25.9 C
Jakarta
Array

Keistimewaan Nabi Besar Muhammad Saw (Bagian VII)

Artikel Trending

Keistimewaan Nabi Besar Muhammad Saw (Bagian VII)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Khitan merupakan salah satu bentuk kebersihan yang diajarkan oleh Rasulullah saw bagi umatnya. Bahkan khitan diwajibkan bagi kaum laki-laki dari umatnya. Khitan yang pertama kali adalah ajaran Nabi Ibrahim as ini sudah dicontohkan langsung oleh Nabi Besar Muhammad saw. Hanya saja Beliau berbeda dengan orang pada umumnya yang harus melalui proses khitan. Nabi Muhammad saw sudah otomatis terkhitan pada awal kali muncul di dunia ini. Sehingga khitan Beliau istimewa karena Beliau memang manusia istemewa.

Ayah dari Abdullah bin Abbas, Abbas bin Abdul Muthalib yang tak lain adalah paman Nabi saw, menceritakan bahwa beliau hadir saat Nabi Besar Muhammad lahir dalam keadaan terkhitan. Sang Kakek, Abdul Muthalib, sangat bahagia sekali dengan kelahiran Beliau saw dan menaruh harapan besar pada Muhammad kecil saat itu. Riwayat ini ditulis oleh al-Baihaqi.

Selain riwayat al-Baihaqi dari Abbas bin Abdul Muthalib, masih banyak riwayat lainnya yang menegaskan keistimewaan Nabi saw ini. Bahkan menurut al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak-nya menilai hadis tentang terkhitannya Nabi saw saat dilahirkan sudah mencapai derajat mutawatir saking banyaknya riwayat yang ia temukan. Tercatat ada Abu Nuʻaim al-Ashfihani, Ibnu ʻAsakir yang juga meriwayatkan dari Abbas bin Abdul Muthalib. Selain itu Ibnu ʻAdy dan Ibnu ʻAsakir juga meriwayatkan dari jalur Ibnu Abbas. Ditambah lagi riwayat Ibnu ʻAsakir dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar.

Ke-mutawatiran informasi ini menjadi tambah valid lagi seiring ditemukannya riwayat al-Thabrani dari Anas bin Malik yang menyatakan bahwa Rasulullah saw sendiri juga menceritakan keistimewaan yang diberikan kepada Allah kepada Beliau saw;

مِنْ كَرَامَتِي عَلَى رَبِّي أَنِّي وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ سَوْأَتِيْ

Salah satu keistimewaanku yang diberikan Allah swt adalah aku dilahirkan dalam keadaan terkhitan dan tidak ada seorang pun yang pernah melihat kemaluanku.

Ada juga riwayat al-Thabrani, Abu Nuʻaim dan Ibnu ʻAsakir dari Abu Bakrah yang menyebutkan bahwa Jibril mengkhitan Nabi saw ketika membersihkan hati Beliau saw. Tentu riwayat ini kontradiksi dengan riwayat mutawatir yang ada. Namun tidak perlu dibenturkan antara keduanya. Sebab Jibril membersihkan hati Nabi saw tidak hanya sekali akan tetapi empat kali. Salah satunya ketika Nabi saw masih bayi. Dari sini tidak ada pertentangan antara semua riwayat yang ada.

Salah satu sahabat yang berasal dari kalangan Ahlu Kitab bernama Kaʻb al-Ahbar menginfromasikan bahwa kitab mereka menyebutkan Nabi Adam dan 13 nabi lainnya semuanya lahir dalam keadaan terkhitan. Mereka adalah Adam, Syits, Idris, Nuh, Sam, Luth, Yusuf, Musa, Sulaiman, Syuaib, Yahya, Hud, Saleh, dan Muhammad saw. [Ali Fitriana] Wallahu Aʻlam

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru