31 C
Jakarta
Array

Ke-Rahim-An Tuhan Untuk Kaum Beriman

Artikel Trending

Ke-Rahim-An Tuhan Untuk Kaum Beriman
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

 Sejatinya makna rahmân dengan rahîm masih satu sumber yaitu rahmat-Nya. Semuanya tahu jika Allah swt merupakan sumber segala rahmat. Bahkan dalam hadis qudsi tersebutkan bahwa rahmat Allah digambarkan sebanyak 100 rahmat. Hanya satu saja rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi sehingga seorang ibu dapat mengasihi anak-anaknya hingga kasih sayang seekor burung mencari makan untuk anak-anaknya. Sehingga kedamaian tercipta di muka bumi. Dari satu rahmat itu pun Nabi saw sebagai utusannya menyandang gelar rahmat bagi sekalian alam. Lalu sisanya 99 rahmat masih digenggam oleh Allah swt. Sebagian besar akan diberikan kelak di akhirat.

Kaitan rahmat Allah swt dengan akhirat sangatlah erat. Para mufasir dan pakar bahasa mengartikan rahîm yang menjadi salah satu sifat dan asmâ’ al-Husnâ-Nya dengan ‘Maha Penyayang terhadap orang-orang mukmin ketika di akhirat’. Memang rahmat (kasih sayang) Allah swt sangatlah luas. Saking luasnya kaum mukminin bisa masuk ke surga bukan karena amal saleh mereka. Namun berkat rahmat Allah swt yang meliputi mereka. Ke-rahim-an Allah swt bagi kaum beriman di akhirat begitu terasa. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan mulai syafaat (pertolongan), tanpa hisab, hingga memandang ‘wajah’ Allah swt Yang Maha Indah.

Selain berkaitan dengan akhirat, rahîm oleh para ulama juga dikaitkan dengan kaum beriman. Bahkan kaitan ini khusus bagi mereka sehingga terasa spesial. Sebab berbeda dengan Rahmân, sebagaimana tulisan seri sebelumnya, rahmat (kasih sayang) yang diberikan oleh Allah swt bagi seluruh makhluk, baik itu Muslim, non-Muslim, binatang, manusia, jin dan lain sebagainya tanpa pandang bulu. Sehingga tampaklah ke-rahim-an Tuhan spesial untuk kaum beriman.

Namun yang perlu digarisbawahi bahwa rahîm bukanlah kata yang hanya melekat pada Allah swt. Siapapun berhak menyandang titel sifat rahîm. Asalkan ia mempunyai kasih sayang di atas rata-rata manusia terhadap apapun dan siapapun. Ini bisa dilihat dari gelar yang disematkan oleh Allah swt bagi Nabi Besar Muhammad saw dalam QS al-Taubah [9]: 128, yaitu raûf rahîm. Gelar ini disematkan karena bentuk kasih sayang Nabi saw terhadap seluruh makhluk-Nya, baik hewan, tumbuhan, jin dan manusia terlebih lagi kepada para mukminin.

Semoga kita semua mampu meneladani sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah saw. Sehingga kita bisa berakhlak dengan sifat-sifat mulia Allah swt. Sebagaimana dianjurkan oleh para ulama untuk takhallaqû bi akhlâq Allah (berkahklah dengan sifat-sifat Allah swt yang Mulai. Tentunya bukan sifat-sifat yang khusus bagi-Nya semisal al-Mutakabbir, al-Rahmân dan lain sebagainya.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru