31 C
Jakarta
Array

Kampus Terpapar Radikalisme, Kenali Faktor-Faktor Lahirnya Terorisme

Artikel Trending

Kampus Terpapar Radikalisme, Kenali Faktor-Faktor Lahirnya Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Badan Nasioanal Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan hampir semua perguruan tinggi negeri sudah terpapar radikalisme. Radikalisme diklaim bisa memicu terorisme, sehingga perlu ditangani secara serius.

Terorisme menjadi masalah serius dihadapi dunia secara global termasuk Indonesia. Aksinya yang meresahkan membuat negara-negara terus meningkatkan sistem pengamanannya. Lalu dari mana sebenarnya terorisme itu lahir dan apa saja faktor-faktornya?

Pengamat terorisme sekaligus Direktur The Community Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya mengatakan bahwa terorisme merupakan sebuah fenomena kompleks yang lahir dari beragam faktor. Dia membeberkan tiga faktor pemicu terorisme yakni domestik, internasional dan realitas kultural.

“Faktor domestik seperti kesenjangan ekonomi, ketidak-adilan, marginalisasi, kondisi politik dan pemerintahan, sikap represif rezim yang berkuasa, kondisi sosial yang sakit,dan faktor lain yang melekat dalam karakter kelompok dan budaya,” kata Harits kepada wartawan, Minggu (27/5/2018).

Faktor internasional adalah adanya ketidak-adilan global, politik luar negeri yang arogan dari negera-negara kapitalis seperti Amerika Serikat. “Imperialisme fisik dan non fisik dari negara adidaya di dunia Islam, standar ganda dari negara super power dan sebuah potret tata hubungan dunia yang tidak berkembang sebagaimana mestinya,” ujar Harits.

Keudian faktor realitas kultural yang melahirkan terorisme sering timbul pada subtansi atau melalui teks-teks ajaran sebuah agama yang interpretasinya cukup variatif.

“Ketiga faktor tersebut kemudian bertemu dengan faktor-faktor situasional yang sering tidak dapat dikontrol dan diprediksi, akhirnya menjadi titik stimulan lahirnya aksi kekerasan ataupun terorisme,” pungkas Harits.

Sebelumnya Direktur Pencegahan BNPT, Hamli dalam sebuah diskusi di Menteng, Jakarta, Jumat lalu mengatakan bahwa hampir semua kampus negeri dari Jakarta hingga Jawa Timur sudah terpapar paham radikalisme. “Yang banyak kenak itu di fakultas eksakta,” katanya.

 Tapi, Harits Abu mempertanyakan parameter radikal yang dimaksud BNPT. “Karena selama ini ada over simplikasi soal relasi radikalisme pemikiran dengan aksi terorisme. BNPT saya lihat radikalisme pemikiran dianggap menjadi akar terorisme dan konklusi ini sangat debatable,” ujarnya.

Dia menilai BNPT terjebak pada paradigma framework cultural dalam memahami radikalisme yakni membedah perilaku, sikap dan perbuatan sebagai penjelmaan nilai, sistem kepercayaan atau ideologi.

“Jika terjebak pada framework ini sebenarnya akan makin sulit menjelaskan secara tuntas, lengkap dan obyektif tentang sebab terjadinya teror,”ujarnya.

sumber: Okezone.com

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru