26.1 C
Jakarta

Kata Muhammadiyah Soal Maraknya Penangkapan Teroris di Yogyakarta

Artikel Trending

AkhbarDaerahKata Muhammadiyah Soal Maraknya Penangkapan Teroris di Yogyakarta
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yogyakarta-Belakangan ini marak penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Mabes Polri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bagaimana respons Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, atas penangkapan tersebut?

“Ada dua ranah yang harus menjadi perhatian. Pertama ranah hukum, jadi tindakan teroris yang menimbulkan kekacauan, bom bunuh diri, ngebom di tempat publik apapun latar belakangnya itu ya harus ditindak secara hukum,” jelasnya.

Hal itu disampaikan Haedar kepada wartawan di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, di Jalan Cik Ditiro No 23, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Sabtu (21/12/2019).

“Yang kedua lihat sumber masalah terorisme, di hampir setiap negara itu kompleks. Nah, kan sekarang Indonesia juga sudah melakukan pendekatan soft approach, pendekatan yang melihat terorisme dari banyak sebab, lihat akarnya,” lanjutnya.

Menurutnya, dengan menggunakan pendekatan yang tepat dan mengetahui sumber masalahnya, maka pemerintah akan lebih mudah dalam menanggulangi terorisme. Pemecahan atas sumber masalah inilah yang harus dilakukan.

“Kalau sumber masalahnya tidak dipecahkan dan tidak diselesaikan ya sarang (terorisme) itu akan tumbuh,” sebutnya.

“Nah, adapun Muhammadiyah maupun saya menawarkan moderasi itu sebagai suatu langkah agar menghadapi radikalisme tidak dengan pendekatan radikal,” tuturnya.

BACA JUGA  Tim Da’i Polri Gelar Safari Ramadhan di Masjid Assyuhada Desa Betaua

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan pemerintah, kata Haedar, ialah blocking area. Menurutnya, blocking area diperlukan agar tidak timbul generalisasi atas kelompok masyarakat tertentu.

“Misalkan kita bilang DIY ini apa betul DIY menjadi sumber terorisme? Itu perlu keseksamaan, apa hampir semua kecamatan (ada terorisme) dan sebagainya Ini perlu dipetakan, jangan-jangan hanya ada titik-titik tertentu,” jelasnya.

“Supaya apa? Tidak ada generalisasi. Kalau sudah generalisasi nanti gaduh, kalau sudah gaduh nanti pendekatannya pun menjadi riuh, menjadi pendekatan serba keras,” pungkas Haedar.

Seperti diketahui Densus 88 Mabes Polri melakukan penangkapan sejumlah terduga teroris di Kota Yogyakarta dan Sleman. Penangkapan terduga teroris tersebut dibenarkan Polda DIY maupun Polres Sleman.

Terduga Teroris pertama yang ditangkap ialah MZ, warga RT 08, RW 13, Dusun Kadisono, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Sleman. MZ diamankan Densus 88 di kawasan Berbah pada Rabu (18/12/2019) pagi.

Di hari yang sama Densus 88 juga menciduk FA, warga RT 01, RW 01, Kampung Bintaran Kulon, Kota Yogyakarta. Kemudian petugas kepolisian juga dilaporkan menggeledah sebuah rumah di Patehan Lor, Kota Yogyakarta.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel Terkait

Artikel Terbaru