29.7 C
Jakarta
Array

Kebrutalan Teroris dan Misi Perdamaian yang Tak Pernah Selesai

Artikel Trending

Kebrutalan Teroris dan Misi Perdamaian yang Tak Pernah Selesai
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pada bulan Mei ini, segenap masyarakat Indonesia berduka. Penyebabnya tidak lain dan tiada bukan adalah aksi biadab para teroris yang membuat kekacauan hingga menyebabkan banyak nyawa melayang. Yang pertama terjadi di Markas Komando Brigadir Mobil (Mako Brimob) tanggal 9 Mei. Sementara kejadian kedua tidak berselang lama, yakni pada tangg 13 Mei kemarin; terjadi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya. Bahkan, hari ini (14/5), Surabaya, tepatnya di Mapolres, kembali diguncang bom (lagi). Dari kejadian tersebut, sedikitnya 11 orang meninggal dunia. Dan ada puluhan yang luka-luka. Sungguh brutal, bukan?

Tragedi demi tragedi teror yang mendera Indonesia tersebut memiliki banyak pesan bagi segenap masyarakat Indonesia, khususnya warga Muslim. Betapa tidak. Pemilik saham terbesar bangsa ini adalah orang Muslim, sehingga, secara otomatis, apa-apa yang terjadi di negeri ini, merupakan tanggung jawab orang Islam, terlebih sebagai mayoritas.

Aksi teror di gereja juga memberikan pesan sekaligus tamparan bagi kita semua bahwa jiwa toleransi antarumat beragama sangat rendah dan nilai perdamaian yang selalu dijaga oleh segenap bangsa Indonesia menjadi tercabik-cabik.

Namun demikian, masyarakat tidak boleh terpovokasi dengan aksi teror dan bom bunuh diri ini. Tetap tenang dan mengambil sikap mengutuk tindakan biadab adalah dua sikap bijak yang harus diterapkan oleh para tokoh agama dan juga masyarakat secara umum.

Saling tuduh dan menebar provokasi adalah sikap yang harus dijauhi. Pasalnya, tindakan teror dan bom bunuh diri, salah satu tujuan utamanya adalah, menciptakan ketidakstabilan dalam kehidupan bermasyarakat. Singkat kata, jika masyarakat terpovokasi oleh teror dan bom bunuh diri, maka sejatinya masyarakat turut menjadi bagian dari pewujudan teror dan aksi bom bunuh diri tersebut.

Tulisan ini tidak akan menjustifikasi bahwa pelaku teror dan bom bunuh diri yang terjadi dalam waktu belum lama ini adalah berkaitan erat dengan Islam. Sebab, Islam mengutuk teror, apalagi bom bunuh diri untuk menciptakan ketidakstabilan negara. Jika pelaku adalah orang Islam, misalnya, bukan berarti bisa dikaitkan dengan Islam. Mereka tidak lain hanyalah oknum yang sedang membajak agama Islam.

Misi Perdamaian

Tragedi bom bunuh diri di Surabaya kemarin, memberikan gambarakan betapa perdamaian dan kedamaian Indonesia masih harus terus dikencangkan gaungnya dan implementasinya dalam berkehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam bahasa Haidar Nasir, bahwa pelaku pengebom di Surabaya tidak akan bisa mencoreng wajah Islam yang ingin perdamaian. Kepada saudara non-muslim yang tertimpa musibah, kita bersaudara, kita selamanya akan terus bersaudara. Kita akan terus menjaga kedamaian Indonesia.

Terus menjaga kedamaian Indonesia merupakan penggalan pesan yang harus mampu ditangkap oleh segenap masyarakat Indonesia, tanpa membedakan agama Ras, Suku, Golongan dan sejenisnya. Misi perdamaian adalah kerja profetik yang tak pernah selesai. Artinya, jika manusia lengah sedikit saja menerapkan perdamaian dalam kehidupannya, maka dunia ini akan cepat hancur karena kejahatan dan teror yang akan berkuasa.

Oleh sebab itu, terorisme, yang menjadi biang kekecauan dan ketakutan umat manusia, harus dijadikan sebagai musuh bersama. Jika sudah menganggap sebagai musuh bersama, maka para tokoh agama harus bersama-sama menabuh genderang perang melawan terorisme.

Sebagai penegasan, misi perdamaian merupakan misi kemanusiaan yang sangat mulia. Rasa aman dan nyawan dalam berkehidupan beragama, bermasyarakat, dan berbangsa harus selalu tercipta. Semua itu akan menjadi mimpi di siang bolong jika tidak mendapatkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

Selama masih ada kehidupan di dunia, perdamaian harus tetap tercipta. Oleh sebab itu, setiap pribadi, harus menempatkan diri sebagai duta damai. Duta damai bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan dunia. Sebab, hanya mengutuk tindakan terorisme saja tidak cukup!

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru