28.2 C
Jakarta
Array

Keistimewaan Nabi Besar Muhammad Saw (6)

Artikel Trending

Keistimewaan Nabi Besar Muhammad Saw (6)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Berbicara tentang keistimewaan Nabi Besar Muhammad saw memang tidak ada habisnya (Lihat https://www.www.harakatuna.com/harakatuna/keistimewaan-nabi-besar-muhammad-saw-5.html.  Masing banyak kebiasaan Rasulullah saw yang tidak pernah dilakukan oleh siapapun yang belum terkupas oleh tulisan serial ini. Kali ini penulis mencoba mengulas sekelumit tentang sosok Nabi Muhammad yang tidak pernah menerima sedekah. Baik itu sedekah wajib yang lebih dikenal dengan zakat maupun sedekah sunah pada umumnya.

Keistimewaan ini menjadi salah satu ciri yang dideskripsikan oleh kitab-kitab suci terdahulu. Tidak sedikit riwayat yang menegaskan hal itu. Mulai dari Sahl Maula Khaitsamah sampai Salman al-Farisi yang tahu ciri seorang Rasul baru yang tidak menerima sedekah itu dari salah seorang pendeta. Hingga akhirnya membuat dirinya untuk berkelana mencari sang Rasul yang dimaksud tersebut. Singkat cerita Salman bertemu dengan seseorang yang konon katanya adalah sang Rasul, dialah Nabi Muhammad saw. Menghadaplah Salman al-Farisi membawa sedekah yang diserahkan dihadapan beliau saw untuk memastikan apakah persis seperti informasi yang ia terima. Ternyata benar, sang Rasul saw tidak menyentuhnya malah memanggil para sahabat untuk memakan sedekah tersebut. Inilah salah satu penggalan cerita keistimewaan dan Ciri Rasulullah saw yang membuat Salman al-Farisi memplokamirkan keislamannya.

Yang perlu dicatat adalah Nabi Muhammad saw tidak menerima sedekah akan tetapi menerima hadiah, sebagaimana riwayat Asiyah ra. Jika beliau saw menerima suatu barang dari orang lain bisa dipastikan itu adalah hadiah. Sebagaimana seorang wanita Yahudi yang menghadiahkan sebuah hidangan daging bagi beliau. Daging itu diterima, dan belakangan diketahui oleh Rasul saw daging tersebut beracun yang membuat beliau jatuh sakit. Alhasil sedekah dan hadiah itu dua hal yang berbeda. Yang satu diberikan atas nama sukarela. Sementara hadiah diberikan atas dasar penghormatan dan penghargaan.

Sejumlah ulama mengkaji hikmah dibalik ‘pengharaman’ sedekah bagi diri Rasulullah saw. Salah satunya adalah karena sedekah merupakan kotoran hasil pembersihan harta (QS al-Taubah [9]: 103). Tentu sesuatu yang kotor tidak pantas disandang dan diterima oleh Nabi saw. Selain itu orang yang bersedekah lebih tinggi dari orang yang disedekahi sebagaimana ilustrasi sang Nabi saw, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Sehingga menerima sedekah tidak seimbang dengan tingginya kedudukan dan kemulian sang Nabi saw. berbeda halnya dengan hadiah yang pemberiannya didasarkan pada penghormatan dan penghargaan.

Oleh karena itu -berdasarkan pernyataan Nabi saw dalam riwayat Muslim bahwa keharaman ini juga berlaku bagi keturunan beliau saw- para ulama memandang keharaman menerima sedekah wajib (baca: zakat) bagi keturunan Rasulullah saw. Ditambah lagi kisah yang diriwayatkan al-Bukhari saat Nabi saw berusaha mengeluarkan kurma sedekahan yang terlanjur dimakan oleh cucunya, Hasan kecil. Akan tetapi ditemukan khilafiah berkaitan tentang penerimaan sedekah sunah bagi keluarga Nabi saw. Wallâhu A’lam (Ali Fitriana)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru