29.9 C
Jakarta

Kehadiran Lagu “Aisyah Istri Rasulullah” di Tengah Pandemi Virus Corona

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKehadiran Lagu “Aisyah Istri Rasulullah” di Tengah Pandemi Virus Corona
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sampai detik ini masyarakat Indonesia, termasuk saya, dibuat panik dengan pandemi Virus Corona yang konon virus ini berasal dari negara China, lebih tepatnya di kota Wuhan. Sorry, saya menyebut China tidak bermaksud “menyalahkan” (tanda kutip sebagai penegasan) China. Sekali lagi tidak. Malah, saya senang berteman dengan orang China alias Tionghoa, karena orangnya baik-baik.

Pandemi Virus Corona sudah membuat jutaan, bahkan miliaran orang di penjuru dunia panik. Tidak perlu—bila enggan berkata zalim—menghubungkan persoalan virus ini dengan sesuatu yang dapat memecah persaudaraan. Usut demi usut virus ini “buatan” manusia untuk mengurangi angka kepadatan manusia atau virus ini diduga sebagai “tentara Allah” yang bertugas memerangi orang yang membangkang di muka bumi.

Semua praduga yang di-cocoklogi-kan masih bersifat persepsi. Persepsi itu hanyalah syak-wasangka semata. Sehingga, kebenarannya belum dapat dipertanggungjawabkan. Seharusnya, diikutsertakan akal yang sehat agar tidak terjebak pada medan persepsi. Menentang persepsi yang dialamatkan oleh sebagian orang, pakar tafsir Indonesia Prof. Quraish Shihab berkata dengan cara pandang yang logis, “Jika Virus Corona adalah tentara Allah, secara tidak langsung tenaga medis itu musuh Allah.”

Sebaiknya, pandemi Virus Corona ini dianggap sebagai musibah yang diberikan oleh Tuhan kepada hamba-Nya. Cukuplah kita saling menghibur saat dalam situasi genting saat ini. Saling mensupport satu sama lain. Tidak menjatuhkan sebagian pihak demi kepetingan yang bersifat individual. Jangan memperkeruh suasana karena egoisme masing-masing. Bangun sikap optimis dan positive thinking, kalau bahasa pesantrennya, “husnu azh-zhan”, bahwa di balik musibah ini pasti ada hikmahnya.

Salah satu cara menghibur diri, termasuk juga orang lain, adalah memperbanyak berdoa dan berikhtiar menghadapi Virus Corona. Jangan hanya mengandalkan doa saja. Doa tanpa ikhtiar sia-sia. Sebaliknya ikhtiar tanpa doa tercela, karena terlihat sombong. Sebuah ikhtiar, seperti yang disarankan tenaga medis dan tentunya masyarakat sudah banyak yang tahu, bisa menjaga kebersihan, menghindari kerumunan, dan sering mengkonsumsi makanan yang bergizi, lebih-lebih yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Makanan yang bergizi, bila meminjam istilah Al-Qur’an, adalah “halalan thayyiban”, halal lagi baik.

BACA JUGA  Definisi Hari Tenang di Tengah Maraknya Kampanye di Media Sosial

Sebuah ikhtiar lain untuk menghibur, salah satunya, mendengarkan musik. Sebuah musik yang sekarang lagi booming di media sosial dan mampu menghapus kegelisahan batin akibat Virus Corona adalah lagu Aisyah Istri Rasulullah. Sebuah lagu religi ini mengisahkan percintaan Rasulullah dan istri tercinta Aisyah. Percintaan dua hamba Allah ini tak kalah, bahkan lebih romantis dari percintaan Romeo-Juliet dan Layla-Majnun.

Booming-nya lagu tersebut di Indonesia secara tidak langsung menunjukkan ikhtiar masyarakat menghibur diri dengan musik selama menghabiskan aktivitas di rumah. Masyarakat sudah jenuh dihadapkan dengan informasi Virus Corona setiap hari. Mengonsumsi informasi angka masyarakat positif Corona malah mengusik ketenangan jiwa. Setiap waktu dibuat takut untuk menghadapi masa depan karena merebaknya virus yang sulit terdeteksi ini.

Menghibur diri merupakan bentuk penyembuhan (healing) psikologis. Jiwa yang terhibur akan terhindar dari stress. Jalaluddin Rumi termasuk tokoh sufi yang menjadikan musik sebagai salah satu penyembuhan jiwa dari kegelisahan hati. Sehingga, Rumi menjadi tokoh fenomenal yang dikenang namanya sepanjang masa. Lebih dari itu, Rumi mampu menghilangkan persepsi sebagian orang yang melihat musik itu sesuatu yang terlarang.

Pentingnya menghibur diri dengan musik juga pernah menyentuh hidup Nabi Muhammad Saw. Begitu beliau berkunjung ke kota Madinah, sahabat Anshar menyambut kehadiran beliau dengan shalawat yang dapat disebut dengan musik religi. Nabi Saw. tidak melarangnya, malah membiarkan. Maksudnya, bermusik itu boleh-boleh saja.

Saya ikut senang kehadiran lagu Aisyah Istri Rasulullah dapat menghapus kejenuhan masyarakat Indonesia begitu setiap hari hanya disuguhi informasi meningkatnya angka masyarakat positif Corona. Semoga lagu ini dapat menjadi healing yang mampu menyembuhkan mereka yang sedang sakit dan mencegah virus dari mereka yang sehat. Saya pikir lagu ini dapat meningkat imunitas tubuh juga. Selamat mendengarkan![] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru