Harakatuna.com. Jakarta. Adanya ujaran kebencian yang muncul di ruang publik sangat tidak pantas. Terlebih jika hal itu disampaikan dalam acara keagamaan yang seharusnya sakral dan bersih dari cela. Melihat hal tersebut, KH Marsudi Syuhud menyampaikan pentingnya mengedepankan akhlak.
“Tidak sekadar tentang Islam saja, tidak sekadar iman saja, tapi juga tentang akhlaknya, menyampaikannya, dan caranya,” ujarnya pada salah satu program stasiun televisi nasional swasta, Selasa (5/11/2017).
Dengan mengedepankan akhlak, ia yakin Indonesia bakal menjadi negara yang beradab dengan demokrasinya yang rapi serta dapat berpegang teguh dengan apa yang telah disepakati.
“Saya yakin ke depan Indonesia akan menjadi negara yang beradab, negara yang mayoritas umat Islam,yang demokrasi nya juga jadi, demokrasinya tertata, saling menghormati, dan akan saling bisa memegang teguh apa yang telah bersama-sam kita sepakati,” katanya.
Kesepakatan itulah yang ia sebut sebagai muahadah wathaniyah.
“Kesepakatan bersama untuk berbangsa dan bernegara sesuai aturan-aturan yang terlah disepakati,” jelasnya.
Untuk menjaga muahadah wathaniyah itu, boleh berbeda pendapat atau pandangan. Tetapi harus tetap menjaga keselamatan bangsa sebab itulah tujuannya.
“Boleh kita berbeda pendapat, boleh kita berbeda pandangan, boleh kita berbeda cara menyampaikannya, tapi kalau sudah menyangkut bangsa ini harus selamat, maka inilah tujuannya,” kata Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah, Jakarta, itu.
Syakirnf