah tafsir maknawi al-Quran. Beliau berkata dalam al-Shuʻāʽāt (2012: 4/534), “Rasail Nur adalah tafsir maknawi al-Quran (Turki: manevî tefsir) yang membungkam para ateis dan ahli filsafat yang menyimpang.”

Menurut Said Nursi (ibid), tafsir secara umumnya terbagi ke dalam dua kelomok besar:

Pertama: tafsir dengan gerak kerja yang lumrah bagi orang ramai, yaitu genre tafsir yang banyak menyentuh dasar-dasar tafsir yang yang merangkumi tata bahasa al-Quran, makna perkataan, kalimat dan maksud di balik ayat yang disusun mengikut pola binaan tertentu. Kebanyakan tafsir bergenre seperti ini seperti tafsir al-Ṭabari, tafsir Ibn Kathīr, tafsir Hamka dan masih banyak lagi tafsir yang lain.

Kedua: tafsir yang perbincangannya terfokus kepada penjelasan dan pengukuhan hakikat-hakikat keimanan yang terkandung di dalam al-Quran dengan dalil dan argumen yang tidak dapat dipatahkan. Inilah genre tafsir dan gerak kerja dalam Rasail Nur. Tafsir dengan genre pertama tadi juga mengambil bagian dalam pengukuhan hakikat iman dalam al-Quran, tetapi perbincangannya menurut Nursi bersifat umum dan tidak terfokus.

Istilah tafsir maknawi ini jarang didengar dan tidak akrab bagi pemerhati tafsir al-Quran. Lalu, apakah maksud istilah ini dalam studi ilmu al-Quran?

Al-Shātibi (1997: 5/212) di dalam al-Muwāfaqāt menyebutkan bahwa tafsir al-Quran dalam garis besarnya terbagi ke dalam dua jenis: tafsir bahasa (tafsīr al-Lughah) dan tafsir maknawi (Tafsīr al-Maʽnawi). Kedua corak tafsir ini mempunyai perbedaan. Tafsir bahasa banyak bermain dengan tata bahasa al-Quran seperti sintaksis (nahwu), morfologi (Soraf) dan balaghah. Manakala tafsir maknawi lebih banyak menyentuh makna. Walaupun demikian, kedua corak tafsir ini saling memerlukan antara satu sama lain dalam melahirkan tafsir yang komprehensif.

Pada pandangan penulis, gerak kerja Rasail Nur dekat dengan gerak kerja tafsir tematik, tetapi Rasail Nur bukanlah tafsir tematik. Rasail Nur tidak mengumpulkan semua ayat al-Quran yang berkaitan dalam satu tema seperti gerak kerja tafsir tematik, melainkan Rasail Nur hanya menyebut satu, dua atau tiga ayat yang saling berkaitan dalam satu tema. Berdasarkan pemahaman yang Allah ilhamkan terhadap kumpulan ayat tersebut, Said Nursi menyelesaikan penulisannya terhadap tema tesebut. Seperti itulah gerak kerja Rasail Nur umumnya.

Oleh itu, Said Nursi tidak banyak bersentuhan dengan perkara asas tafsir seperti makna perkataan dan kalimat al-Quran serta maksud di balik ayat yang dibina mengikut pola tertentu. Rasail Nur langsung menyentuh akar masalah perbincangan yang terfokus kepada penjelasan tentang hakikat iman yang terkandung dalam al-Quran. Pada hakikatnya, Rasail Nur menyesuaikan diri dengan situasi umat Islam ketika itu di Bumi Turki Uthmani yang sedang digerogoti pengaruh kuat filsafat materialisme, filsafat naturalisme, sekularisme dan westernisasi yang berusaha keras menjerat umat Islam ke lubang ateisme atau sekurang-kurangnya melemahkan keimanan mereka. Menghadapi situasi seperti ini, Said Nursi berjihad dengan jihad pena (tulisan) yang langsung menyentuh akar masalah umat ketika itu tanpa banyak bermain dengan tata bahasa al-Quran, kecuali dalam konteks yang terbatas mengikut kepada keperluan.

Berikut ini merupakan keistimewaan Rasail Nur dari sudut pandang penulis melalui pengalaman panjang berinteraksi dengan Rasail Nur:

  • Setiap jilid Rasail Nur dibekalkan indeks yang merangkumi semua tema yang dibincangkan dalam jilid tersebut. Pembaca dengan mudahnya menemukan tema perbincangan yang mereka cari, cukup dengan mencarinya dalam indeks.
  • Sudah banyak risalah kecil yang diambil dari koleksi besar Rasail Nur dan dicetak mengikut keperluan terkini umat Islam, seperti Tuntunan Generasi Muda (Murshid al-Shabāb), Tuntunan Wanita (Murshid al-Akhawāt ila al-Ākhirat), Risalah tentang kemuliaan bulan Ramadan (Risālah Ramaḍān), risalah tentang keurgensian hidup hemat (Risālah al-Iqtiṣād), Risalah tentang kepentingan bersyukur (Risālah al-Shukr), Risalah tentang kebangkitan fizik di akhirat (Risālah al-ashr) dan masih banyak lagi risalah lain yang diterbitkan dalam bentuk buku saku.
  • Perbincangan Rasail Nur terfokus kepada hakikat iman yang terkandung di dalam al-Quran. Said Nursi (2011: 6/230) meyakini bahwa tujuan utama al-Quran diturunkan adalah untuk menjelaskan 4 pilar utama keimanan, yaitu tauhid, kenabian (nubuwwah), hari kebangkitan dan perhimpunan di padang Mahsyar kelak dan keadilan mutlak Allah. Rasail Nur pun mengambil keempat maqasid tersebut sebagai tema utama perbincangan.
  • Perbincangan dalam Rasail Nur umumnya mengikut keperluan terkini umat Islam ketika itu di bumi Turki Uthmani. Oleh itu, setiap kali satu risalah dituntaskan penulisannya oleh Said Nursi, maka risalah itu langsung disambut baik oleh masyarakat Islam ketika itu yang haus kepada tulisan-tulisan agama yang dapat menyelamatkan keimanan mereka dari pengaruh sekularisme dan filsafat-filsafat yang menyeleweng. Selain itu, terdapat juga bagian dalam Raasail Nur yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan murid Nursi sendiri ataupun dari masyarakat Turki. Rasail Nur juga mengandungi jawaban dan pembelaan Said Nursi di dalam mahkamah (pengadilan) yang menuduh Rasail Nur memprovokasi pemberontakan dan revolusi berdarah untuk menggulingkan pemerintahan Ataturk ketika itu. Kemudian, bagian lain di dalam Rasail Nur juga datang dari bahasa hati Said Nursi yang meluap setelah menghabiskan waktunya berkontemplasi dan mentadabbur keajaiban penciptaan alam semesta baik di bukit, gunug, ataupun ketika berada di tepi danau. Oleh itu, membaca Rasail Nur mendekatkan pembaca kepada alam semesta dan cinta lingkungan.
  • Rasail Nur banyak menyentuh Asmaul Husna dengan gerak kerja yang luar biasa. Melalui Rasail Nur, pembaca langsung diajak membaca dan menghayati manifestasi satu persatu nama-nama Allah di alam semesta ini. Pengisian seperti ini menjadikan hati -yang dahulunya kosong- kaya dengan nilai-nilai ketuhanan. Sebagai contoh, pembaca dapat mengaitkan keindahan bulu-bulu burung merak, keserasian warna dan corak setiap bulu dan kesempurnaan penciptaannya dengan pelbagai nama Allah, seperti Al-Jamil (Allah Yang Maha Indah), Al-Jalil (Allah Yang Maha Mulia), Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana) dan masih banyak lagi nama-Nya yang lain. Oleh itu, pembaca dapat merasakan kepentingan keseimbangan kosmos ini yang bergantung kepada ekosistem makhluk hidup yang berkesinambungan. Hal ini kerana alam semesta merupakan wadah terindah manifestasi nama-nama Allah SWT.
  • Rasail Nur tidak mengenal udhtadhiyah (استاذية), walau Said Nursi sekalipun. Hal ini kerana Rasail Nur adalah guru. Meskipun Rasail Nur adalah karya Said Nursi, tetapi beliau banyak kali menegaskan bahwa beliau sendiri adalah murid kepada Rasail Nur karena beliau selalunya menemukan pengetahuan baru dan nilai keimanan setiap kali membaca Rasail Nur. Oleh itu, ia menolak untuk dipanggil ustadz. Inilah metode dakwah yang diwarisi oleh para murid Nursi yang selalunya menjadikan Rasail Nur sebagai rujukan utama terhadap pelbagai masalah. Ketika seorang murid (wakif) Rasail Nur ditanya tentang suatu perkara, ia selalunya mengambil Rasail Nur sekiranya memungkinkan ketika itu dan membuka halaman yang menjelaskan tentang perkara tersebut (Said Nursi, 1995: 7/135).
  • Membaca Rasail Nur, khusunya bagian yang bersentuhan langsung dengan masalah tauhid dan kebangkitan fizikal memberi nafas baru terhadap iman, seakan-akan iman kita mengalami perubahan yang signifikan menuju fasa yang lebih baik berbanding hari-hari sebelumnya (tajdid iman). Hal ini kerana akal, hati, jiwa, nafsu dan ruh serta laṭīfah (perangkat halus yang dibekalkan dalam diri manusia seperti deria rasa dan bau) seakan-akan menyatu dan bersinerji dalam menyambut penjelasan Said Nuris berkaitan hakikat iman dan tauhid. Semuanya mendapat bagian dan kepuasan masing-masing.
  • Walaupun Rasail Nur bukan buku sejarah, tetapi sejarah kerajaan Turki Uthmani di ambang kehancuran hingga terbentuknya Republik Turki pada zaman Ataturk dapat dicerna secara tersirat dan tersurat. Oleh itu, orang yang mengetahui banyak sejarah panjang umat Islam di Turki mudah mengikuti alur perbincangan Rasail Nur, seakan-akan Rasail Nur adalah ringkasan sejarah umat Islam di ambang kejatuhan kerajan Turki Uthmani.
  • Penguasaan Said Nursi bukan hanya tertumpu kepada ilmu-ilmu agama, tetapi Said Nuris juga menguasai sains. Oleh itu, hakikat tauhid dan iman banyak dijelaskan dengan pendekatan sains seperti kimia, fizika dan biologi. Sebagai contoh, fungsi atom dalam kaca mata tauhid banyak dijelaskan dalam koleksi Rasail Nur. Inilah yang banyak menarik saintis untuk mengkaji lebih mendalam Rasail Nur.
  • Selain itu, dakwah yang dikembangkan Rasail Nur adalah jihad maknawi, yaitu melalui kalam dan pena. Said Nursi tidak suka berkonfrontasi dengan pemerintah. Inilah yang menjadikan Rasail Nur lambat laun diterima baik oleh masyarakat Turki dan akhirnya membumi di seantero dunia Islam.
BACA JUGA  Tafsir Ayat Perang: Melihat Konteks Qs. al-Taubah [9]: 29 dalam Tafsir Buya Hamka

Dr. Muhammad Widus Sempo

Senior Lecturer Faculty of Quranic and Sunnah Studies,

Universiti Sains Islam Malaysia (USIM)

Orcid ID: https://orcid.org/0000-0003-1489-2129

Researchgate Id: https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Widus_Sempo

Hp:  +601139391641

 

 

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru