Harakatuna.com. Jakarta. Kapolri Jenderal Pol HM Tito Karnavian tampil sebagai pembicara di sebuah forum terbatas ‘The Pyramid Club’ di kawasan Good Wood Hill, Singapura, pada Jumat (25/8) malam. Di klub eksklusif itu, Tito berbicara mengenai masalah terorisme dan radikalisme.
“Saya diundang bicara tentang radikalisme dan terorisme di Indonesia, Asia Tenggara, dan global,” kata Tito Karnavian, kepada detikcom, Sabtu (26/8/2017).
Tantangan terorisme di Indonesia, negara-negara Asean dan secara global di beberapa negara di dunia, menjadi salah satu topik yang dibicarakan oleh mantan Kadensus 88 Polri itu. Tito menyarankan untuk mencegah terorisme itu tidak hanya dilakukan dengan penegakan hukum, akan tetapi perlu aranya kerja sama elemen nasional, regional dan internasional.
“Bukan hanya penegakan hukum dan operasi upaya paksa, tapi juga perlu kerja sama elemen nasional, regional dan internasional dalam bidang soft power termasuk membendung penyebaran ideologi radikal dan menyelesaikan konflik secara damai di wilayah muslim seperti Siria, Irak, Afganistan dan Filipina Selatan,” jelasnya.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan istri, serta mantan PM Singapura Goh Chok Tong, Menteri Luar Negeri Singapura, Commissioner of Singapore Police Force Hoong Wee Teck, dan Dubes RI untuk Singapura Ngurah Swajaya.
The Pyramid Club adalah perkumpulan yang sangat eksklusif dan berpengaruh di Singapura. Dulunya, The Pyramid Club adalah sebuah secret community yang dibentuk oleh para tokoh utama Singapura saat perjuangan melepaskan diri dari Malaysia.
The Pyramid Club beranggotakan sekitar 250 orang, terdiri dari perdana menteri, anggota kabinet, elit politik dan CEO perusahaan terkemuka di Singapura. Setiap 3 bulan sekali anggota klub eksklusif ini berkumpul dan mengundang seorang pembicara dari dalam atau luar negeri tentang topik tertentu.
Pertemuan The Pyramid Club berlangsung tertutup, dan tak bisa diliput wartawan. Dalam forum tersebut, Tito memaparkan permasalahan terorisme secara global tanpa teks dalam Bahasa Inggris, selama 1 jam.
Kegiatan tersebut diselingi dengan sesi tanya-jawab yang tentunya dalam Bahasa Inggris juga. Berbagai pertanyaan muncul dari hadirin, mulai dari bagaimana cara pencegahan terorisme hingga harapan bagaimana meningkatkan hubungan persahabatan Indonesia dan Singapura, dengan meninggalkan rasa saling curiga apalagi membenci sebagai tetangga yang tinggal di kawasan yang sama.
Dalam kesempatan ini, Kapolri juga mengajak istri dan ketiga putra-putrinya, yang mendapat sambutan hangat dari Lee Hsien Loong dan mantan PM Goh Chok Tong. Di akhir acara, Tito tampak akrab dengan PM Lee, keduanya pun menyempatkan diri untuk wefie.
Tito juga membagikan buku karangannya berjudul “Explaining Islamist Insurgencies” kepada hadirin. Acara yang diselingi dengan perjamuan tersebut berlangsung hangat dan akrab.
Detik.com